Stasiun Pasar Senen

11 1 0
                                    

(sebuah persembahan untuk cinta tak terbalas)

Dua kaki sedang berlari
Bersama gelisah ke ujung jemari
Menuruni tangga tanpa hati-hati
Langkah tergesa tanpa permisi

Menuju Stasiun Pasar Senen yang indah
Diatas pun langit amatlah cerah
Ku lihat seseorang berbaju merah
Berdiri sendiri tanpa rasa gelisah

Di jalur satu
Kereta Kertajaya telah menunggu
Ia menyambutku dan dirimu
Untuk mengantarkan menuju pada rindu

Kita duduk saling berhadapan
Pada jendela kaca engkau sandarkan
Engkau terus menatap ke depan
Tanpa satupun senyuman

Di balik bayang jendela kereta
Hari itu sedang senja
Sinar mentari sepertinya pancarkan duka
Rasanya ingin ku tumpahkan air mata

Mengapa sayang?
Engkau tak mencintaiku
Kau biarkan aku tetap merindu
Sebentar saja aku ingin memelukmu
Agar rasa ini berhenti membelenggu

ANTOLOGI PUISI PATAH HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang