"Nah, akhirnya kita sudah sampai di tempat yang akan membuatmu sedikit tenang," ungkap Reza sambil tersenyum.
"Inikan sawah, mengapa kamu mengajakku ke sawah?" tanyaku.
"Lihatlah burung-burung yang berterbangan mengelilingi sawah itu, maka kamu akan terbang. Kamu bisa menikmati udara segar sambil melihat indahnya pemandangan dari atas sana," sahut Reza terkikik kecil.
"Hahahaha mana mungkin aku bisa terbang, aku kan bukan burung," jawabku sambil tersenyum.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu ketawa lagi. Tetaplah tersenyum seperti ini. Aku tidak tega melihatmu menangis seperti tadi," sahut Reza sambil menatapku.
"Reza...."
" Iya Intan," jawab Reza sambil melihat ke arahku.
"Terima kasih. Kamu baik sekali. Ketika teman-temanku yang lain menghujatku, kamu datang untuk membelaku. Terima kasih ya..." jawabku dengan nada lembut.
"Iya sama-sama. Itu sudah tugas kita sesama muslim untuk saling tolong menolong."
"Oh iya, aku sering loh datang ke tempat ini. Sekolah kita ini kan mewah, alias mepet sawah. hehehe. Jadi kalau aku sedang galau, aku sering datang di sawah sebelah sekolah kita ini," jawab reza meneruskan ceritanya.
"Baiklah, aku juga akan sering-sering datang ke tempat ini untuk melihat pemandangan sawah yang membuat pikiran menjadi rileks.
Tett....Tett....Tett....
"Eh sudah bel pulang tuh, ayo Intan aku antarkan kamu pulang," sahut Reza sambil menarik tanganku.
"Eh tapi...." jawabku malu-malu.
"Udahlah ayo.... Aku tau kok kamu tidak bawa motor hari ini. Ijinkan pangeran mengantar tuan putri pulang hari ini," jawab Reza sambil tertawa lebar.
"baiklah...." jawabku sambil tersenyum.
****
"Akhirnya sampai juga di kerajaan tuan putri. Hehehe." kata Reza.
"Terima kasih ya.... Kamu menggoda aku terus dari tadi."
"Niatku hanya ingin menghiburmu saja kok. Oh iya orang tua kamu di mana kok sepi?" tanya Reza sambil melihat-lihat halaman rumahku.
"Orang tuaku bekerja. biasanya pulang sekitar jam empat sore." jawabku.
"Oh begitu. Oke aku pulang dulu ya. Tapi kamu jangan nangis lagi," sahut Reza.
"Iya iya....terima kasih ya. Kamu hati-hati di jalan." balasku.
"Iya siap. Assalamu'alaikum." sambil menyalakan mesin motornya.
"Wa'alaikumussalam," jawabku sambil masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasm Of Justice
Ficção AdolescenteKisah Inspirasi gadis sebatang kara yang melawan ketidakadilan di dalam lika-liku dunia.