Chapter 03

482 23 2
                                    

"Mm..mmhh...haa.... uhnnn..."

Napas pendek-pendek dan terasa berat di keluarkan anak itu. Rune tahu walau anak itu tak mengenalnya, anak itu juga menyatakan ketidak sukaannya akan sentuhan dari Rune di garden, tapi anak ini tak bisa berbuat apa-apa saat ini,  Rune mencium, melumat dan memainkan lidah anak ini. Perlahan lidahnya turun menjejaki leher anak itu terus turun sampai ke area dada anak itu. Sekekali aku juga menciumi dan meninggalkan jejak kemerahan di tubuh anak ini. Rune tahu ia tidak seharusnya meninggalkan jejak seperti kissmark di tubuh anak ini. Tapi meninggalkan tanda di tubuh anak ini seperti memuaskan suatu hasrst yang tak ingin ia sebutkan. Ia memainkan satu puting anak itu dengan lidahnya, menjilat, menghisap guna memberikan rangsangan pada puting itu.

"Nggh...mm..mh.. aa..aah.. aah..."

Rune cukup menikmati erangan dan lenguhan yang di keluarkan oleh mulut anak itu. Bisa di katakan puting anak ini cukup sensitive. Anak ini merespon dengan baik setiap sentuhannya dengan desahan manis. Rune berganti posisi, kini ia menjilati puting yang lain, ia menghisap, mengigit dan menciumi daerah puting itu.

"Nggh!"

Seperti orang pada umumnya, mendengar desahan anak itu tentu saja memacu libido dari Rune. Apa lagi saat Rune tahu penis anak itu mulai bangun karena rangsangannya, Rune mengarahkan tangannya turun, mencoba menggapai penis anak itu. Sampai di penis anak itu Rune merasakan ada sedikit cairan precum di ujung penis yang sudah mengeras itu.

Iapun menghentikan aktifitasnya di dada anak itu. Kali ini ia akan mulai memberi rangsangan pada penis anak ini.

"Sayang." Ia berbisik ke telinga anak itu sebelum kembali mencium bibir ranum milik anak itu. Ia mulai mengocok penis anak itu sambil berciuman. Rune merangsang penis anak itu untuk semakin mengeluarkan carian precumnya.

"Mmm..mmmmhhhh... uunnn..nnh.." Lenguhan anak itu terdengar semakin panjang. Jari-jarinya menggenggam lengan Rune, entah apa maksudnya.

Di sisi lain Rune sudah mabuk karena rasa sukanya atas desahan desahan yang keluar dari mulut anak itu. Ia semakin bersemangat memainkan penis anak itu. Merasakan tekstur kulit yang khas pada batang kemaluan anak itu, memaikan kedua bolanya, menggocok batang itu, juga memaikan kepala dan ujung lubang urin anak itu dengan tangannya. Ia terus memberikan rangsangan pada tubuh anak itu.

Dimainkan seperti itu terus, membuat anak itu akhirnya tidak tahan dan akhirnya mengeluarkan cairan putihnya sambil melenguh panjang, "Nnn... mm..hnghh....!"

Rune memandang puas tubuh yang kini di penuhi cairan manis anak itu. Nafas anak itu agak tesengal karena baru saja cum untuk pertama kalinya. Mungkin ini hal baru yang anak itu belum pernah alami. Rune menatap 'karya'nya, anak itu pasti sudah terjerat rasa nikmat yang baru saja ia perkenalkan.

"Sayang, sekarang giliranku ya."

Ini tujuannya bagaimanapun, ia sudah membuat anak itu cum, karena itu anak ini harus membalasnya. Penisnya sudah berkedut dari tadi. Juniornya benar benar ini menggasak masuk ke lubang anal anak ini. Ia berlutut di depan lubang anak itu. Ia merapalkan sihir untuk meredam rasa sakit dan melicinkan lubangnya. Ini adalah sex pertamanya ia tak mau anak ini kesakitan dan malah menggagalkan persetubuhan mereka. Tapi Rune juga tak cukup sabar untuk melakukan rimming atau fingering jadi ya, ia memilih merapal sihir pain dullness dan self-lubricants. This sex will be quick and dirty. Ia menggesek gesekkan penisnya di antara kedua bokong anak itu, memutar mutar kepala penisnya di cincin lubang anak itu.

"Sayang aku masuk ya." Runepun mulai memasukkan kepala penisnya ke lubang anak itu.

...!!! Tubuh anak itu agak melejit kaget.

"Aa.... aahh... nnn..nh..."

Anak itu berusaha bergerak untuk menghindar, tapi gerakannya cukup lemah, karena itu dengan mudah Rune dapat menahan tubuh di bawahnya dan terus memasukkan penisnya ke lubang anak itu yang sangat ketat, lubang yang menjepit penis Rune rapat.

Love HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang