Chapter 8

3 0 0
                                    

Hanya saja aku tak mampu melihat mu berlama-lama dengan orang lain, apalagi jika orang itu memendam sebuah rasa padamu

~~~

"Ci"

"Apa?"

"Kamu marah?"

"Gak, kenapa?"

"Kamu cantik banget kalau lagi marah, jutek dan...." Omongan Angga terhenti karena dipotong Winda.

"Ci, Angga modusin Lo yah?" Tanya Winda heran.

"Hahaha Win dia tuh lagi bertanya bukan modus"

"Bertanya kok malah ngegombal?" Tambah Winda lagi.

"Eh Win tu catatan Lo rapiin aja gak usah ganggu deh" Angga emosi.

"Napa sih cowok yang satu ini, emosian banget deh" Syfa kesal.

"Aduh Ci gak ngerti banget sih, Angga tuh mau ngobrol sama kamu" tambah Winda.

"Udah deh itu pendamping kelompok kita udah dateng" aku mengalihkan perhatian mereka.

"Bilang aja mau menghindari aku, karena udah kemakan rayuan ketua panitia kan?" Goda Angga.

"Wah, Ci nggak boleh gitu, Lo nggak boleh langsung berpindah hati kasihan tuh Angga" Winda ikut memanas-manasi Angga.

"Gue sih, nggak masalah yah Win, asal dia mau lebih tegas yakinin diri sendiri antara suka atau tidak sama gue, karena gue nggak mau yah ninggalin seseorang setelah gue buat komitmen bareng dia" oceh Angga pada Winda.

"Aa, udah dong kenapa sih suka sekali membesar-besarkan hal kecil" aku menegur Angga yang hampir menjelaskan semua kepada Winda

" Oh, kalian udah jadian yah? Selesaikan dulu deh masalah kalian, gue mau fokus dulu" ucap Winda lalu mengalihkan perhatiannya.

"Tuh kan, Winda jadi salah paham"

"Salah paham kenapa coba?"

"Pake di tanya dia tadinya ngira kita temenan aja, terus sekarang disangkanya kita pacaran, rempong banget sih"

"Jadi Lo nggak mau nih kalau orang-orang tau tentang kita?" Tanya Angga.

"Eh pendamping udah datang kalian jangan bercanda lagi" tegur Eni.

Setelah pendampingan kami segera bersih-bersih untuk memasuki waktu magrib. Diperjalanan pulang Aan masih mengajakku bicara.

"Ci?"

"Apa?"

"Dia bilang apa tadi?"

"Siapa?"

"Ketua Panitia"

"Katanya dia suka sama aku"

Wajah Angga memerah, ia cemburu.

"Hahahaha, bercanda Aa" sambungku.

"Ini sama sekali gak lucu yah Ci" Angga pergi meninggalkan Syfa di belakang.

Cemburuan banget sih An.

Di perjalanan menuju kamar Cici melewati kamar Angga disitu ada Reyghan yang menyapa Cici.

"Halo Cici sayang, kok jalannya sendiri sih?" Tanya Reyghan yang memanas-manasi Angga yang ada di dalam kamarnya. Mereka kebetulan sekamar.

Gue yang tau Angga ada di sana pun membalas Reyghan seperti kebiasaan di kelas. "Gue jalan sendiri karena Lo gak jemput gue Rey. Udah tau gue gak suka sendiri"

Pertemuan Kita Adalah Takdir Bukan KebetulanWhere stories live. Discover now