Sejak pertemuanku dengan Lucas dan Chani kemarin, aku terus memikirkan perkataan mereka. Chani mengenal Haechan, mereka dulu adalah teman SMP. Chani tidak menceritakan sedekat apa hubungan mereka dulu, hanya mengatakan padaku bahwa Haechan adalah gadis cantik yang ramah.
Aku ingin bertanya lagi kepada Chani tentang Haechan kemarin, tapi aku menahannya. Dan aku berencana untuk melakukannya hari ini, untuk itulah aku pergi ke kantin untuk menemui Chani dan temanku yang lainnya.
Makan siang di kantin SMA Neo cukup ramai kali ini, bahkan aku harus mengantri cukup lama. Aku melihat barisan murid kelas sepuluh hingga dua belas saling berdesak-desakkan.
Keadaan ini membuatku memikirkan ulang penawaran ibuku tentang bekal makan siang.
Lamunanku diinterupsi oleh pekikan Lucas di telingaku. "Jungwoo sedang membuat masalah dengan si anak baru!" Seru Lucas sambil menyeret tanganku ke pojok kantin untuk melihat apa yang terjadi.
Beberapa murid sedang mengelilingi sebuah meja, aku melihat salah satu gadis bernama Jungwoo sedang berteriak teriak sambil menunjuk seseorang yang sedang duduk dikursi.
Aku tidak dapat memastikan siapa, karena tubuhnya terhalang oleh beberapa murid yang mengerumuni meja tersebut.
"Pergi dari sekolah kami, kau hanya aib! Kau pikir kau siapa? Dapat disejajarkan dengan kami murid sempurna tanpa kekurangan apapun! Apa kau bahkan bisa mendengar teriakanku orang udik!"
Aku mendengar teriakan melengking Jungwoo diikuti dengan gebrakan keras tangannya di meja dan menumpahkan makan siang Lee Haechan ke badannya.
Aku terperanjat dan segera menghampiri kerumunan tersebut. "Apa-apaan kau ini!" Bentakku.
"Kalian pikir kalian siapa bisa memperlakukan Lee Haechan seperti ini? Apa kau sudah merasa benar dengan tingkahmu, Senior?" Aku menekankan kata senior di depan wajah Jungwoo supaya ia tahu betapa marahnya aku padanya.
"Kau ini kenapasi? Kau membela orang tuna rungu ini? Eh tuna wicara juga ya?" Ejek Dejun, membuat orang lain di sekitar kami tertawa.
"Jaga bicara kalian!" Tegasku. Aku sudah siap menampar Dejun, tapi tangan Jaehyun menahanku sebelum aku benar-benar melakukannya.
"Mark Lee, apa kau orang suci sekarang?" Tanya Hendery. "Kau sungguh tidak asik sekali, kau tidak lebih baik dari kami Mark. Bergabunglah dan nikmati pertunjukkan ini."
Aku melotot pada Hendery terkejut dengan ucapannya barusan. "Mark orang kampung ini tidak bisa bicara dan mendengar dengan baik, dia mungkin pintar-tapi aku tidak peduli. Tapi intinya dia tidak pantas berada satu sekolah dengan kami. Kenapa tidak pergi saja ke sekolah yang sepantasnya dengan dia. Dan berteman dengan orang cacat lainnya."
Cukup sudah, ucapan Jungwoo benar- benar membuatku terpancing. Apabila bukan seorang perempuan aku sudah tidak segan untuk menghabisinya. Jadi opsi lain yang kulakukan adalah menghampiri Haechan yang menonton perkelahianku, menarik tangannya hendak membawanya pergi.
Akan tetapi Lucas mencegat tanganku. "Mark kau yakin dengan apa yang kau lakukan? Teman, dia itu orang cacat dan bukan teman kita. Kau seharusnya bergaul dengan orang keren." Bisik Lucas.
Dan Lucas mengambil sisa kesabaranku. Dengan sepenuh tenaga aku meninju wajah Lucas. Lalu pergi meninggalkan kantin, meninggalkan mereka dengan wajah terkejut.
.
.
Aku menunggu Haechan di depan toilet perempuan, setelah lima belas menit akhirnya ia keluar dengan menggunakan pakaian olahragaku yang kebesaran dengan name tag Mark Lee tersemat di dada bagian kanannya.
Aku membawa Haechan duduk dibangku taman belakang sekolah tempo hari saat pertama kali menyeret Haechan.
"Kau tidak apa-apa?" Tanyaku, agak risau, yang ditanggapi Haechan dengan senyum lebar sambil menggelengkan kepala.
Sebenarnya terbuat dari apa hati gadis di depanku ini. Apa dia tidak merasa jengkel, atau ketakutan setelah apa yang menimpanya? Pikirku.
"Maafkan teman-temanku," aku berujar pelan.
Haechan menuliskan sesuatu pada sticky notesnya 'tidak perlu meminta maaf terhadap sesuatu yang bukan kesalahanmu'.
Haechan hendak menuliskan sesuatu lagi, tetapi urung dan mecoret-coret tulisan tersebut. "Tidak apa, katakan saja." Hiburku.
'Kau tidak perlu khawatir, aku sudah lama menjadi orang tuli, lagipula aku tidak mendengar apa yang mereka katakan. Dan sudah terbiasa dengan perlakuan buruk orang-orang terhadapku. Aku baik-baik saja. Dan memaafkan mereka, kalau itu yang membuatmu khawatir.'
Aku tidak dapat membalas ungakapan tersebut. Ya tuhan Haechan adalah gadis yang kuat dan tabah.
Tanpa kusadari aku telah merengkuh tubuhnya dan membawanya kepelukanku. Sambil mengusap-usap kepalanya
Semuanya akan baik-baik saja mulai sekarang. Akan tetapi aku tidak dapat menyampaikannya pada Haechan secara langsung.
^^
14920

KAMU SEDANG MEMBACA
When The Sun Goes Down✅
FanfictionI wish I could turn back the time, so I could tell you how much I love you (((BAHASA))) Mark Lee x Lee Haechan Warn : genderswitch, misgendering