BAGIAN 10

31K 3K 682
                                    

Setiap manusia telah ditentukan akan takdirnya.

.

.

Mark menatap Haechan yang sedang mendapatkan penanganan dari dokter, tak lama mata Haechan pun terbuka, Mark hendak menghampiri Haechan, tetapi ia mengurungkan niatnya karena saat ini dokter masih memeriksa Haechan.

"Dimana aku?" Tanya Haechan menatap sekitar, nuansa serba putih membuatnya bingung, tetapi sesaat ia sadar saat melihat dokter sedang memeriksanya.

"Kau pingsan, Tuan Mark membawamu kemari. Boleh bertanya sesuatu?" Tanya dokter tersebut, Haechan mengangguk, jantungnya pun berdetak dengan cepat, ia dalam kondisi baik-baik saja bukan?

"Apa akhir-akhir ini anda sering merasa mual? Atau keluhan lainnya?" Tanyanya.

"Ya, akhir-akhir ini tubuhku mudah sekali lelah juga, ya mungkin karena pola makanku tidak teratur saja, aku pun sudah meminum obat magh." Ujar Haechan. Sang dokter pun hanya tersenyum.

"Jangan minum obat sembarang lagi, jaga pola makan anda Tuan, tekanan darah anda pun sangat rendah. Hindari pekerjaan berat karena itu semua dapat mengganggu perkembangan janin-janin anda tuan." Haechan terdiam sejenak. Darahnya terasa mengalir begitu dingin. Janin?

"Ja-janin?" Tanya Haechan memastikan.

"Ya, kasus ini cukup langka, tetapi tidak saya sangka saya dapat menangani ini. Usianya sudah 3 minggu, sudah kami lakukan pemeriksaan Lab dan Usg dan hasilnya positif. Selamat." Haechan mengusap perutnya, ada perasaan senang bahkan takut dalam benaknya.

"Tetapi, apa ia sehat?" Tanya Haechan, sang dokter pun tersenyum kembali.

"Tak usah di cemaskan, tuan Mark mengalami gangguan Autism jika dilihat bukan karena faktor gen, kecelakaan yang membentur kepalanya saat dalam kandungan adalah kemungkinan itu semua." Haechan terdiam, ya. Kecelakaan yang disebabkan olehnya.

"Tuan Jung, selamat sebentar lagi anda akan menjadi seorang Appa. Tuan Haechan sedang hamil." Ujar dokter tersebut. Mark masih terdiam.

"Haechanie hamil? Itu berati ada bayi dalam perut Haechanie?" Tanya Mark, sang dokter pun terkekeh dan mengangguk.

"Iya Tuan, dan ada 2 bayi yang akan hadir. Mereka bayi-bayi anda." Mark pun terlihat begitu riang, ia senang karena dokter tersebut mengatakan ia akan mendapatkan bayi dari Haechan. Mark menghampiri Haechan yang tersenyum menatap Mark, Haechan mengusap perutnya.

"Ada bayi-bayi Markie di dalam sini?" Tanyanya. Haechan pun mengangguk. Mark mengusap lembut perut Haechan dan menciumnya dengan begitu lembut, rasanya begitu nyaman saat Mark melakukan itu semua.

"Tuan Mark Jung terlihat sedikit dewasa setelah menikah. Tak aku sangka ia pun memahami posisinya akan menjadi orangtua." Ujar sang dokter, Haechan menatap sekilas dokter tersebut dan tersenyum, ia masih setia membiarkan Mark membelai dan menciumi perutnya yang masih rata. Di dalam sana, dua malaikat tumbuh. Tuhan mempercayakan mereka kepada Haechan, Haechan pun pasti akan menjaga buah cintanya dengan Mark.

.

Setelah selesai melakukan pemeriksaan, Mark dan Haechan pun mengunjungi Jaehyun, tapi tak lama, karena mereka lekas kembali pulang. Kondisi Jaehyun tak menunjukan kemajuan sedikit pun, tetapi Haechan berharap dengan berita kehadiran cucu-cucunya Jaehyun akan mencoba bangun dari tidur panjangnya.

Mereka dalam perjalanan pulang saat ini, tak hentinya senyum mengukir bibir Haechan. Haechan merebahkan kepalanya pada bahu Mark, Haechan pun meraih tangan Mark dan meletakkannya pada perut Haechan. Rasanya ia ingin menjerit riang mengetahui ada janin dalam perutnya.

Mianhae, Because I'm Idiot [Markhyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang