Happy reading and happy weekend semuanya, guyssss!!!!!

〰〰〰〰〰〰


Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid berhamburan keluar kelas tidak terkecuali Nara dan keempat sahabatnya. Mereka berlima berjalan menuju gerbang sekolah.

"Nar, sorry buat omongan gue yang tadi di kelas ke lo, ya," Niken meminta maaf kepada Nayra atas ucapannya waktu di kelas tadi.

Nayra membalasnya dengan deheman singkat saja dan setelahnya ia berkata 'iya' tanpa suara.

"Makasih, Nara," balasnya dengan senyuman di wajahnya.

"Iya."

Ketiga sahabatnya ikut tersenyum juga seperti Niken, hanya Nayra saja yang tidak.

"Oh iya, kalian pulang pada naik apa?" tanya Niken kepada sahabatnya.

"Kalo gue sih, bawa mobil, Ken," ujar Lea.

"Sama. Kalo kalian bertiga, pulangnya naik apa?" Tanya Niken pada para sahabatnya.

Sedetik kemudian Niken menawarkan dan mengeluarkan usulan kepada ketiga sahabatnya. "Kalo, misalnya ada yang naik taksi atau angkot, mendingan pulangnya bareng sama gue aja. Lumayankan, irit ongkosnya buat jajan atau disimpen bisa jadiin tambahan uang saku hari besoknya."

"Sebelumnya sorry, Ken. Gue, dijemput sama supir pribadi papah gue, jadi makasih ya, atas tawarannya, Ken."

"Iya, santai aja lagi, udah kayak sama siapa aja sih, Zit," balas Niken sambil terkekeh.

"Jadi, lo berdua mau bareng gue, Niken atau naik apa?" ujar Lea.

"Hm, yaudah. Gue, bareng lo aja, Ken. Kan, searah rumah kita berdua," ucap Sera sambil cengar-cengir.

"Lo, mau bareng gue enggak, Nar? Mobil gue masih kosong, tuh," tanya Lea dan Niken berbarengan.

"Makasih, atas tawaran kalian berdua. Tapi, gue dijemput sama Kak Azri. Mungkin aja, sekarang dia lagi di jalan," jawab Nayra  kepada sahabatnya.

"Yaudah, kalo gitu kita tungguin aja deh, sampai Kak Azri dateng. Sekalian, hitung-hitung biar gue bisa ketemu sama Kak Azri yang gantengnya minta ampun itu, lho," ucap Lea dibagian akhirnya yang seperti hanya gumaman sambil tersenyum tipis.

"Dih, itu sih, maunya lo aja, Le. Gue sama Sera sih, enggak mau. Gue tau nih, bilang aja pasti lo....biar lo bisa ketemu sama Kakaknya si Nara ya, kan? Mau caper sama Kak Azri," Cecar Niken dengan memicingkan satu matanya pada Lea.

"Enggak tuh, Ken."

"Iya, udah lo ngaku aja deh, Le. Enggak usah pakai ngelak atau bohong sama kita, deh. Iya, enggak girls?" goda Sera pada Lea.

"Sumpah deh, enggak sama sekali. Yaudah, kalo kalian enggak percaya sama gue. Terserah, sih," ucapnya. Setelah mengucapkan itu Lea langsung pergi ke parkiran mobil untuk pulang ke rumahnya. Ia, juga menghiraukan panggilan dari sahabat-sahabatnya yang memanggilnya.

"Yah, itu bocah pakai acara marah segala lagi. Dia kalo sekalinya marah lama banget. Lagian kalian berdua sih, pakai acara ngeledekin si Lea segala jadinya kayak begini, kan," ucap Zita kepada sahabatnya dengan tatapan tajam ke arah Niken dan Sera.

"Udah-udah, kalian jangan saling menyalahkan satu sama lain yang nantinya ujung-ujungnya berantem. Mendingan, kita pikirin gimana biar si Lea enggak ngambek lagi," lerai Nayra pada ketiga sahabatnya yang saling menyalahkan satu sama lain.

"Nah, iya gue setuju tuh, sama apa yang  dibilang si Nara," ujar Zita dengan anggukan kepala.

"Udah, biarin aja. Palingan besok dia udah gak ngambek lagi. Kalian tau itu, kan?" celetuk Sera.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NADI [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang