3

37.2K 3.9K 138
                                        

Aku masuk ke dalam aula resepsi, lebih mirip dengan katedral di duniaku. Ratusan mata bangsawan menatapku, dan aku cukup gugup karna itu. Ya, aku tak terbiasa dengan situasi ini.

Ayahku menuntunku dengan anggun, di depan sana terdapat Deriko yang menuntunku dengan jas formalnya. Jas formal yang biasa ia gunakan di pemerintahan, tampak sempurna dengan tubuh kekar, dan rambut biru gelapnya, sangat gelap sampai hampir berwarna hitam.

Rambut coklatku disanggul rapi, dengan tiara Indah. Kurasa, aku tak akan pernah sanggup membeli tiara ataupun gaun ini walaupun aku bekerja seumur hidupku.

Mataku dan Deriko bertemu. Entah kenapa kegugupanku berkurang. Wajahnya memang menenangkan, tak heran ia digilai oleh para wanita. Entah kenapa jika kupikir lagi ia memang cukup cocok dengan Michelle Shirebrook yang notabenya merupakan istri idaman di kerajaan ini.

Ayah menyerahkan tanganku ke Deriko, dengan lembut ia meraih tanganku. Ritual acara pun dimulai, lebih panjang dari yang kukira membuat kakiku kini cukup pegal. Belum lagi sepatu hak tinggi berlapis kristal yang kukenakan membuatku rasanya ingin mati saja.

"Duke Deriko Nottingham dan Catriss Trowell, sungguhkah kalian dengan hati bebas dan tulus ikhlas hendak meresmikan perkawinan ini?

"Ya, sungguh." kami menjawab bersamaan.

"Selama menjalani perkawinan nanti, bersediakah kalian untuk saling mengasihi dan saling menghormati sepanjang hidup"

"Ya, saya bersedia." Kami menjawab bersamaan.

"Bersediakah kalian dengan penuh kasih sayang menerima anak-anak yang dianugerahkan Tuhan kepada kalian, dan mendidik mereka sesuai dengan hukum Kristus dan GerejaNya?"

"Ya, saya bersedia." Kami menjawab bersamaan.

"Untuk mengikrarkan perkawinan kudus ini, silakan kalian saling berjabatan tangan kanan dan menyatakan kesepakatan kalian di hadapan Tuhan dan GerejaNya."

Kami saling berhadapan, berjabat tangan kanan, Pastor meletakkan stola di atas tangan kami.

Deriko mulai mengucapkan janji pernikahan yang sudah dihafalkan sebelumnya.

"Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi, saya Deriko Nottingham dengan niat yang suci dan ikhlas hati memilihmu Catriss Trowell menjadi isteri saya.

Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang, suka dan duka, sehat dan sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu.

Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidup saya."

Aku mulai mencoba mengingat-ingat janji pernikahan yang baru saja aku hapalkan kemarin. Aku bahkan sampai bergadang untuk menghafalkannya, pernikahan memang rumit.

"Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi, saya Catriss Trowell, dengan niat yang suci dan ikhlas hati memilihmu Deriko Nottingham menjadi suami saya.

Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang, suka dan duka, sehat dan sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu.

Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidup saya."

***

Aku kini tengah berada di kamar tidur dengan ornamen yang didominasi dengan emas. Tiba-tiba saja aku teringat dengan novel menyebalkan itu. Diceritakan kalau mereka akan menghabiskan malam pertama sebagai suami istri dan mereka akan melakukan hubungan 2 kali dalam sebulan.

Wajahku memerah memikirkan bahwa aku akan melakukan hubungan intim untuk pertama kalinya. Tapi jika dipikir lagi, kontrak pernikahan akan dibicarakan keesokan harinya jadi ia mungkin harus membicarakan kontraknya malam ini. Tentunya untuk membatalkan hubungan yang akan dilakukan 2 kali dalam sebulan itu.

Wanna Be Villainess [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang