2.PROLOG

26 9 9
                                    

                             ~♡♡~

Menata niat dalam perjuangan, sekecil apapun itu akan ada hasil yang mengikutinya.

                            ~♡♡~

Zea Azkadina Akbar, yang biasa disapa Zea gadis cantik berusia 20 tahun, dia juga termasuk anak yang cerdas, setelah lulus SMA, banyak guru dan sahabatnya menyarankan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, bujukan dari teman dan gurunya dia mencoba megikuti pendaftaran SNMPTN. Dan itu semua Qoni'ah sahabatnya yang mengurusi semua data dan mengisi formulir, tinggal beres aja karena dari awal dia tidak minat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Lala dan Rindi dan teman lainnya juga berlomba-lomba untuk mengikuti pendaftaran tersebut, mereka pada ribet mencari ini itu dan data yang harus di lengkapi.Tapi, tidak dengan Zea dia tinggal duduk manis tinggal beres. Karena dia tidak berharap untuk masuk ke perguruan tinggi, dia sudah komitmen pada diri sendiri untuk berhijrah dengan memperdalam ilmu agama.

Dan ternyata setelah pengumuman Zea, Rindi, Lala dan teman lainnya dinyatakan lolos. Mereka pada girang tapi tidak dengan Zea perasaannya biasa-biasa saja. Mereka yang lolos bersyukur akhirnya bisa melanjutkan ke perguruan tinggi yang di inginkan selama ini.

"Qoni'ah bagaimana dengan kamu lolos nggak." Tanya Rindi dengan memegang pundaknya.

"Iya gimana kok diam-diam saja." Sahut Lala.

Zea hanya diam dan duduk santai sambil melihat teman-teman lainnya yang dinyatakan lolos dengan muka bahagia.

"Betapa senangya hati mereka ketika keinginannya terwujudkan." Ucap Zea dalam hati.

"Mungkin, ini belum berpihak pada diriku ada jalan lain yang terbaik bagi diriku." Jawab Qoni'ah.

"Jangan berkecil hati dulu, kan bisa daftar lewat jalur yang lainnya." Ucap Lala.

"Qoni'ah," Sambil memegang tangan Qoni'ah. "memang kamu berhak berencana tapi rencana Allah Jauh lebih indah dari ini semua, ada jalan lain untuk kau gapai cita-citamu." Ucap Zea yang tiba-tiba bijak.

"Ada Bu Ustadzah nih." Ledek Rindi.

"Ssstt Apaan sih." Jawab Zea sambil membuang muka.

"Udah-udah, Selamat ya buat kalian ber-3." Ujar Qoni'ah.

"Makasih zeyeng." Ucap serentak Lala, Rindi dan Zea tanpa sengaja.

"Ciyee kompak banget." Ucap Qoni'ah sambil menelantangkan tangan kode untuk mereka berpelukan.

Mereka ber-4 berpelukan, mungkin ini pelukan yang terakhir kali untuk persahabatannya, entah kapan lagi bisa kumpul kayak gini, canda tawa kalianlah yang menjadi kenangam disaat masa putih abu-abu.

                            ...****...

Setelah pengumuman kelulusan Zea berencana ngomong langsung dan  meminta saran kepada kedua orang tuanya, dia mencari waktu yang tepat agar ngobrolnya enak, santai dan tidak menganggu kesibukan kedua orang tuanya.

Tepat pukul 20:00WIB, Zea mengintip dari balik pintu kamarnya untuk melihat Kedua orang tuanya apakah masih sibuk atau sudah santai. Ternyata mereka sudah santai di depan TV.

"Mungkin ini waktu yang tepat, ayah dan ibu sedang santai di depan TV, aku harus memberanikan diri untuk melangkahkan kaki menuju ruang TV bergabung dengan mereka." Kata Zea dalam hati.

Perlahan Zea melangkahkan kaki menuju ruang TV.

"Assalamualaikum Ayah, Ibu lagi pada santai ya."

Namamu Masih Tersimpan di Lauhul MahfudzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang