(Rumah Jaemin)
Jaemin terbiasa hidup teratur. Itu adalah prinsip dasar orang-orang old money. Mereka terbiasa menghargai waktu, karena waktu adalah uang dan uang adalah investasi yang menggerakan roda perusahaan dan menghidupi ribuan karyawan.
Ia telah bangun dari jam lima pagi, solat subuh, mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah. Sarapan bersama keluarga walaupun sebentar adalah keharusan. Biasanya Papa akan mengecek kegiatan rutin Jaemin.
"Mama bilang kamu pergi ke kampung yang ada di selatan kota ya?"
Jaemin mengangguk sambil memakan sarapannya. Mama bisa-bisanya melaporkan hal sepele seperti itu pada Papa. Jaemin melirik Mama, Mama pura-pura tidak melihat.
"Untuk apa?"
"Mengetes sepeda gunung baru."
Papa meletakan serbetnya tanda selesai sarapan.
"Itu daerah yang berbahaya. Kamu dengar komplotan pembunuh kucing liar berasal dari sana? "
"Iya, aku dengar Pa."
Dan dirinya bahkan dituduh jadi komplotannya.
"Kita tidak pernah ada urusan dengan orang-orang di kawasan itu, tapi mereka tidak nyaman dengan kehadiran kita. Beberapa bahkan sudah bermain-main di area tambang emas, mengancam beberapa penambang di sana."
"Mereka tidak akan mengincarku," jawab Jaemin asal.
"Mereka mengincar kita," Papa memberi penekanan ketika mengatakan KITA
"Karena kita pemilik tambang emas?
Papa mengangguk.
"Pa, jika kita takut dengan kriminal di sini, kita tinggalkan saja kota ini dan kembali ke Perth, " Jaemin masih berusaha meyakinkan Papa.
"Di sana kita bisa merasa aman. Papa ga usah khawatir dengan keselamatan keluarga."
"Kita enggak butuh tumpukan emas atau uang lagi," tukas Jaemin.
"Jaemin, sudah Papa katakan berulang kali, Papa enggak bisa. Ini adalah keputusan Kakek. Kau ingin Papa menentang Kakek? Kau tahu apa yang terjadi jika Papa menolak permintaan Kakek?"
Jaemin terdiam ketika mendengar nama KAKEK, orang yang paling ditakuti oleh seluruh keluarga Jaemin.
Mama memandang Jaemin untuk menghentikan pembicaraannya. Jaemin terdiam hatinya masih dongkol.
Papa berdiri dan Mama membantu memakaikan jasnya.
"Papa ingatkan untuk yang terakhir kali. Berhati-hatilah dan jangan pernah ke daerah itu lagi."
Papa melangkah ke luar rumah tapi kembali lagi.
"Dan jangan coba-coba untuk pergi ke sekolah dengan sepeda. Pak Sukri akan mengantarkanmu."
Dengan malas, Jaemin beranjak ke garasi tempat Pak Sukri menyiapkan mobilnya. Papa telah menyiapkan mobil khusus untuk antar jemput dirinya. Jaemin menyeringai entah senang atau bingung, haruskah ia menonjolkan diri di hari pertamanya bersekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
To One Superhero: Let This Love BLOOM (Jaemin)
RomanceJust so you know, you deserve to be happy (Jaemin, 2020)