290820 (LBC2shooting Goldfish)

521 57 11
                                    

"Astaga.. ini nggak bener nih," Mama berdecak panik saat termometer Plan bunyi. Angkanya mencapai 39,5 derajat.

"Plan... sayang, bangun ya? kita ke rumah sakit sekarang!"

Plan nggak berkutik, masih melungker di kasur.

"Plan..." mamanya mengelus lagi rambut dan kepala Plan, baru kemudian ada gerakan dan erangan lemah.

"Kalau nggak kuat jalan mama telpon ambulan aja ya?"

"nggak.... kemaren udah kesana..."

"Ini demam kamu tinggi lagi. udah 39,5..."

"Nggaak.. Sini napa Maa.." Plan meregangkan tangannya, minta di peluk. Kebiasaan kalo lagi sakit pasti manja kebangetan.

Kemarin sebenernya dari RS pulang sama PiPrim, padahal sang kakak udah ngotot kalo lebih baik rawat aja, tapi yang namanya Plan keras kepalanya emang nggak ada lawan.

Sambil meluk Plan, mama berbisik, "Sekarang jam 5 pagi... nanti jam 9an bangun terus makan habis itu ke rumah sakit ya?"

"hmmm.."

###

Pagi itu Plan benar-benar ke rumah sakit, diantar ayahnya sebelum berangkat kerja (tanpa sarapan, karena waktu nyium bau makanan Plan malah mual), tapi bukan rumah sakit tempat Prim kerja soalnya nggak sejalan sama arah kantor si ayah. Kenapa nggak ikut PiPrim aja sekalian kerja di RS? karena pasti di jalan diocehin "ngeyel" "keras kepala" "otak batu" sama kakanya itu perkara kemaren udah dipaksa rawat inap.

Turun dari mobil, mama langsung minta suster yang lewat buat sediain kursi roda, karena kalau jalan, Plan pasti sempoyongan. Dari rumah ke mobil aja sempoyongan apalagi dari pintu utama rumah sakit sampai ruang periksa. Ayahnya harus langsung ke kantor sementara Mama nggak akan sanggup bopong Plan sendiri.

"Harus di tes swap sama rontgen dulu..." Mama Plan mendatangi Plan yang sedang duduk di kursi rodanya sambil main HP, "kamu dicurigain Covid, sayang.... Mama jadi lemes ini..."

"Nggak ih tenang aja, aku udah nggak sesek kok. kalopun sesek itu karena batuk. kemarin habis uap udah nggak batuk," ujar Plan, pura-pura optimis. Tapi dalam hati dia sama sekali nggak tenang, jadwalnya masih padat apalagi besok masih harus syuting LBC.. nggak akan lucu kalau dia jadi penghambat jalannya syuting, karena demi Jasin, dia pemeran utama!!

"Ma, aku telpon PGong dulu,"

Mamanya memberi izin.

"Plan? Gimana? udah enakan? katanya kemaren ke RS?" tanya PGong halus, nadanya terdengar khawatir.

"Aku udah di RS lagi, disuruh tes swap..." kata Plan lemah, "tadi subuh sampai 39,5 derajat..."

"Astaga!" PGong memekik, "Kok bisa tinggi lagi gitu???"

"Nggak tahu... maaf ya Pi.. ini kayaknya syuting bakal molor..."

"Nggak usah pikirin syuting dulu woi! kamu sembuh dulu aja. Tes swapnya sekarang?"

"Masih nunggu antrian. Dan kayaknya bakal rawat inap sih ini, Mama udah bawel."

"Kamu pingsan?"

"Nggak.. sempoyongan doang,"

"Mimisan nggak?"

New Journey, New ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang