Quilaa kali ini langsung pergi ketempat kerjanya tanpa mengganti baju sekolahnya. Tiba ditempat kerjanya ia langsung melayani pelanggan yang sudah mengantri seperti biasa kali ini tidak ada yang mengganggu nya. Namun saat sore tiba, cowo berparas tampan itu datang bel yang berada di kafe langsung terbunyi membuat quila langsung menoleh kearah pintu masuk, ia melihat Hugo dengan kawannya berkumpul di kafe ini. Quila yang sedang menganggur setelah tadi ia membuat minuman untuk pelanggan yang terakhir, quila langsung berlari kearah meja Hugo.
“Selamat sore apa ada yang dipesan?” ujar quila dengan senyumannya ia hanya menghadap kearah Hugo mengabaikan teman teman Hugo yang saat ini ada yang sedang bermain game dan ada juga yang sedang melihat nya dengan tatapan aneh.
“Gue pesen vanilla latte satu” sahut temannya yang sedang bermain game di hpnya tanpa melihat quila.
“baik, yang lain apa?” ujar quila masih dengan senyumannya walau sebenarnya hatinya sakit diabaikan oleh Hugo.
Semua temannya memesan satu persatu kini hanya tinggal Hugo yang belum memesan.
“Kakak ga pesan?” Ujar quila dengan mendekati wajah datar Hugo.“Nanti” jawabnya lalu dibalas anggukan kecil oleh quila.
Quila kembali ketempat nya lalu membuat pesanan yang tadi dipesan oleh teman-temannya Hugo, setelah itu ia mengantarkan pesanan itu.
“ini pesanannya” ujar quila menaruh satu persatu minuman dan makanan yang dipesan
“blum mau pesan?” tanya quila kepada Hugo yang masih fokus pada hp nya.
“Kak?” panggil quila lagi namun tidak ada respon
“Jika ingin memesan bisa langsung ke kasir karena waiters sedang tidak ada” ujar quila lalu melenggang pergi menjauh dari meja itu
Quila kembali ketempat kasir lalu ia duduk dilantai yang tertutupi meja kasir itu. Quila memilih melihat lihat video lucu yang bisa menghiburnya saat waktu senggang seperti ini daripada memikirkan Hugo membuat kepalanya pusing setiap hari.
Hingga beberapa menit kemudian seseorang memencat bel kasir quila yang kaget langsung berdiri melupakan bahwa diatasnya terdapat meja membuat kepalanya terbentur. Quila meringis namun ia tetap berdiri.
“ iya apa yang mau dipesan?” tanya quila yang masih mengusap kepalanya dan fokus pada tulisannya.
“cappucino” ujar Hugo
“Baik”ujar quila ia langsung membuatkan pesanannya quila melihat orang yang memesan dengan sekilas. Jantung quila berdegup kencang saat tau yang sedari tadi memesan adalah Hugo orang yang selalu ada difikirannya.
Setelah pesanan jadi quila langsung memberikan nya kepada Hugo kali ini dengan berani ia menatap mata Hugo dengan lengkungan bibirnya yang terbentuk menjadi senyuman yang manis.
“Ini pesanannya calon suami, selamat menikmati” ujar quila seraya menyodorkan pesanan minuman kesukaan Hugo. Hugo mengambil lalu berbalik kembali ketempat duduknya, quila melihat punggung itu sedikit menjauh ia menghela nafas panjang rasanya sangat sesak dadanya.
Quila sudah sampai dirumah sekarang ia sedang mengerjakan tugas yang dikasih gurunya tadi. Namun suara pertengkaran antara bunda dan ayahnya terdengar. Quila yang mendengar itu hanya tersenyum miris, selama 17 tahun ia hidup tiap Minggu makanan sehari harinya adalah melihat kedua orang tua nya bertengkar saling melemparkan cacian dan ayahnya yang dulu sangat kasar dengan bundanya menampar, menendang. Masa lalu itu terus berputar didalam otak quila jika melihat wajah ayahnya. Semua orang bilang jika cinta pertama adalah ayah, tapi sepertinya tidak dengan quila ia sudah lupa bagaimana rasa memiliki ayah yang menyayanginya. Quila berjalan kekasur nya lalu merebahkan badannya dan menutup kepalanya dengan bantal agar tidak mendengar suara keributan itu.
Pagi hari tiba, quila dengan cepat ia bergegas pergi dari rumahnya agar tidak melihat bunda dan ayahnya karena akan membuatnya kepikiran. Quila berjalan seraya menendang batu batu kecil yang berada dijalanan. Kini quila sedang menunggu angkutan hingga beberapa menit kemudian angkutan itu lewat dengan cepat quila melambaikan tangannya berhenti kan angkutan itu setelah nya quila masuk kedalam angkutan itu. Ia melihat jalanan dan awan yang masih sedikit gelap itu membuatnya sedikit tenang.
Quila sudah sampai tepat didepan sekolahnya ia langsung berjalan memasuki pemukiman sekolahnya, namun tidak memasuki ruang kelas karena kelasnya masih dikunci jika jam seperti ini. Quila memilih ke kantin untuk membeli minuman untuk mengisi perutnya yang kosong dan sedikit tidur agar tidak terlalu ngantuk lagipula kantin masih sangat sepi.
Matahari sudah mulai menampakkan cahayanya quila masih di kantin dengan mata yang terpejam. bel masuk sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu.
“Quila! Ngapain kamu di sana!” teriak pak Anhar yang melihat muridnya itu menelungkup kan kepalanya diatas meja. Pak Anhar mendekati quila lalu menggebrak meja nya membuat jika langsung berteriak kaget.
“Astagfirullah pak ga baik kagetin anak murid kalo saya mati muda gimana bapak mau tanggung jawab? Saya belum menikah sama kak Hugo masa udah mati” Ujar jika seraya mengusap dadanya yang masih terkaget.
“Saya benar benar tidak peduli quila! Sekarang kenapa kamu ada dikantin!?”
“Masih pagi pak udah marah marah aja”
“Bel masuk sudah berbunyi! Kamu ngapain berada di sini”
“Hah? Serius pak? Yaudah saya ke kelas ya pak assalamualaikum!” ujar quila bersalaman dengan pak Anhar lalu berlari menuju kelasnya meninggalkan pak Anhar yang melihatnya jengkel dengan menggeleng kan kepalanya tidak percaya ada murid seperti quila yang menyebalkan tingkat akut.
Quila berlari sepanjang koridor untuk kekelasnya. Tiba quila di depan pintu kelasnya ia mengisyaratkan pada teman nya yang melihat quila dengan menaruh satu jari telunjuk didepan bibirnya. Quila berjalan perlahan tanpa suara. Hari ini quila selamat bisa duduk dibangkunya tanpa ketahuan oleh gurunya itu. Quila langsung membuka bukunya dengan cepat dan mengamati apa yang ditulis gurunya didepan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 saatnya para murid SMA galangga untuk mengisi perutnya hari ini. Quila yang mendengar bel istirahat ia langsung menjatuhkan kepalanya keatas meja Zahra dan Fira yang melihat itu meringis seperti merasakan sakit.
“Ayo kantin qii” ujar Zahra
“enggalah gue ga pegang duit besok aja” jawab quila dengan menggeleng kan kepalanya.
“maksud Lo makannya besok?!” Ujar Fira dengan nada sudah kehabisan kesabaran dengan quila semenjak memasuki SMA quila berubah, quila sangat tertutup ia bahkan sudah tidak pernah banyak bercerita tentang kehidupan nya seperti dulu. Sebenarnya hanya Fira yang merasakan perubahan quila akhir akhir ini.
“bukan begitu ayamm, gue makan dirumah nanti”
“ Quila Lo kenapa si!? Kita tuh sahabat Lo! 8 tahun! Kenapa sih!? Lo ga percaya sama kita?”ujar Fira yang sudah menggebrak meja.
“udahlah gausah dibahas. Kalian mau ke kantin kan? Yaudah ayo gue ikut.” Ujar quila lalu berdiri dan berjalan keluar kelas lebih dulu. Fira menggeleng tak percaya dengan perilaku quila saat ini, emosinya sudah diatas ubun ubun. Zahra hanya bisa menghela nafasnya melihat kedua sahabatnya ini bertengkar.
Quila, Fira dan zahra sudah berada di kantin. Quila asik dengan MP3 nya yang baru ia beli beberapa Minggu yang lalu, Zahra dan Fira asik memakan makanannya dengan lahap. Fira sebenarnya merasa jengkel dengan quila yang seolah olah tidak melakukan kesalahan apa apa.
Sampai jam pulang pun quila masih sibuk dengan alat yang bernama MP3 player itu. Quila keluar dari kelasnya dengan berjalan santai ia tak menoleh bahkan tidak menyapa kawannya untuk pulang. Fira masih jengkel dengan quila namun ia tau pasti ada sesuatu dibaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D I V E R S O
Teen FictionAku menyimpan beribu semoga yang tiap-tiap harinya selalu kusiram harap agar cepat terlaksana Perihal aku, kamu, juga segala perbedaan yang membentang, melintang jauh membatasi hati dan rasa yang enggan mati. HAII INI CERITA PERTAMA AKU! KALO MAU TA...