Engkaukah yang semalam merangkulku dalam suluk, Tuanku
membisikkan ayat-ayat-Nya, dan menghanyutkanku
pada tausyiah panjang, merenda ingatan api paderi
yang belum padam itu
—bara di dadamu.
Kulihat kau terlalu renta, Imamku
tapi cahaya cinta di keningmu begitu unggun
menghentakkan aku dari mimpi berabad silam
bahwa dendam tak harus dirawat, sebab ia luka
kauajarkan aku arti memaafkan di atas kesakitan.
Engkaukah yang menyelempangkan jubah itu, Angku
di keheningan malam temaram dihambur cahaya togok
di sudut bilik surau tempat aku beri'tikaf
melafazkan zikir dan menjahit pikir pada kearifan
setelah kuziarahi kau; kutemukan jalan pulang paling mawar.
Engkukah yang membisik padaku, Tuanku
jalan menuju pengasingan, dari riak hanyut laut fana; dunia
bahwa ada lebuh yang harus ditempuh
berkendara doa-doa, dan di pintu-Nya kita mengetuk
tunduk, abadi dalam kepasrahan.
Padangpanjang, 2019
Biodata:
MUHAMMAD SUBHAN. Penulis dan pegiat literasi Sumatra Barat. Selain menulis puisi, ia juga menulis esai, cerpen dan novel. Esainya satu di antara tiga karya terbaik pilihan kurator Festival Sastra Bengkulu (Bengkulu Writers Festival) 2019. Buku cerpennya "Bensin di Kepala Bapak" lolos kurasi Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) II di Ancol Jakarta 2017, dan puisinya terpilih tiga besar Banjarbaru's Rainy Day Literary Festival 2019 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Di tahun 2017, novelnya berjudul "Rumah di Tengah Sawah" lolos kurasi Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) di Bali, dan di tahun yang sama ia menerima Anugerah Literasi Kategori Pegiat Literasi dari Gubernur Sumatra Barat, dan di tahun 2018 menerima Pin Emas dari Pemerintah Kota Padangpanjang. Berdomisili di pinggir Kota Padangpanjang, Sumatra Barat. Pos-el: rinaikabutsinggalang@gmail.com. Nomor gawai: 0821-6987-7399. Instagram: @muhammadsubhan2.
KAMU SEDANG MEMBACA
pada yang datang pada yang pergi
Poésie"pada yang datang pada yang pergi" kumpulan puisi karya Muhammad Subhan (Padangpanjang, Sumatra Barat.