chapter 3

0 0 0
                                    


Sudah pukul jam 8 malam, quila telah selesai melakukan pekerjaannya bergantian dengan rekan kerjanya yang mengambil shift malam hari.  Quila mendekati alzar yang saat ini sedang memainkan HP-nya. para wanita yang melihat alzar berbisik-bisik melihat ketampanan alzar namun banyak juga yang menjelekkan dirinya karena bisa berdekatan dengan alzar. Sedari tadi alzar mengerjainya untuk memberikan pesanannya yang berkali kali dan dia hanya ingin quila yang mengantarnya membuat quila jengkel dengan alzar manusia pembuat onar.

“masih mau main? Gue mau pulang” ujar quila dengan nada kesal

“Oh udah selesai? Ayo pulang, jangan marah Mulu ga baik untuk wajah” ujar alzar dengan candaan yang sangat tidak lucu bagi quila.

Quila langsung keluar dari kafe tanpa menunggu alzar yang sekarang sepertinya sedang tertawa. Quila yang sudah tepat didekat motor kebanggan alzar ia menoleh  kebelakang mencari alzar yang tidak sampai sampai dan ternyata alzar masih didepan pintu kafe yang sedang berfoto dengan cewe cewe yang sedari tadi membicarakan nya, quila yang melihat itu langsung bergidik geli.

“ woi!! Mau pulang ga!? Gue pulang sendiri kalo Lo ga mau pulang” teriak quila membuat alzar berlari dari cewe cewe yang keras kepala meminta foto.

“ngambek? Sorry tadi gue dipaksa. Lo udah makan?, Mau makan dulu?” tanya alzar berturut turut namun tak dijawab oleh quila. Ia hanya diam menunggu alzar menggunakan jaket dan helm nya.

Selama perjalanan tidak ada yang membuka suara. quila dengan pikirannya yang memikirkan Hugo untuk memberikan bekal besok sedangkan alzar sedang berfikir bagaimana cara agar quila ingin bicara padanya. Tiba tiba alzar  membelokkan motor nya menepi untuk mengajak quila memakan sesuatu agar ia ada waktu untuk bicara. Quila yang melihat alzar tiba tiba menepi ia langsung memukul bahu alzar.

“kak pulang udah malem. Bunda gue pasti nyariin kalo tau gitu gue pulang sendiri aja. ngabisin waktu gue aja.” Ujar quila dengan nada sangat sinis.

“marah marah Mulu Lo, gue mau ngajak Lo makan! Ayo udah ikut aja” ujar alzar seraya menarik tangan quila untuk turun dari motor menuju ketempat pedagang kaki lima.

Quila yang ditarik hanya mengikuti langkah alzar yang membawanya kesalah satu tempat yang seperti kedai. Quila bingung dengan maksud alzar, kenapa dia membawanya kesini.

“Lo blom makan iyakan?” Tanya alzar mendekat kan wajahnya tepat didepan wajah quila.

“Udah, jangan sok tau” ujar quila mengerjapkan matanya karena kaget dengan perilaku alzar yang tiba-tiba mendekatkan wajahnya.

“kenyataannya Lo blom makan, gausah bohong ga ada guna Lo tahan laper cuman karena gengsi. ga akan ada yang mengakui Lo hebat karena ga makan seharian” ujar alzar dengan nada datar namun wajahnya terlihat sangat tegas. Mungkin ia kesal dengan quila karena sangat keras kepala.

“Kok Lo ngegas? Biasa aja kali lagian gue ga laper apa urusannya sama Lo!?” ujar quila terpancing emosinya karena ia sudah merasa lelah saat ini makanya emosi nya tak bisa dikontrol. Quila yang merasa ia hilang kendali ia menghirup udara dalam dalam untuk menenangkan dirinya sendiri.

“di dengar baik baik, ga ada guna Lo tahan laper Cuma karena gengsi. Apa nada gue tinggi? Gue ngasih tau Lo jangan terlalu keras kepala ga baik” ujar alzar matanya semakin menajam membuat nyali quila menciut dan menundukkan kepalanya

“Iya sorry gue salah” ujar quila dengan suara sangat kecil namun terdengar oleh alzar. Alzar pun yang mendengar hanya tersenyum.

“Lo pesen sesuka Lo, gue yang traktir hari ini” ujar alzar hanya dibalas anggukan kecil oleh quila membuat alzar gemas dengan gadis satu ini

“Angkat kepalanya, pesen sekarang ntar keburu malem gaenak sama bunda Lo” ujar alzar yang sambil meminum teh hangatnya

“ayam goreng boleh?” tanya quila dengan mata yang berbinar

“Terserah”

“Lo yang pesen donk kak gue malu”

“Ada ada ajaa Lo, tinggal pesen aja pake malu. Yaudah gue yang pesenin” ujar alzar lalu ia memesannya langsung.

Setelah memakan makanannya keduanya langsung pulang mengantarkan quila. Quila turun saat sudah sampai tepat digang rumahnya.

“makasih traktir an nya, makasih udah nganterin” ujar quila

“sama sama, besok mau gue jemput?” tanya alzar melepaskan helm nya

“Engga usah, emang Lo tukang ojek?” gurau quila seraya tersenyum

“ yaudah gue balik” ujar alzar lalu memasang helmnya kembali

“Iya hati hati kak”

Motor besar alzar pergi dari hadapan quila dengan cepat. Quila yang sudah melihat motor alzar semakin jauh ia kembali berjalan kedalam gang kecil itu.

“Assalamualaikum” salam quila saat membuka pintu rumahnya.

Quila mencari keberadaan manusia didalam rumahnya namun sepertinya bunda dan ayahnya belum pulang. Quila langsung masuk kedalam kamarnya dan merebahkan tubuh nya diatas kasur yang mungkin sudah sebaiknya diganti.

  Quila merentangkan tangannya seraya menatap langit langit atap kamarnya. Fikirannya melayang memikirkan seseorang yang selalu mengganggu mimpinya. Dia Hugo laki laki misterius berwajah datar namun quila menyukainya entah kenapa. Jika di bandingkan masih banyak cowo tampan namun ia lebih menyukai kakak kelas aneh itu. Iya, menurut quila, Hugo manusia aneh dia jarang berbicara, tersenyum. Tapi siapa yang tidak ingin menjadi pacar seorang es batu tampan seperti dia?, Sepertinya tidak akan ada yang menolak jika dia menyatakan perasaannya.

Quila kembali tersadar dari lamunannya ia keluar dari kamar menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu ia kembali ke kamar dan  langsung tertidur memejamkan matanya agar besok ia tidak kesiangan lagi.

TEKAN BINTANG NYA JANGAN LUPA.
kali ini gaje banget sih : ).

D I V E R S OTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang