Pagi hari seperti biasanya Ansel di bangunkan dengan berisiknya dering bunyi jam weker miliknya disertai teriakan sang ibu memanggil nya dari lantai bawah. Ansel berdecak kesal lalu segera beranjak dari atas tempat tidur dengan rasa malas dan berjalan dengan terhuyung-huyung menuju lemari pakaian.
"Sekarang jadwal pakai baju apa sih?" Gumam Ansel, ia mulai bingung karena saking banyaknya seragam sekolah dari sekolah sekolah Ansel dulu. Ia pun melirik ke arah jadwal dengan kedua mata yang menyipit
"Oh putih abu abu lagi" gumamnya sambil mengangguk angguk sendiri
Ansel pun berjalan ke kamar mandi dengan malas.
--
Kini Ansel sudah rapih dengan baju putih abu abu nya di sertai rompi berwarna merah yang melapisi baju putihnya. Lalu tiba tiba...
"ANSELION!!!"
Sang ibu berteriak untuk sekian kalinya memanggil Ansel yang tak kunjung turun ke lantai bawah untuk sekedar sarapan. Ansel yang mendengar teriakan ibunya mengacak rambut nya dengan kasar ia pun bergegas turun ke bawah.
"Jam berapa ini gak mau sekolah?!" Bentak sang ibu. Tanpa menggubris Ansel hanya meminum segelas susu dan memakai sepatu lalu berangkat dengan sang ayah menuju sekolah.
--
Sesampainya di sekolah Ansel berpamitan dengan sang ayah lalu bergegas masuk ke dalam gerbang sekolah, saat itu juga matanya menangkap Gion dan juga Yosi yang sama sama ingin masuk ke dalam gerbang sekolah, Ansel sengaja tidak menyapa dan pura pura tidak melihat karena ia terlalu canggung untuk saling bertegur sapa dengan dengan orang yang baru sehari ia kenal.
"YON!!!" Suara Gion nyaring di telinga, namun Ansel terlalu malas untuk menghentikan langkahnya untuk sekedar menoleh ke arah suara. Hingga Gion dan Yosi berada tepat di sampingnya dengan nafas yang terengah-engah.
"Woi kalo di panggil nyaut dong" cibir Yosi
"Emang lu manggil?"
"Yee k*nyuk" jawab Gion dan Yosi bersamaan
Mereka bertiga pun berjalan menuju kelas beriringan.
"Eh" Ansel membuka suara, hingga Yosi dan Gion memberhentikan langkahnya dan menoleh secara bersamaan menghadap Ansel
"Itu" Ansel menunjuk ke arah bangku di depan ruang lab komputer, Yosi dan Gion pun memerhatikan ke arah yang di tujukan oleh Ansel
"Apa sih?" Tanya Yosi jengkel
"Orang yang-.." belum sempat Ansel menyelesaikan perkataannya
"Oh itu si Abian kenapa lo kenal?" Gion memotong ucapan Ansel secara tiba tiba
"Nggak kemarin dia nawarin gue nebeng bareng gara gara gue belum di jemput bokap gue" jelas Ansel, Gion dan Yosi pun mengangguk angguk seolah mengatakan mereka mengerti
"Dia emang baik sih orang nya, doi bintang pelajar di sekolah ini langganan juara lomba kompetisi debat sama sains, banyak di gilain sama cewek cewek di sini terutama si soobin" jelas Gion dengan sedikit meledek ke arah Yosi dengan nama soobin. Ansel pun mengangguk mengerti
"Yee gobl*k jelas gantengan gue lah dari pada si Abian"
"Yeh kok lu sensi Yos santai kali dia juga kagak bakalan mau sama lo" ledek Gion tanpa takut
"Emang anj*ing nih anak" Yosi bersiap memukul Gion, Gion pun berlari sambil tertawa geli.
"Oh pantes aja dia nawarin gue balik bareng, kenapa gue nya segala nethink duluan sih" gumam Ansel sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal. Lalu berjalan menyusul Gion dan Yosi ke arah kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor
Mystery / ThrillerSekolah Internasional Arunika High School adalah sekolah yang terkenal akan beasiswa yang di berikan kepada siswa siswi cerdas pilihan mereka. Namun bagaimana jika para siswa yang mendapatkan beasiswa itu hilang secara misterius setelah turunya huja...