Pengumuman-pengumuman!
Wahai Rakyat Marketing Sekalian, diharapkan datang ke ruang meeting tepat pukul 11 siang. Tidak diperkenankan telat, kalau telat, maka jam makan siang ditiadakan.
Sekian.
Begitulah notifikasi yang muncul di layar komputer.
Suara riuh langsung menyapa telinga. Aku menoleh ke kanan, menemukan teman-temanku saling berbisik satu sama lain, seolah siap menumpahkan semua teori yang dipunya. Di sisi kiri, ada tim video editor yang kesannya enggak peduli dengan suasana. Padahal, earphone terpasang bukan selalu menandakan mereka bekerja, tetapi memang 'terlihat' bekerja.
Ada juga yang sibuk nge-game. Nonton youTube. Kalau ditanya, 'video udah beres, mau ngapain?'
Alasan diterima.
"Mal, gue bilang apa. Bocoran yang kemarin tuh, katanya Bang Benny sama Mas Andra berantem."
"Bukannya memang sering berantem?"
"Ini bedaaaa. Ada info, Mas Andra yang awalnya nggak pernah ngurusin masalah copy bikinan tim, sekarang dia sendiri yang bakalan ngawas."
"Serius?"
Ini kabar duka.
"Iya. Enggak cuma copy sales. Copy ads, video ads, caption IG untuk promo, dan lain-lain, semua hasil bakalan Mas Andra sendiri yang nge-review."
"Terus Bang Benny ngapain?"
"Ngurusin operasional katanya."
"Menurutmu ini kabar buruk enggak?"
"Di sisi lain, buruk karena semua tau betapa kejammya Andra. Sisi lain bahagia karena gue tahu betapa gantengnya dia. Oh Tuhan, kenapa aku enggak berbeda. Tetap menspesialkan orang yang good looking."
Aku tertawa.
Ada-ada aja kelakuan budak uang satu ini. Well, aku sepertinya masih punya waktu untuk memperkenalkan teman dekatku di kantor ini. Namanya Jihan Dinaira. Kami berdua yang bertanggung jawab untuk membuat copy sales khusus untuk email. Jadi, kalau kamu misalnya subscribe email kita, lalu akan menerika email-email promosi, itu hasil kami berdua.
Lalu, yang lainnya apa aja?
Tidak terlalu banyak. Ada bagian ads, editing video, design, dan juga tim yang mengelola akun sosial media. Semuanya tergabung dalam satu naungan: Tim Marketing. Kantorku memang belum terlalu besar. Tapi, aku senang kerja di sini. Justru karena orangnya sedikit, jadi bisa lebih intim.
Nah, waktuku sudah habis, kapan-kapan aku ceritakan secara detail ya. Untuk sekarang, aku mau mengingatkan temanku dulu agar tak melepaskan maskernya.
Masker langka, mahal, dan sungguh tidak masuk akal.
"Mal."
"Ya?"
"Pake masker tuh sebenernya berapa jam sekali sih. Ini yang ada pengeluaran gue makin ada-ada aja deh. Segala beli masker yang harganya ngalahin serum wajah."
"Enggak tahu. Aku pernah baca, ada yang 4 jam sekali, ada yang 8 jam. Gimana ya, nanti tanya halodoc deh."
"Lo deg-degan nggak, Mal?"
"Lho kenapa?"
"Siapa tahu Mas Andra masuk."
Aku memutar bola mata.
Mas Andra adalah mas Crush-nya Jihan sejak dia bergabung di sini. Beberapa bulan sebelum aku. Kasihan, cinta tak sampai.
"Anjay, masker gue minggat. Mala Sayang, Abang minta masker dong. Nanti dalem ruangan meeting, pada ngomong muncrat lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
bilang sayang, enggak susah.
ChickLitMembaca banyak novel nyatanya nggak menghasilkan apa-apa. Alih-alih ikut mendapatkan ramuan romansa ala fiksi, aku malah terjerumus pada petaka. Mengerikan.