Part 2

2.2K 46 0
                                    

"Cepet bersihin halaman belakang sekolah, sekarang juga, gue gak terima penolakan apapun" jason melempar sapu dan skopnya kearahku. Aku bahkan masih sempet-sempetnya melamun disaat susah begini. Bagaimana tidak? Aku tidak pernah menyapu dan halaman ini luas sekali. Belum lagi terik matahari menyala sekali. Astaga apa aku kuat?.

"Heh! Kenapa ngelamun mulu sih kerjaan lo? Cepetan sapu jangan diem aja kesambet setan aja" tegur jason yang masih mempelototi gerak-gerikku yang belum menggerakkan sapunya.

Dengan berat hati, aku mulai sedikit demi sedikit menyapu halaman belakang sekolah yang banyak sekali dedaunannya yang jatuh ke tanah. Kulirik jason yang menyunggingkan senyum kemenangan di bibirnya. Errrr awas aja manusia itu takkan kuberi maaf...!! -_-

Setelah daun-daun yang berguguran itu kukumpulkan menjadi satu di suatu titik, aku mendorongnya ke dalam skop sampah. Dan kubuang ke dalam tempat sampah yang tak jauh dari tempatku berpijak. Akhirnya selesai juga, kuhirup nafas panjang-panjang dan keluarkan ~

"Lo pikir gue udah selesai nyiksa lo Denada yang manis? Enak aja bersantai-santai setelah apa yang lo lakukan sama gue" gerutu jason yang menarik kembali tanganku.

Ah shit! Ini laki-laki maunya apa sih? Aku udah capek seriusan, malah ditarik lagi. Mungkin sifat isengnya itu udah mendarah daging ditubuhnya.

"Pagi Semua" Sapa jason pada semua siswa yang ada di Kelas 10C. Oh ya kelas aku itu 10A yaps ~

"Pagi kak" Sapa semua siswa 10C itu tak kalah semangatnya.

"Oke Firly dan Dika, kalian tidak perlu ribet-ribet mau ospek mereka, gue mau suruh siswi manis yang belagu ini untuk di kerjain disini" seru jason pada anak osis yang memimpin ospek di kelas 10C

"Weits jason bro, cantik banget adek kelasnya. Tau aja lu yang mana yang cantik yang mana yang jelek" kata dika sambil cengar-cengir melihatku. Haha... Tuhkan aku aja dibilang cantik. Emang dasarnya sih jason aja curi-curi kesempatan!

"Coba kalian berdua sebelumnya perkenalkan diri kalian dulu sama siswi belagu ini sebelum gue mulai aksi gue" perintah jason pada 2 anak osis di depannya ini.

"Hai, nama gue Firly Sekar Sari. Gue anak kelas 12 Ips 2" kata kakak osis cewek yang ada di depanku ini.

"Hai cantik, gue Pramudika Arya Putra. Panggil aja Dika. Gue Wakil Ketua Osisnya Jason Daniel Woox. Salam kenal" kalau kakak osis yang cowok ini sambil ulurin tangan ajak kenalannya. Merasa hormat ya aku balas aja uluran tangannya.

"Udeh dik gak usah modus juga lo megang-megang tangan Denada" semprot Jason yang masih melihat tangan dika yang belum melepas tanganku.

"Selow jason bro, sewot amat jadi Ketusis. Nanti pada kabur fans lo kalo lo galak-galak" dika malah tertawa kecil dengan sifat jason.

"Bukan galak lagi kak dika, galak bener macem gorilla" tuhkan mulut aku mulai asal aja ngomongnya.

"Hahaha...." tawa dika malah menjadi-jadi dengan ucapanku. Dan sukses membuat wajah jason merah padam menahan gejolak amarah di hati ~

"DIEM!" cetus jason dengan meninggikan suaranya membuat aku dan dika terdiam akan kekonyolan yang kita buat. "Sekarang lo harus tembak 5 cowok yang ada di kelas ini, kalau lo gak bisa, gue bakal tambah hukuman lo. Bebas kecuali gue dan dika, ngerti?" kata jason lagi dengan nada memerintah.

"Dih siapa juga yang mau nembak lo kak? Mending nembak anak ayam daripada nembak lo" bantahku lagi membuat seisi kelas 10C tertawa gila.

"Wah ini anak bener nyari masalah sama gue ya, baru 1 hari di JS. Udah ajak ribut gue. Yaudah kita cari hukuman lain selain ini" sahut jason lalu pamit di kelas 10C dan menarikku again dari kelas 10C. Sementara dika hanya memandang kepergianku dengan khawatir.

Cuma Denada yang menolak pesona ketampanan gue seumur hidup - Jason Daniel Woox -

----

"Kak udah selesai ini, udah ya kak gue capek banget, gue minta ampun dah kali ini" aku sudah berkeringat cukup deras setelah merapikan buku-buku perpustakaan yang tidak rapi. Sebenernya aku cuma butuh minum, tetapi aku tadi sempat mengintip di jendela kalau murid murid ospek sudah di persilahkan istirahat. Cuma aku aja yang masih kerja keras dengan keringat yang membanjiri seluruh tubuhku ini. Bahkan AC yang ada disini sama sekali tak membantu untuk mengurangi keringet yang bercucuran ini.

"Capek? Enak aja belum selesai Denada yang manis" senyum devil Jason menghiasi bibirnya yang tipis itu. Oh lihatlah bibirnya, bibir jason berwarna merah asli menandakan dia tak pernah merokok. Ya ampun pasti rasanya manis, tanpa sadar aku menjilat bibirku yang mulai kering ini karna pikiran kotorku.

"Sudah cukup memandangi bibirku yang menggoda Denada Vernata Wang?" tanya jason yang mulai mendekat padaku. Oke ini laki-laki mau ngapain. Perlahan kumundurkan langkahku agar jason tidak berbuat macam-macam padaku. Apalagi suasana perpustakaan sepi sekali dan kita di pojok.

"Berhenti Kak Jason! Jangan mendekat" aku melangkah mundur dengan gerakan lebih lebar namun jason malah menarik tanganku.

Cup~~!

Aku dapat merasakan bibir nya menempel singkat di bibirku. Awalnya kurasakan bibir itu hanya diam saja tetapi bibir itu dengan nakalnya mulai mencumbuiku, dengan bibirku digigit oleh jason dan dia lihai sekali memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Oke ini sudah tidak benar, dengan cepat kudorong tubuhnya menjauh dengan sekuat tenaga dari tubuhku.

Dengan kesal, aku melangkah pergi meninggalkan jason yang masih diam di sudut pojok perpustakaan. Aku rasa dia menyesali perbuatannya. Dia gila, baru sehari kenal denganku berani sekali mencuri ciumanku. Awas saja kau jason! Batinku.

----

*Jason Pov"

Apa yang sudah aku lakukan tadi pada Denada? Mengapa rasa bibirnya manis sekali? Dan seumur hidup, dia adalah orang kedua yang aku rasa memiliki bibir yang manis.

Oke aku tidak munafik bukan?. Aku akuin Denada itu cantik. Tentu bukan cantik aja, cantiknya banyak plus plusnya, mungkin saking banyak plusnya bisa nabrak kali karna mentok. Cewek itu punya tubuh yang lumayan tinggi, mungkin sekitar 170-171 cm. Dia juga berkulit putih mulus tanpa sedikit cacat atau bercak apapun, punya berat yang ideal tidak kurus dan tidak gemuk, bermata sipit sepertiku tetapi lebih sipit lagi dan warna mata yang sedikit kecokletan, memiliki bulu mata yang lentik, serta berambut panjang hitam yang lurus walau sedikit bergelombang di bagian ujung rambut. Bibirnya pun kecil dan tidak ada warna gelap di bibirnya alias merah kepink-pink-an tanpa lipstick sama sekali. Astaga Denada, kenapa ada di wanita seperfect kamu di Jaya School. Aku bisa apa? Aku bahkan tak kuat dengan pesona mu tetapi bagaimana bisa kamu tak terpesona sama aku?. Aku bahkan berbadan bagus, dan berotot bagus di usiaku yang masih remaja ini. Denada oh Denada ~

----

Setelah ospek yang sangat melelahkan hari ini, aku pulang kerumah dan di jemput oleh Pak Ujang.

Sesampai dirumah, aku bukannya makan lebih dulu yang udah di siapkan oleh Bi Surti (Pembantu dirumah), malah nyelonong masuk kamar. Abis capek banget ditambah lagi kelakuan Jason sang Ketua Osis yang membuatku semakin naik darah. Bagaimana bisa lelaki tampan seperti dia tidak ada sama sekali kelakuannya yang tampan seperti fisiknya?. Huh ~~

Bersambung ........

Tak Pernah TernilaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang