Meong Meong
Terdengar suara kucing mengeong. Tunggu itu bukan suara meongan biasa tapi seperti rintihan kucing yang kesakitan.
Meong Meong
Jaemin yang tengah bersepeda berhenti mencari asal suara. Tampaknya berasal dari balik rerumputan dekat hutan kecil di kampung ini.
Cowok itu memarkirkan sepedanya pelan. Ah akhirnya dia menemukannya, anak kucing bertubuh kurus yang bersembunyi di bawah pohon. Jaemin menggendongnya. Tapi tidak ditemukan bekas luka apapun. Mungkin ia kelaparan.
Ditengoknya lingkungan sekelilingnya hanya pepohonan dan ilalang, mana ada warung atau toko di tempat sepi seperti ini.
"Induknya kemana ya, kayaknya udah berhari-hari kucing ini enggak makan, kasihan kamu Ucing."
Ia mengelus kepala kucing itu dengan sayang.
"Ibu kamu kemana Ucing? Saudara kamu enggak ada juga ya? Sebentar ya kita cari makanan dulu buat kamu."
Dulu Jaemin pernah punya kucing tapi mati beberapa tahun lalu karena sudah tua. Makanya ia tidak sungkan saat menggendong dan mengelus kucing itu.
Jaemin kini membungkuk untuk meletakkan kucing itu kembali.
"Kamu tunggu di sini, jangan ke mana-mana ya Cing. Aku bakal cariin makanan buat kamu."
Tapi di hutan mana ada toko. Untung ia membawa sepeda, mudah-mudahan dalam waktu yang cepat ia bisa menemukan toko makanan, dapatnya sarden atau ikan asin juga enggak apa-apa.
Namun belum juga Jaemin sempat berdiri, sebuah batu kecil terlempar keras mengenai belakang kepalanya.
Pluk
Aww aduuuh sakit!
Jaemin berdiri mencari asal batu itu terlempar. Ia mengelus kepalanya yang sakit, untung tidak berdarah. Sialan, siapa yang berani-berani melempar dia dengan batu di siang bolong seperti ini.
Batu itu pasti dilempar dari arah pohon yang tepat berada di belakangnya, ia berbalik dan mendongakan kepala mencari-cari petunjuk dari pohon besar itu. Masa iya ada jin bersembunyi di pohon dan melemparnya dengan batu. Lagian ia tidak beser sembarangan di situ. Atau jangan-jangan dia tadi ngomong sompral sampe si mbah jin marah.
Didongakkan kembali kepalanya, ia yakin batu itu dilempar dari atas pohon itu. Ia melihat suatu bayangan berkelebat cepat hingga ranting-ranting pohon bergoyang. Ya Allah apa beneran ternyata ada Mbah Jin? Tapi Jaemin bukan orang penakut.
"Woi, turun lo? Ngapain ngelempar gue pake batu? Sini turun kalo berani!"
Jaemin menggoyang-goyangkan pohon itu sehingga bayangan yang bersembunyi di balik pohon semakin terlihat jelas.
"Turun lo atau gue bikin lo jatuh!"
Namun tidak ada sahutan hanya suara pohon berderak semakin keras, daun-daun pun banyak yang berjatuhan. Pohon yang tidak terlalu lebar itu semakin miring karena Jaemin terus mendorongnya hingga pohon itu nyaris oleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
To One Superhero: Let This Love BLOOM (Jaemin)
RomanceJust so you know, you deserve to be happy (Jaemin, 2020)