[✔] BAB 27

4.4K 587 8
                                    

Kerajaan Selatan

Reya dan Aeron telah sampai di gerbang. Gerbang emas ini membuktikan betapa kayanya keluarga Hoshino.

Seakan-akan mengetahui pikiran Reya, Aeron langsung berbicara di sampingnya. "Kerajaan kita lebih besar."

Reya memutar bola matanya. Si kakek tua mulai cemburu lagi. "Diamlah. Pikirkan cara untuk bertemu Raja Selatan tanpa memberi tahu dirimu adalah Raja Langit Atas pada prajuritnya."

Aeron mengedipkan matanya. "Untuk apa susah-susah?"

Reya mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu?"

Aeron memeluk pinggang Reya dengan erat, dan hal itu reflek membuat Reya waspada. "Apa yan-" Ketika Reya ingin menyambung kalimatnya.

Mereka telah berada di tempat yang berbeda. Reya mengedip-ngedipkan matanya. "Bagaimana bisa?"

"Bukankah di gerbang istana ada penghalang ...." Reya melihat ke arah lain. Kebetulan ada jendela di samping dia berdiri, dia dapat melibat luasnya taman serta halaman Kerajaan Selatan.

"Apakah istriku berpikir bahwa pelindung kecil itu dapat menghentikan diriku? Lagian, aku yang membuatnya."

Reya membulatkan matanya. "Kau?" tanyanya tak percaya. Aeron mengangguk.

"Tentu saja." Aeron tersenyum bangga. Saat itu suasana diantara mereka entah mengapa sedikit romantis. Sayangnya ... hal tersebut tak bertahan lama.

"Siapa kalian?" Dua suara berat datang dari belakang Reya. Ketika dirinya dan Aeron berbalik. Salah satu dari mereka menunduk.

"Raja Langit." Pemuda dibelakang pria itu tercengang.

"Reya?" Seseorang yang berada di samping pemuda itu menyuruh ia untuk menunduk.

"Lancang. Ada Raja Langit di sana. Ayo menunduk."

Aeron dengan dingin berkata. "Itu tak perlu, bangkitlah."

Serentak keduanya berdiri tegak dengan cepat. Mereka adalah Hoshino, dan Ayahnya, Mire.

Mire terkejut ketika melihat orang yang di sebelah Raja Langit pula. "Ratu ... kau kembali?"

Reya mengerutkan keningnya dengan bingung. Dia menatap Aeron menyuruhnya menjelaskan. "Raja Selatan dulunya adalah bawahanmu. Pemuda yang terus merengek ingin menjadi pengikutmu adalah dirinya."

Reya tercengang. "Kau bahkan menggendong anaknya waktu anaknya lahir." Aeron menekan kata anaknya, agar Hoshino sadar, Reya bukanlah sesuatu yang dapat dijangkau olehnya.

Mata Mire berkaca-kaca. "Ratu, kau tidak tahu betapa kacaunya saat kau meninggalkan kami waktu itu!"

Aeron mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar Raja Selatan berhenti mengeluh sebentar.

Reya benar-benar tak menyangka. Bahwa Mire adalah Raja Selatan, sebelumnya karena wajah yang awet muda membuat Reya berpikir bahwa Mire adalah Kakaknya Hoshino. Wah, umur di sini memang sangat panjang.

"Aku memerlukan halaman belakangmu. Bisakah aku melihatnya?" tanya Reya. Mire langsung mengangguk tanpa basa-basi.

"Tentu saja, Ratu!" Reya mengangguk berterima kasih. Walaupun dia masih tidak nyaman dipanggil Ratu olehnya, itu tak apa. Kemungkinan besar, dia akan mendengar panggilan ini selama sisa hidupnya.

Another World: RozèTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang