Saat Zita, Sera, Niken, dan Lea sudah sampai di kelas, mereka langsung menuju ke tempat duduk masing-masing. Zita melihat Nayra yang sedang membaca novel, seusai memakan bekalnya tadi.

"Aaaa..... Gue seneng banget, Nar," pekiknya tiba-tiba sembari menggoyangkan bahunya Nayra.

Nayra menyingkirkan tangan Zita yang ada dibahunya, lalu menolehkan kepalanya sebentar ke arah sahabatnya itu dengan satu alis terangkat.

"Nara! Lo tau gak, sih? Tadi pas gue jalan dari kantin mau ke kelas, gue lihat cogan. Lo, tau gak siapa cowok itu?" tanya Zita dengan antusias.

Nayra menutup novel yang dibacanya sejak tadi, lalu menoleh ke arah Zita sembari menggelengkan kepalanya. "Nggak tau. Lo ngomong udah kayak rapper begitu," jawab Nayra sewot.

Melihat Nayra sewot, Zita berdecak dan memutar bola matanya malas. "Ih! Lo nyebelin kayak doi yang enggak peka-peka."

"Curhat lo? Lo curhat ke si Nara masalah cowok. Lah, mana ngerti dia, Zit," sahut Niken songong yang duduk dibangku belakang Nayra.

"Ya, walaupun gue gak pernah dekat sama cowok kayak kalian, tapi setidaknya tau sedikit masalah tentang cowok, lah." Kata Nayra tersenyum sinis kepada Niken.

Sera yang mendengar ucapan dari Nayra merasa kasihan kepada sahabatnya itu secara tidak langsung di pojokan. Karena dari mereka berlima hanya Nayra saja yang belum pernah berhubungan dengan seorang cowok sedikit pun. Bisa, dibilang sahabat satunya itu masih polos soalnya permasalahan seperti ini.

Lea menambahkan, "Udah, kalian jangan ribut cuman masalah sepele aja."

"Iya, bener apa yang Lea bilang, tuh. Emangnya, siapa cowok yang lo maksud, Zit?" tanya Sera kepada Zita.

"Rakha. Rakha anak 11 IPS 3, yang ganteng banget itu, Ser. Dia tadi lagi berdiri sama Bobby di depan kelasnya," jawabnya semangat dan dengan raut wajah yang sumringah.

Keempat sahabatnya membalas ucapan Zita dengan ber oh ria saja.

"Lo suka sama itu cowok playboy, Zit?" tanyanya Niken tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih yang dipegangnya.

Zita mengangguk. "Iya, gue suka sama dia."

Lea kembali menatap sahabatnya itu dengan serius. "Tadi, lo gak salah ngomong kan, Zit? Lo suka sama itu cowok?"

Zita menggeleng sambil membuka tutup botol minumannya.

"Rakha, itu bukannya terkenal cowok playboy di sekolahan kita, ya?"

Zita memberengut kesal. Karena, ia tidak suka mendengar sahabatnya menyebut Rakha dengan sebutan 'cowok playboy.' Menurutnya, Rakha bukan cowok brengsek seperti itu dimatanya, cuman gara-gara sering ganti pasangan melulu. Mungkin saja Rakha seperti itu karena belum menemukan cewek yang bisa membuatnya nyaman dan cocok dengannya. Bukan, berarti dia memang brengsek benaran.

"Rakha itu bukan cowok playboy kayak gitu, Lea," kesal Zita.

"Oke lah, terserah lo aja. Jadi intinya lo udah tau juga yang baik dan buruknya buat diri sendiri, kan. Gue, sebagai sahabat cuman bisa kasih pendapat yang baik buat lo, Zit."

"Oke," balas Zita singkat.

Hening.

Seketika keadaan menjadi hening, tidak ada yang berbicara. Semuanya sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Nayra kembali melanjutkan membaca novelnya, sedangkan Zita dan ketiga sahabatnya itu lagi sibuk dengan handphone masing-masing.

🍃🍃🍃🍃🍃

Sekarang kelas sedang free, karena para guru sedang menghadiri rapat dadakan dari sekolah dan para murid sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Hm, Zit anterin gue ke toilet, yuk," pinta Nayra kepada Zita, sahabatnya.

"Males, ah! Sendiri aja sih, Nar. Lo gak bakalan diculik juga," balas Zita masih mode kesalnya.

"Ya udah, kalo lo gak mau nganterin gue ke toilet. Gue bisa sendiri ke sana, kok," kata Nayra sambil melenggang pergi keluar kelas menuju ke toilet cewek di sekolahnya.

Zita yang melihat sahabatnya itu hanya mengedikkan bahunya cuek.

Sera berbalik sebentar ke belakang. "Nara kemana?" tanyanya sembari menunjuk bangku di samping Zita dengan dagunya.

"Toilet," ucap Zita singkat, setelahnya pandangannya fokus kembali ke handphone-nya.

Sera mengangguk. "Tumben banget lo gak anterin dia. Lo tau kan, si Nara enggak biasa keluar kelas sendirian. Lo gak kasihan sama dia, Zit?"

"Kasihan, sih. Tapi gue lagi mager keluar kelas, Ser."

"Hm.... Ya udah, gue mau nyusul si Nara dulu , Zit. Bye," ucap Sera yang langsung lari ke luar kelasnya menuju toilet cewek untuk menyusul sahabatnya, Nayra.

Sera sudah sampai di depan toilet cewek, ia langsung masuk ke dalamnya. Di sana terlihat seorang cewek sedang berdiri di depan kaca yang terdapat di dalam toilet.

Ia menghampiri sahabatnya itu. "Nara," panggil Sera pada Nayra yang masih menatap kaca yang ada di depannya.
Sepertinya Nayra tidak mendengar dan lebih asyik melamun sendiri.

"Nara?" seru Sera sekali Nayra tetap diam dan tidak merespon. Sera menggelengkan kepalanya kuat-kuat yang melihat kelakuan sahabatnya.

"Nara!" teriak Sera di samping dan tepat di telinga Nayra.

Nara terlonjak kaget. "Sera?" ucap Nayra bingung. Sedetik, kemudian ia bertanya kepada Sera masih dengan raut wajah bingungnya. "Kenapa? Kok, lo ada disini dari kapan?"

"Ya, bisa lah, Nar. Gue ada disini udah dari tadi, tau. Lagian lo dipanggilin dari tadi nggak denger-denger, jadinya gue gregetan sendiri sama lo." Sera berujar kesal sembari memutar bola matanya.

Jeda lima detik, Sera menoleh kepada Nayra. "Nar, lo ngapain ngelamun di toilet? Kurang kerjaan banget tau."

"Gak apa-apa, biarin aja gue ini bukan, lo," balas Nara dengan senyum tipis yang terbentuk diwajahnya.

"Terserah lo aja, Nar."

"Emm...sorry, deh, tadi gue benaran gak denger, Ser," ucap Nayra tidak enak hati.

Sera menganggukan kepalanya dan tersenyum hangat. "Oke. Yuk, mendingan kita ke kelas sekarang. Habis ini pelajaran seni budaya, bukan?"

Nayra mengangguk kepalanya. "Iya, Ser."

Setelah itu, Nayra dan Sera berjalan bersama dengan santai di koridor sekolahanya yang sudah mulai sepi dari siswa-siswi, saat menuju ke kelasnya.

Dan selama itu juga, keduanya bungkam. Sera yang biasanya suka mengajaknya berbicara apa saja, kali ini memilih diam saja.

Selang berapa menit, ia sudah sampai di kelasnya dan duduk di bangkunya. Lalu guru jam pelajaran terakhir masuk ke dalam kelas Nara.

Anak-anak memperhatikan, mendengarkan, dan ada juga yang mencatat penjelasan dari guru yang mengajar di depan kelas itu sampai bel pulang berbunyi.









Hallo all! Gimana kabar kalian semuanya? Ohhh iya, jangan lupa vote & komen, ya. Thanks and see you guys! Bye!😘👋

To Be Continue....

NADI [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang