Part 7

2.1K 38 0
                                    

Udah 1 tahun aku lewati hari-hariku selama di JS. Hari ini adalah hari wisuda Jason beserta anak kelas 12 lainnya di Puri Indah Jakarta.

"Akhirnya kamu menjadi lulusan terbaik di sekolah ini. Aku bangga sama semua prestasimu jason" pujiku tulus ketika acara wisuda akan segera dimulai beberapa menit lagi.

"Aku udah pernah bilang bukan? Ini semua berkatmu. Cie yang udah resmi jadi anak alam." goda jason sambil mencubit hidungku gemas.

"Mumpung kamu udah pindah, udah gak di JS. Aku mau gebet kakak kelas 12 yang deh yang baru jadi osis. Hmm... Ganteng juga lagi, namanya siapa ya lupa..." aku menggaruk kepalaku yang tak gatal itu sambil memutar otakku.

"Bastian Sammy Kohler." jawab jason dengan dingin

"Oh iya Kak Bastian. Aaaa aku rasanya ingin menjadi fans dia. Anak kelas 12 IPA 2, pinter udah gitu kapten basket pula. Aku cocok gak yaa sama dia." Aku sengaja membuat Jason panas, haha...

"Cocok aja kok. Kamu kan murid kelas 11 yang paling cantik di angkatanmu Denada." ujar seseorang lelaki yang berada di belakangku.

Kutolehkan kepalaku ke belakang ternyata Kak Bastian. Astaga... Mau taruh dimana muka aku ini -_-

Udah muji, mau bikin panas jason, orangnya malah ada di belakang aku lagi, kenapa jason gak bilang errr...

"Eh? Maaf kak..." aku malah jadi kikuk melihat Kak Bastian di belakangku.

"Apa Denada yang cantik?. Udah bosen kan sama Kak Jason?. Lebih baik kamu sama aku aja, ya aku juga tak kalah tajir kok kayak Jason." Bastian mencoba menggodaku sembari merangkul pundakku.

"Heh! Jangan nyentuh cewek orang bro. Kalo gue tau lo bakal ganggu cewek gue, gak bakal gue kasih jabatan gue ke lo." nah-nah Jason mulai emosi kan. Ini anak gampang banget kepancing coba haha...

"Kalem Kak Jason yang paling tampan, gue juga gak minat deketin cewek yang masih jadi milik orang. Tapi kalo lo udeh bosen sama Denada, tolong sms gue ya. Sayang bet cewek cantik kayak dia di sia-siain. Kalau gue bersanding sama Denada pasti anak-anak gue cakep-cakep kayak Ibunya." seru Bastian membuat Jason semakin berapi-api.

"Hmm... Sayangnya gue gak pernah bosen sama Denada. Udeh sana kurang kerjaan lo gangguin orang pacaran." wah sekarang malah ngusir anak orang. Ckck... Jason..jason...

"Ayo Nad kita pergi." ajak Bastian sambil meraih tanganku.

"Woy! Lo tuli ya? Gue bilang lo aja yang pergi jangan ajak-ajak Denada." melihat situasi udah panas, aku menarik Jason jauh-jauh dari Bastian. Bisa-bisa anak orang babak belur di hajar abis-abisan.

"Udah puas bikin marah? Selamat Mrs. Woox kamu berhasil." yah... Jason ngambek kan. Kayaknya di cium kalem nih.

Aku lihat kanan-kiri sampai kondisi aman, dan aku mencium singkat bibir kecil milik Jason.

"Jangan marah ya, nanti aku cium bastian lho gak cium kamu lagi." aku menjulurkan lidahku pada Jason.

"Awas aja berani, aku bilang bahwa kamu udah gak perawan lagi, jadi dengan mudah lawan-lawanku akan mundur." seru jason dengan devilnya. Sepertinya sifat jahilnya mulai datang.

"Jason!! Ih jahat amat." ceritanya aku pura-pura marah, terus aku mau ninggalin jason ceritanya eh lenganku di tarik sama dia.

"Jangan ngambek cantik, nanti kamu tambah jelek aja." ejek Jason sambil mencubit pipiku.

"Bodo! Bastian aja bilang aku cantik." Aku mengibaskan rambutku yang panjang sedikit ikal ke wajah Jason.

"Awas aja sekali lagi kamu sebut nama itu, aku bikin kamu hari ini gak bisa jalan." ancam jason dengan smirk khasnya.

Tak Pernah TernilaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang