3. Pacar Orang

13 4 0
                                    

Jadi setelah stalker Farel, walaupun percuma karena 0 postingan Dian masih merasa penasaran. Dirumah pun ia hanya memikirkan Farel, Farel, dan Farel. Begitu kuatkah dampak Farel pada Dian sampai-sampai Dian mengabaikan panggilan Bundanya demi memikirkan Farel.

"Dian? Diandra sayang? Kamu sudah makan? Dian?" Bunda Lala bertanya kepada Dian, tapi Dian masih saja melamun.

"Dian? Eh? Jangan-jangan kamu kesambet setan sekolah lagi, Diaaaaan!"berakhir dengan Bunda Lala yang berteriak menyadarkan Dian.

Dian terkejut.

"Bunda, apaan sih. Dian lagi mikirin kak Farel nih,"gerutu Dian.

"Siapa tuh? Pacar baru kamu?"tanya Bunda.

"Bukan, kakak kelas Dian Bun. Hehe, udah ah Dian mau masuk kamar dulu,"jawab Dian.

Keesokan harinya, Dian berangkat sekolah seperti kemarin. Jadi kelas kembali diacak. Ajaibnya, Dian, Zia, dan Kania satu kelas. Kelas X MIPA 1, yang tentunya masih dipandu oleh Farel. Nanti sepulang sekolah, mereka akan diarahkan untuk mengikuti ekskul, klub, atau organisasi yang mereka inginkan.

"Wah gak nyangka sekelas lagi sama lo,"ucap Dian.

"Bosen njir,"kata Zia sambil duduk dibangku belakang Dian.

"Oh iya, Zia ini Kania temen gue sebangku,"kata Dian memperkenalkan Kania kepada Zia.

"Udah kenal, kita kan tetanggaan,"sahut Kania sambil menoleh ke belakang.

"Yoi, temen main kita,"timpal Zia.

"Wah asyik dong, bisa bikin grub nih kita,"usul Dian.

"Boleh juga,"ini Kania.

"Setuju aja sih,"ini Zia.

Tak lama kemudian, pelajaran pun dimulai. Sebagai awalan mereka harus memperkenalkan diri kepada guru dan teman-teman baru. Zia juga sudah mendapat teman sebangku yaitu Lea, terkenal pendiam dan kutu buku. Tapi gesrek kok kalo sama Dian, Kania , dan Zia. Nama lengkapnya Afalea Sahara,singkat dan simple.

Jam istirahat pun tiba. Mereka berempat pergi menuju kantin untuk makan. Suasana kantin sangat ramai, meja pun hanya tersisa satu. Beruntung mereka segera duduk jadi bisa kebagian. Kania dan Zia memesankan makanan sedangkan Dian dan Lea menunggu di meja. Sambil menunggu makan, ternyata ada Amar dan Farel.

Amar dan Farel tidak kebagian tempat duduk, karena kantin begitu penuh. Lea yang melihat mereka pun segera memanggil.

"Bang Amar!"seru Lea memanggil Amar.

Amar dan Farel menghampiri Lea dan Dian.

"Nggak dapat tempat duduk?"tanya Lea.

"Iya, join boleh nggak?"Amar meminta ijin.

"Boleh kok,"jawab Dian.

Farel dan Amar duduk di depan Dian dan Lea. Kemudian Kania dan Zia datang membawa nampan yang berisikan makanan mereka.

"Wah ada Kak Farel sama Kak Amar nih,"seru Zia.

"Oh iya, numpang duduk ya,"ucap Amar.

"Bang nggak makan?"tanya Lea.

"Udah pesen tinggal nunggu,"jawab Amar.

"Bang? Kalian saudaraan?"tanya Kania.

"Oh iya, jadi gue adeknya Bang Amar. Selisih satu tahun aja, "jawab Lea.

Semuanya terlihat manggut-manggut mengerti kecuali Farel, Amar, dan Lea sendiri tentunya. Semuanya tampak baik-baik saja dan mulai makan. Tiba-tiba...

"Farel, aku mau ngomong sama kamu,"ucap Alika tiba-tiba datang.

"Iya, Mar gue tinggal dulu,"kata Farel.

Dian semakin penasaran. Ada hubungan apa antara Farel dan Alika? Setelah Farel dan Alika pergi, Dian memberanikan diri bertanya kepada Amar perihal rasa penasarannya.

"Kak Amar,"panggil Dian.

"Iya cantik?"sahut Amar sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Dian.

"Iuuuhh..."sorak Lea, Kania, dan Zia bersamaan.

Dian tertawa melihat respon teman-temannya.

"Maaf ya kak mau tanya. Kak Alika siapanya kak Farel sih?"tanya Dian.

Zia menoleh ke arah Dian. "Wah berani juga nih si Dian,"batin Zia.

"Oh lo nggak tau? Alika sama Farel kan pacaran dari awal masuk SMA, awet bener. Aneh,"jawab Amar.

Jleb.

Apakah ini yang dinamakan sakit tapi tak berdarah? Aww...

Tentu saja raut muka Dian berubah. Pupus harapan dia untuk mengenal Farel. Tapi ekspresinya langsung berubah ketika Farel kembali ke meja mereka.

"Masalah apa lagi sih bro?"tanya Amar.

"Biasa, posesif. Gue nggak suka dikekang,"jawab Farel.

Seketika Dian merasa mendapat kesempatan. Farel kurang nyaman dengan Alika, bisa jadi mereka putus. Dimasa itulah Dian akan masuk ke hidup Farel. Begitulah pikirnya, memang itu akan menjadi sebuah pelampiasan. Bahkan Dian akan merebut pacar orang juga.

Setelah dari kantin, Amar dan Farel kembali ke kelas. Begitu pula dengan Dian dan teman-temannya. Menungggu guru masuk, seperti anak cewek pada umumnya mereka juga ngerumpi.

"Kayaknya gue emang suka sama Kak Farel deh,"ucap Dian tiba-tiba.

Zia biasa saja. Berbeda dengan Kania dan Lea yang terkejut dengan pengakuan Dian.

"Serius lo?"tanya Lea memastikan.

Dian mengangguk merespon pertanyaan Lea.

"Eh tapi kan, Kak Farel pacarnya kak Alika,"kata Kania.

"Iya gue juga tadi mikirin itu, nggak tau deh. Mungkin gue simpen aja perasaan gue buat dia,"ucap Dian sambil tersenyum.

"Mana bisa, ntar juga lo bakal bilang ke Kak Farel, gue tau ya sifat lo haha,"kata Zia kemudian tertawa.

Dian cemberut mendengar perkataan Zia. Memang benar apa yang dikatakan Zia. Dian mudah sekali terbongkar perasaannya. Dia tidak pandai dalam menyembunyikan perasaannya. Semua orang akan mudah tau jika Dian menyukai seseorang.

"Pokonya Kak Farel nggak boleh tau kalau gue suka sama dia, titik!"Dian.

###

Votenya dong

Bar-bar GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang