hai rinjani,
surat ini kutulis saat tanganku sedang dimasuki selang infus, tubuhku yang sudah tak sanggup berdiri dan kepalaku yang sudah tak bisa ku gerakan. maaf, beribu maaf kiranya harus ku tuturkan padamu. aku tiba-tiba menghilang. mungkin saat kau baca surat ini aku berada dirumah duka atau mungkin sudah dibawah tanah.
jangan menangis, rinjani.
semua kisah kita abadi, ku simpan rapi dalam kenangan.
tak bisa menerima kenyataan, dan aku harus pergi. rinjani, walau nantinya aku tak bisa melihat kau lagi, tapi hatiku tetap untukmu.
ku harap kau menemukan laki-laki baik yang akan menemanimu menikmati masa dewasa mu, sampai menua atau sampai ajal.
jangan terdekap melankolia terlalu lama, aku disini, bersamamu, selalu.
your forever lover, aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
aksanjani
Fanfictionkepada aksara, ku kira kita masih saling melempar tawa dalam asmaraloka, tapi nyatanya kini kita didekap melankolia. -rinjani