Keringat bercucuran membasahi wajah. Deru nafas pelepas lelah dibuat lebih teratur, saat langkah demi langkah diambil.
Kim Soo Hyun, seorang lelaki mantan anggota Angkatan Laut Korea Selatan yang kini memilih menjadi penjudi kelas kakap dengan jutaan dolar yang sudah berhasil ia menangkan selama ini, setengah berlari menyusuri dek luar. Mengenakan baju olahraga tertutup yang membuat peluh semakin membanjiri tubuh, ditambah bermandikan cahaya matahari senja, kini ia berhenti dan bersandar pada pagar pembatas.
Nafasnya sedikit terengah. Sudah satu jam setengah ia habiskan untuk berolahraga, memutari seluruh bagian kapal pesiar yang bisa ia lalui, dan berakhir di bagian ujung, menampilkan pemandangan Samudera Pasifik yang luas dan teduh, berikut sang surya yang hendak menenggelamkan diri di ufuk barat. Soo Hyun mengatur nafasnya, menghirup udara segar dengan satu tarikan panjang, lalu menghelanya. Rasanya sudah cukup untuk hari ini, pikirnya dalam hati. Ia harus segera kembali ke kamar untuk mandi dan bersiap mengikuti pesta malam pergantian tahun nanti malam di Ballroom.
Sambil bergegas menuju kamarnya, melewati bagian lobi utama dimana banyak orang sedang berlalu lalang, tak sengaja ia menabrak seseorang ketika hendak menaiki tangga.
"Ups, maaf, aku tidak sengaja," kata orang tersebut.
Soo Hyun tidak mempermasalahkan hal itu. Tapi yang menarik perhatiannya, lelaki yang menabraknya barusan terlihat sangat kebingungan.
"Kau mencari seseorang? Atau suatu tempat, barangkali?" Soo Hyun bertanya ramah.
"Yeah, aku mencari dapur. Tapi sepertinya aku tersesat dan tak tahu sedang berada dimana saat ini," jawab lelaki itu tertawa canggung sambil menggaruk tengkuknya.
"Yang aku tahu dapur bukanlah sebuah tempat yang bisa dikunjungi sembarangan oleh penumpang."
"Aku bukanlah orang yang senang mengikuti aturan."Sebagai seseorang yang pernah mengabdi pada negara di bidang militer, dan bertemu dengan berbagai tipe manusia termasuk musuh secara langsung, Soo Hyun mampu menangkap hal aneh dari lelaki di depannya ini.
"Bukankah lobi utama ini terlihat sangat mengagumkan?" katanya, mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan besar itu.
Lobi utama kapal pesiar itu merupakan sebuah ruangan luas nan besar dengan interior super mewah. Terdapat lift penumpang yang menuju ke enam lantai bagian kapal, lampu gantung besar menghiasi bagian tengah, lantai dan tangga beralaskan marmer dengan pegangan dari kayu ek, bagian ini layaknya sebuah lobi di hotel berbintang terkenal.
"Sangat mengagumkan," lelaki di depan Soo Hyun ikut memandang ke seluruh bagian lobi utama dengan tatapan kagum. Jelas sekali matanya terlihat berbinar.
"Boleh aku tahu namamu?"
"Jaemin. Na Jaemin," sebut lelaki itu, masih mengagumi setiap penjuru lobi.
"Jaemin, sepertinya kau lupa jika seluruh penumpang kapal pesiar ini melewati ruangan menakjubkan ini saat pertama kali masuk. Dan ada tur khusus dari kru kapal juga," kata Soo Hyun, sukses membuat Jaemin sedikit terperanjat.Mulut lelaki kurus itu hanya membuka tanpa mengatakan sepatah kata pun. Kegugupan terpancar jelas di wajah mulusnya.
"A... aku..."
"Dapur utama ada di sebelah sana," Soo Hyun menyela ucapan Jaemin, menunjuk pada bagian satu lantai di bawah," kau bisa menuruni tangga itu, belok ke kanan dan akan menemukan pintu menuju kabin kelas ekonomi, melewati pintu itu, berbelok ke kiri dan kau bisa menemukan pintu dapur," jelasnya.Jaemin mengikuti setiap petunjuk dari Soo Hyun dengan cermat.
"Terima kasih, Tuan," katanya dengan senyum melengkung.
Soo Hyun memberikan gestur mempersilakan, sementara ia mulai berjalan menaiki tangga. Di ujung tangga ia sempat melihat Jaemin melakukan petunjuknya tadi. Sambil menggeleng kecil, Soo Hyun melanjutkan langkah kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRITON
FanficRMS Triton, sebuah kapal pesiar mewah, membuat perjalanan antar samudera dari Busan, Korea Selatan, menuju ke Los Angeles, Amerika Serikat. Mantan Walikota sekaligus mantan pemadam kebakaran Busan, Hyun Bin, menjadi salah satu penumpang di kapal pes...