"Apa aku harus membunuh tirani itu?" Athanasia yang sedang merenung tak sadar jika ada yang menghampirinya."Adik ayo main Boneka!" ajak Zenith dengan polos tanpa beban.
Athanasia pov
"Kau mengajak ku huh?" tanya ku memastikan.
"Tentu saja, Adik!" balas Zenith
"Kau tau apa jawaban nya Tuan Putri?" tanyaku kembali dengan seringai yang menakutkan.
"Apa itu?"
"Tentu saja.... Aku tidak akan melakukan hal itu!" seruku seolah itu adalah jawaban yang sudah pasti.
Tohhh buat apa?! Lagi pula bermain lah dengan Ayahmu
"Kenapa... Adik seperti itu?" tanya Zenith yang hampir menangis ketika aku mengatakan hal itu dengan penekanan.
"Karna aku tak pernah menganggap mu saudara, dan tak akan pernah, toh pemeran utama nya adalah kau" cibiku yang mungkin menusuk hati nya.
"Huwahhhh.. Hiks," Zenith menangis dengan cukup kencang.
Menenangkan nya? Tak ada di kamusku
"Dasar cengeng, padahal kau lebih tua, tapi kau yang lebih lemah" ejekku tanpa merasa bersalah.
Lalu datang lah 3 orang yaitu Claude, Felix, dan Lili.
Lili langsung memeluk Zenith dan menggendong nya berusaha menangkannya.
Claude dan Felix langsung mengintrogasi ku di ruang kerja Claude.
"Apa yang kau perbuat pada nya" tanya Claude menatap ku penuh intimidasi.
Aku langsung menatap mata nya dengan tajam yang menandakan amarah, kekesalan, rasa di khianati, kebencian, rasa ingin membunuh, raut tak suka, semuanya bercampur.
Tohhh aku sudah dapat tatapan itu darinya saat di kehidupan ku yang pertama
Felix dan Claude teekejut dengan tatapanku, tapi Claude langsung memasang wajah datar kembali.
Mereka kaget dengan tatapan ku yang seperti itu namun wajah ku tetap tenang.
"Aku hanya tak ingin bermain dengan nya," ungkap ku.
"Kenapa kau menolaknya?" tanya Claude.
"Kekanak kanakan, dan suruh dia berenti memanggil ku Adik" sanggahku.
"Jika kau bukan Tuan Putri Mungkin aku akan membunuh mu" ancam Claude
"Dan jika aku bukan Tuan Putri Mungkin aku akan menghancurkan Obelia, balasku.
Dewa Kematian selalu menyertai ku, walau Dewi Kehidupan kadang menyuruh Dewa Kematian untuk tidak memonopoli ku.
"Kau pikir kau bisa melakukan nya?" tanya Claude dengan tatapan dingin.
"Kau pikir aku lemah? Seperti Putri mu?" ejekku dengan seringai dan tatapan merendahkan.
Claude emosi? Sudah pasti, bahkan sekarang dia mengeluarkan sihir untuk membunuh ku.
Tapi aku tetap santai melihat pertunjukan didepan ku.
Toh sihir perlindungan Dewa Kematian dan Dewi Kehidupan bereaksi membentuk Perisai Hitam Putih, dan perlindungan ini juga menyerap mana orang yang menyerang ku.
Bisa ku pastikan Claude akan kehabisan Mana dan akan beristirahat selama 3 hari.
"Berhentilah Yang Mulia, kau hanya menghabiskan mana mu" peringatku.
Claude langsung menghentikannya karena dia sadar mana nya hampir terkuras.
"Bagaimana bisa.." lirih Claude tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBENCIAN [Suddenly I Became A Princess - Who Made Me A Princess]
HumorFANFICTION! [REVISI] Terlahir Sebagai Athanasia Yang dibunuh :)) Itu sama sekali tak menyenangkan Aku Membenci Zenith! Bedanya di sini Zenith dan aku tinggal dalam istana yang sama!!!!??? Tapi ya seperti yang kalian tau. Claude, Raja Tirani itu men...