Edisi pertama di short stories. Hanya ada beberapa part!!
Happy reading!
**
Januari, 2018.
Nama nya, Melody Nadira. Perempuan berusia menuju dua puluh tahun. Parasnya begitu cantik dengan tinggi badan yang memadai, hidung mancung, bibirnya merah, matanya sangat tajam namun indah.
Sayangnya, perjalanan hidupnya tak seindah wajahnya. Dia harus survive sendiri di tengah kerasnya Kota Jakarta. Tanpa orang tua. Tanpa Saudara.
Lahir ditengah keluarga yang termasuk ekonomi kelas bawah membuatnya harus dikorbankan orang tuanya. Sejak usia satu minggu, perempuan ini sudah dititipkan disebuah panti asuhan di kawasan Cibinong.
Besar dan mengarungi hidup sebagai anak panti selama sebelas tahun, beruntungnya di usia nya yang kala itu menuju dua belas tahun, ada keluarga yang bersedia menjadikannya anak angkat.
Keluarga cukup beruang. Hanya punya satu anak laki-laki tunggal. Dengan bahagia, Melody ikut mereka dan meninggalkan rumahnya yaitu panti asuhan.
Flashback On
Pagi itu, semua teman-temannya yang ada dipanti mengucapkan selamat tinggal padanya yang akan dibawa oleh keluarga barunya. Keluarga Saputra.
"Dadah temen-temen, sampai ketemu lagi!"
Melody melambaikan tangannya dengan riang kearah temna-temannya sebelum masuk kedalam mobil yang akan membawaya kerumah baru.
Senyum merekah selalu terlihat diwajahnya. Sepertinya, takkan pernah pudar.
Flashback Off.
Hidup yang saat itu dibayangkan Melody ternyata tak sesuai. Ia pikir, setelah keluar dari Panti dan tinggal bersama keluarga serba berkecukupan membuat hidupnya jauh lebih baik dan terbebas dari segala peliknya masalah hidup. Ternyata, tidak.
Keluarga baru yang ia kira akan menjadi keluarganya untuk selamanya malah hanya menjadi keluarganya selama tujuh tahun saja.
Diusianya yang kala itu menginjak sembilan belas tahun, Melody memilih keluar dari rumah itu. Memilih benar-benar keluar. Enggan untuk menjadi anggota keluarga itu lagi.
Kalian tahu, kenapa?
Sejak ia diadopsi keluarga Saputra, bayang-bayang menjadi putri di sebuah istana besar di kerajaan indah memang hanyalah ada di dongeng. Dia, tidak bisas seperti itu.
Sejak usia dua belas tahun, ia memang sekolah. Sekolah di salah satu sekolah elit bersama kakak angkatnya yang usianya dua tahun diatasnya. Namanya Naufal. Tapi, statusnya tetaplah anak angkat. Naufal, tidak menganggapnya sebagai adik. Tapi, pembantu. Bahkan, orang tua barunya pun, begitu.
Hingga usia tujuh belas tahun, Melody harus melaksanakan tugasnya seperti pembantu rumah tangga dirumah. Ya, dirumah yang besar ini, dia bekerja sama dengan salah satu ART yang kejamnya sama dengan keluarganya. Tak ada bermain apalagi jalan-jalan, kerjaannya hanya beres-beres rumah dan sekolah.
Menginjak usia tujuh belas tahun itu juga, sebuah hal menyakitkan ia terima.
Kakaknya, Naufal dengan tega dan tanpa kasihan, memperkosanya. Bahkan, setelah itu, laki-laki menjadikan Melody sebagai salah satu PSK di salah satu club malam tempat dimana Naufal sering nongkrong.
Mau tidak mau, terima tidak terima, Melody menerima nasib hidupnya. Harus. Tidak bisa tidak.
Dua tahun lebih menjalani pekerjaannya, hingga satu bulan kemarin, Melody keluar dari rumah itu, membawa uang seadanya yang ia dapat dari pekerjaannya selama dua tahun lebih. Dan juga, memilih berhenti dari hingar-bingar dunia malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories || Rian Ardianto
FanfictionHanya short stories. happy reading. 3 September, 2020.