Part 8

1.6K 37 0
                                    

Aku terbangun dari tidurku ketika lampu kamarku menyala. Kulirik jam di dinding masih menunjukkan pukul 01.00. Jason kemana? Aku melihat disampingku sudah kosong.

Samar-samar kudengar seseorang lagi naik tangga di samping kamarku ini. Pintu kamarku terbuka dan betapa terkejutnya aku saat Jason membawa kue dengan tempelan lilin 14. Aku bingung kan siapa yang ulang tahun, ke 14 lagi...

"Happy 14 Month Denada Vernata Wang. Selamat tanggal 10 yang ke 14 kalinya. Aku cinta banget sama kamu. Ayo kita tiup lilinnya." Aku terharu hari ini hari anniv jadian aku sama Jason. Ya tuhan aku bahkan melupakan kalau hari ini tanggal 10. Gak terasa banget ya Jason, kita udah 1 tahun 2 bulan. Kayaknya kita lebih suka ributnya daripada romantisannya haha...

Aku dan Jason mengucapkan wish dan meniup lilinnya bersama.

"Apa wishmu nad?." tanya jason yang mulai kepoin aku.

"Wish aku, Denada dan Jason langgeng terus, Terhindar dari orang ketiga, selalu diberikan kebahagiaan dalam menjalani hubungan ini, amin! Aku cinta kamu jason!." aku langsung memeluk erat kekasih tersayangku ini.

"Kamu gak nanya nih wish aku apa?." tuhkan jason mau di kepoin balik ~

"Emang apa?." tanyaku sambil menautkan sebelah alisku keatas.

"Kita nikah..." Jason mengeluarkan sebuah kotak dari saku celananya. Ia membukanya dan memasangkan cincinnya di jari manisku.

"Jason ini berlian?. Ih! Kamu kebiasaan beli barang-barang mahal terus buat aku. Nanti aku dibilang matre gimana ini." Aku ceritanya pura-pura ngambek gitu.

"Uang 200 juta gak ada artinya di banding cinta kamu untuk aku." Jason tersenyum lebar sambil memainkan rambut panjangku.

"APA??!! 200 Juta? Kamu gila ya." Aduh pagi dini hari udah dibuat shock coba sama laki-laki sok kaya ini, eh emang kaya sih.

"Lebay deh, biasa aja kali. Tadinya mau di beliin berlian yang paling langka di dunia, cuma di jual 1 cincin sepasang harganya sekitar 1 Milyar. Tapi aku males nunggu sekitar 3 mingguan, mending ini cuma nunggu 5 hari lah. Tapi aku janji, kalau kita nikah nanti, aku bakalan beliin kamu cincin yang lebih mahal lagi dari ini, yang lebih dari 1 Milyar juga boleh, aku akan coba pesan jauh-jauh hari." Sepertinya aku mau pingsan. Kenapa Jason selalu membuang uangnya hanya untukku.

"Daripada beli cincin mahal-mahal mending uangnya aku beliin Iphone 6 atau Iphone 7 terbaru." batinku pelan secara tak sadar. Tapi Jason masih mendengar ocehanku yang tak jelas.

"Kamu mau Iphone terbaru?. Bilang dong sayang gak usah gengsi sama aku. Aku gak bakal miskin cuma beliin kamu Iphone doang." Eh? Jason denger omonganku? Kayaknya aku udah pelan banget deh suaranya.

"Aku bercanda sih lupain aja, ayo bobo." ajakku mengalihkan pembicaraan.

"Nad nanti pagi aku pulang dulu ya, sambil anterin kamu sekolah. Pulangnya sms aja kalau mau di jemput, oke." seru jason sebelum masuk ke dalam selimut tebalku.

"Oke Mr. Woox." Aku langsung mematikan lampunya, kemudian pergi ke alam mimpi.

----

Hari ini, jam pertamaku Fisika. Dan guru aku masih Dion. Oke Denada jangan pernah tergoda lagi oleh Dion Wiyoko.

"Pagi Nada." sapa Dion sesampainya di kelasku.

"Pagi kak dion. Apa kabar?." tanyaku basa-basi.

"Baik, kamu?."

"Baik juga kak dion. Kemana aja nih gak pernah smsan lagi kita?. Jadi ngerasa kehilangan nih." candaku yang membuat Dion salah tingkah.

Tak Pernah TernilaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang