Pulang

6 4 0
                                    


             ❤Assalamualaikum
                    Sahabat Hijrah❤

                       Jangan lupa
                 Vote-Comment-like

Bismillah.

○●○

Sejauh manapun jarak yang kita tempuh, sesibuk apapun kegiatan sehari-hari. Satu yang selalu di rindukan yaitu pulang.

○●○

Tepat Azan asar, semua santri bergegas mengantri untuk mengambil air wudhu dan melakukan jamaah.

Setelah jamaah selesai aku langsung menuju ke kantor untuk mengabari kepada orang tuaku. Bahwa hari ini aku akan pulang, kerinduan selama ini akan tersampaikan juga.

Setelah selesai aku bergegas ke kamar membereskan perlengkapan yang harus aku bawa pulang.

"Mbak, mau ke mana?" Tanya teman satu kamar.

"Mau pulang." Jawabku dengan senyuman bahagia.

"Emang dapat izin dari Bu Nyai."

"Dapat tapi cuman sehari doang. Paling lusa sudah balik."

Aku menjawab pertanyaan dari teman-teman sambil membereskan perlengkapan yang harus dibawa pulang dan menata rapi lemariku.

Tiba-tiba ada salah satu pengurus yang memanggilku dan memberitahu kalau ayahku sudah ada di ndalem Pak Yai untuk menjemputku.

"Setelah menutup telepon berarti ayah langsung berangkat ke sini. Kok cepat banget sudah ada di ndalem Pak Yai ya." Ucapku dalam hati.

Aku segera turun, anak tangga demi anak tangga aku lewati dengan cepat, aku menuju ke ndalem Bu Nyai untuk pamit pulang.

****

Setiba di ndalem tak sengaja aku bertemu dengan mbak Bila dan anak ndalem lainnya yang lagi sibuk di dapur untuk mempersiapkan makan malam.

Aku menyapanya dan pamit kalau aku mau pulang sebentar, mengobati rasa rindu yang sudah lama terpemdam.

Aku melambaikan tangan sambil berucap. "Assalamualaikum ya mbak-mbak." Kemudian melanjutkan melangkahkan kaki menuju ke ndalen Bu Nyai.

"Waalaikumussalam" jawab mereka serentak. Ada salah satu dari mbak ndalem yang mengucapkan.

"Kalau balik jangan lupa bawa jajan yang banyak ya."

Aku mendengar perkataan tersebut, terus menoleh ke sumber suara dan memberi kode jempol sambil tersenyum.

Setiba di ndalem. Aku menaruh tas di depan pintu masuk, kemudian aku berjalan menggunakan lutut sambil mengucapakan salam.

Waktu yang pas, Bu Nyai lagi tidak sibuk, jadi aku memberanikan izin sendiri. Aku terus berjalan menggunakan lutut sampai tiba di depan Bu Nyai.

Aku menundukkan kepala, mengulurkan tangan sambil mengucapakan salam. Walaupun tadi pas masuk sudah mengucapkan salam,  di depan Bu Nyai aku mengulangi salam lagi.

Namamu Masih Tersimpan di Lauhul MahfudzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang