•3

35 4 0
                                        

Sebelum baca ceritanyaa, jangan lupa vote comment and share yaa!!! Cek juga youtube kita karena disitu ada potongan perjalanan menuju villa loo!! Linknya aku taro diakhir part ini yaa!!

Btw Happy Birthday buat real lifenya Hendraa!! Sebenernya udah tanggal 27 Agustus sih. But it's oke lah ya!! Panjang umur ya!! Semoga ga dapet terror dari 'mereka'.

_______________________

BRAKKKKK

"Eh pak kenapa??" Tanya Cahya dan Sinta kaget. "Ma-maaf, bapak kayak nabrak orang" jawab Supir itu.

Tama dan Risal turun dari mobil dan melihat apa yang terjadi.

Tidak ada apa apa.

Hanya ada gulungan rambut hitam yang tersangkut di plat nomor mobil yang mereka naiki.

Mereka saling menatap satu sama lain, dan—

"Hei!! Kenapa ngelamun?? Ada apa??" Tanya Sinta dari jendela mobil, "Ga—gapapa!! Cuman akar doang." Jawab Risal

Tama mengerutkan dahinya, "Akar??"

"Nanti kita bahas udah divilla... Gaenak kalo dijalan" ucap Risal. Tama dan Risalpun kembali kedalam mobil dan mereka melanjutkan perjalanan.

Beberapa jam kemudian mereka masuk ke desa. Namanya Desa Ujung.

Mungkin karena letak desa ada berada dipenjuru dan diujung.

Mungkin.

Cahya dan yang lainnya disambut hangat oleh warga dan sebut saja Pak RT.

"Silahkan kalian tinggal lurus kesana nanti ada villa diujung sana" ucap Pak RT.

Merekapun berjalan menuju villa, Santi merasakan ada yang tidak beres disini. Karena ada gerak gerik yang sangat mencurigakan.

Setelah sampai digerbang villa, Cahya saling pandang dengan Santi.

"Yakin mau tidur disini??" Bisik Sinta kepada Cahya.

"Ya... Mau gimana lagi?? Kita muncak lusa, harus istirahat juga kan" Bisik Cahya.

Mungkin suasana hati Sinta udah baik. Tapi gue masih penasaran sama makhluk yang dibelakang Sinta. Batin Cahya.

"Kita mau diem disini sampe kapan?? Heh Tama!! Kunci gerbangnya dimana??" Tanya Hendra. Tama menyengir, "Gue gatau hehe" jawab Tama dengan wajah tak berdosanya.

"Begonya mendarah daging sumpah!! Terus kita mau tidur dimana?" Tanya Sidiq yang kesal karena teman yang satu ini selalu ceroboh.

"Naik pager aja, ga tinggi amat" jawab Sinta. Semua menatap Sinta dengan tatapan tak percaya, "Pala lo ga tinggi. Lima meter anjir!!! Lo jatoh, nyawa lo yang terbang" ucap Risal.

"Tunggu!!!!"

Cahya dan yang lainnya menengok ke belakang, ada dua orang lelaki seumuran sedang berlari kearah mereka.

"Ada apa ya??" Tanya Cahya.

"Kenalin nama gue Aji"

"Gue Zul. Kita kesini disuruh pak RT buat kasih kunci ke kalian, kalau ada apa apa bilang ke kita aja. Rumah gue sama Aji disana" Zul menunjukkan rumah yang tak jauh dari villa.

"Oh oke, makasi ya" ucap Cahya. Tama pun membuka pintu gerbang villa tersebut.

Semua memandang takjub, karena taman sangat bersih dan rapi. "Yauda kita kedalem aja, istirahat" ajak Hendra sambil merekam pemandangan villa.

Tama membuka pintu villa tersebut, villa itu sangat besar. Ada dua tingkat, diatas ada satu kamar tidur dan satu kamar mandi lalu ruang keluarga. Sementara dibawah ada dua kamar tamu dan ruang tamu tak lupa dapur, kamar mandi dan pintu belakang yang menuju kolam renang.

"Sin, Cahya... Kalian mau tidur dimana??" Tanya Risal, "Atas aja deh" Jawab Sinta yang disetujui oleh Cahya.

"Yauda gue keatas dulu ya buat beres-beres, kalian istirahat. Nanti malem kita barbequean dulu, ajak juga Zul sama Aji" ucap Cahya. Merekapun menuju kamar masing-masing untuk beristirahat.

Cahya yang pastinya sekamar dengan Sinta, Hendra dengan Sidiq sementara Risal dengan Tama.

Sinta sedang melihat kearah luar villa, pemandangan yang tak pernah ia lihat di kota. Udara disini sejuk, banyak anak kecil maupun se usianya bermain petak umpet di sore hari.

"Sin, lo lagi apa??" Tanya Cahya, Sinta tak menjawab pertanyaan itu. Ia terlalu fokus memperhatikan seorang anak kecil yang rambutnya dikuncir.

Anak itu sangat mirip dengannya.

Sangat.

Anak kecil itu membalas pandangan Sinta, ia tersenyum lebar -yang membuat Sinta agak ketakutan- dan melambaikan tangan kepada Sinta.

"Sinta?"

"Eh iya apa??" Ucap Sinta, Cahya menghampiri Sinta lalu memandang keluar. "Lo lagi liatin apa??" Tanya Cahya.

"Gue lagi liatin anak kecil main petak umpet" jawab Sinta.

"Si-sinta. I-itu bukan anak—"

"CAHYAAA!!!! SINTAAA!!!"

Ada suara teriakan dari lantai bawah, itu suara teriakan Tama.

"Eh kenapa tuh??" Ucap Cahya yang terkejut mendengar suara teriakan, "Gatau. Susulin ayok!!" Sinta dan Cahyapun keluar kamar dan menuju kebawah.

"Ada ap—"




_____________
Gais jadi ada sedikit video youtube tentang perjalanan dari kota ke villa.

h

ttps://youtu.be/YQP0T37ZGtg

See you in the next part~

Misteri Diujung DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang