Terlihat seorang cewek keluar dari dalam mobil yang berhenti tepat di depan gedung sekolahannya. Setelah, ia berpamitan dengan kakak laki-lakinya. Dan mobil yang dikendarai oleh kakaknya langsung pergi meninggalkan gedung sekolahannya.
Cewek itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolahnya. Suasana sekolahnya masih sangat sepi, baru beberapa murid saja yang sudah datang. Teman sekelasnya dan keempat sahabatnya juga belum datang, jadi cewek itu memutuskan untuk pergi menuju ke taman sekolahnya.
Menurutnya, mumpung masih pagi dan belum terlalu ramai juga sekadar bersantai untuk menikmati udara pagi yang belum terkontaminasi oleh polusi kendaraan-kendaraan dan aktivitas pabrik yang menggunakan cerobong asap. Jadi udaranya masih sangat fresh dan untuk dihirup oleh hidung kita.
Tidak terasa sudah 15 menit dirinya berada di taman. Ia merasakan ada getaran di saku roknya yang ternyata berasal dari handphone-nya. Ia langsung mengambilnya yang berada di saku roknya dan melihat layar handphone-nya siapa yang meneleponnya. Setelah tahu siapa yang meneleponnya ia segera mengangkat teleponnya.
"Hallo, lo udah dateng, belum?" suara seseorang di seberang sana yang pertama memulai.
"Udah, kenapa?" ujar Nayra kepada orang diseberang sana.
"Kalo udah dateng kok, lo gak ada di kelas? Mana, kelas masih sepi. Sekarang lo lagi dimana?"
"Di taman deket perpustakaan."
"Yaudah, tunggu gue ke sana sekarang."
"Iya, gue tunggu. Bye."
"Oke. Bye, Nara."
Setelah itu, telpon dimatikan sepihak oleh Nayra. Ia menunggu sahabatnya yang katanya ingin menyusul dirinya di taman. Dan tidak lama kemudian sahabatnya itu datang yang langsung duduk disampingnya.
"Woy, Nara! Lo tadi berangkat jam berapa? Ngapain disini sih, bukannya ke kelas? Udah, lama lo di taman?" cerocos Zita begitu sampai di taman sekolah.
"Udah, selesai ngomongnya? Satu-satu dong, lo nanyanya."
"Udah, lah. Ya, tinggal jawab aja, sih."
"Gue berangkat seperti biasanya jam 05.30. Lo tau kan, rumah gue jauh. Ngapain aja, suka-suka gue. Lumayan, lah," jawab Nayra tersenyum.
"Gue nanya serius juga, ih. Malah dijawab kayak gitu."
"Gue juga jawab serius kali, Zit. Mendingan, kita ke kelas aja sekarang, yuk," ajak Nayra sambil berdiri dari duduknya.
"Yaudah, yuk." Zita berdiri dari duduknya juga, lalu berjalan pergi menuju kelas mereka berdua.
🔹🔹🔹🔹🔹"Eh iya, kita bentar lagi mau lulus sekolah nih, ya? Lu mau lanjut kemana rencananya, Nar?" tanya Zita saat perjalanan menuju ke kelasnya mereka berdua.
"Belum tau juga sih, gue— Tapi, gue ada keinginan buat lanjut ke Jogja atau Semarang gitu sih, Ta. Cuman belum tau nanti gimana jadinya," ujar Nayra sembari mengangkat kedua bahunya.
"Kalo lo sendiri, mau lanjut kemana?" sambung Nayra dengan bertanya balik pada Zita.
"Gue sih, palingan di Jakarta atau Bandung. Yah, masih di wilayah atau daerah sini lah, ya, Nar, balas Zita.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADI [ On Going ]
Teen FictionNaara Kiva Fredella. Murid cewek biasa dengan sifatnya yang pediam, pemalu, tidak percaya dirian, dan dia bukan murid terkenal di sekolahannya. Bahkan, ia jarang berinteraksi atau berbaur dengan murid-murid lain. Maka, dari itu tidak ada yang mengen...