"Maaf, Syah." Ujar Rian sembari menatap istrinya yang tidur sembari memunggunginya.
Sejak pengakuan Rian bahwa dia berselingkuh dengan perempuan di masa lalunya yang juga berprofesi sebagai seorang atlet di Pelatnas, Aisyah enggan berbicara dengannya. Wajar, hati istri mana yang tak sakit mendengar dan mengetahui suaminya berselingkuh sudah hampir setengah tahun.
Flashback on
Aisyah mendapatkan banyak bukti dari salah satu atlet penghuni pelatnas juga. Aisyah tak mau menyebutkan identitasnya. Atlet itu membocorkan kedekatan suaminya dan atlet putri yang karirnya juga tengah memuncak.
Mulai dari foto selfie mereka berdua, foto mereka tengah mengobrol berdua, hingga foto suaminya mengantar sang atlet juniornya itu ke rumah pribadi perempuan itu.
"Iya, Syah. Mas ngaku. Itu benar." Hati Aisyah bak ditikam ratusan pedang panjang. Apa kurangnya dia? Sudah dua tahun mereka menikah, Aisyah bahkan baru tiga bulan melahirkan, tapi sudah disuguhi sebuah pengakuan yang menghancurkan hatinya. Aisyah menangis tanpa bisa ditahan dan ditutupi.
"Aku minta maaf, Syah. Tapi aku sudah selesaikan hubunganku dengan dia satu Minggu lalu." Ujar Rian.
Rian beralih berlutut di hadapan istrinya yang duduk di pinggir ranjang. Dia menggenggam erat kedua tangan Aisyah. "Maafin aku, Syah. Aku khilaf."
Aisyah masih tak berbicara, dia masih diam. Namun tangisnya tak kunjung henti.
"Aisyah...."
"Aku gak tahu harus gimana..." Lirih Aisyah. "....maaf kalau aku punya salah. Tapi kenapa kamu tega, Mas?" Sambung Aisyah. Nadanya begitu lemah.
Rian meletakkan kepalanya di paha Aisyah. Begitu menyesal sudah melakukan tindakan tak berprikemanusiaan pada sang istri.
"Lebih baik kamu ceraikan aku, kalau memang kamu gak mau sama aku lagi, daripada kaya gini."
Rian langsung menegakkan kepalanya menatap Aisyah sembari menggeleng, "Enggak, Syah. Enggak akan pernah aku lakuin itu."
"Untuk apa? Kamu enggak mencintai aku lagi."
"Aku mencintai kamu, Syah."
"Kalau kamu mencintai aku, ini semua gak mungkin terjadi." Sahut Aisyah cepat. Dia meninggikan suaranya. Lalu menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman tangan Rian.
Rian menatap Aisyah penuh penyesalan. "Maaf, Syah. Maaf." Hanya itu yang bisa Rian ucapkan.
Aisyah membuang wajahnya dari Rian. "Aisyah..... Maaf." Ujar Rian.
"Aku bingung, Mas. Aku bingung harus gimana." Sahut Aisyah.
Rian diam. Dia masih menatap Aisyah yang enggan menatapnya.
"Enam bulan, Mas. Berarti sejak aku hamil pun kamu tega." Lirih Aisyah.
"Syah, kamu boleh marah denganku. Tapi tolong, Syah, jangan pergi."
Aisyah menatap Rian. Mata lelaki itu berkaca-kaca. "Mas aku salah apa?" Tanya Aisyah. Nadanya begitu lembut.
"Kamu gak salah, Syah. Gak salah." Sahut Rian. Dia mencengkram seprai yang ada di sisi kanan dan kiri tubuh Aisyah. "....Aku yang salah, Syah. Aku." Sambung Rian.
Nafas Aisyah naik turun tak teratur, begitu pun dengan Rian. "Egois." Ujar Aisyah.
Tangan Aisyah menyentuh kedua pundak Rian. Dia mencengkram kedua pundak suaminya itu. "KAMU EGOIS!" Teriak Aisyah.
Aisyah mencengkram bahkan memukul pundak Rian berkali-kali. Laki-laki itu hanya diam. Padahal, baru hari ini, dia sedikit merasakan cidera di bahu kirinya usai terjatuh tadi pagi saat latihan. Rian tak marah. Aisyah juga tak tahu. Ini semua kesalahannya, biarkan Aisyah yang marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Stories || Rian Ardianto
FanficHanya short stories. happy reading. 3 September, 2020.