Real°10

28 3 270
                                    

Dirumah keluarga Shin ini baru pertama kali bagi Ivy ada bersama kedua orang tua nya di meja makan untuk sarapan bersama.

"Dek makan yg banyak"ucap Widya memberikan lauk ke piring Ivy.

"Hmm, paa lebih baik papa gak usah sarapan disini deh kalo tetap kek gitu percuma"ucap Ivy.

Iya papa dan mama mereka memang ada bersama tapi fokus mereka tetap ke tab yg mereka pegang.

"Makan aja kmu gak usah perduli kan papa"ucap papa.

"Udah dek kmu makan aja"ucap mama.

"Jadi kalo pun papa udah gak ada lagi berarti aku boleh dong gak peduli juga"ucap Ivy.

"Kenapa ngomong nya kek gitu??"tanya papa menatap Ivy.

"Kan papa sendiri yg minta"ucap Ivy datar.

"Sudahlah papa tidak mau berdebat pagi2 dengan kalian"ucap papa memulai makan nya.

"Maafin papa sama Mama yaa dek"ucap mama mengelus kepala Ivy.

"Hmm"balas Ivy.

"Kak, Daniel jadi kan datang??"tanya papa.

"Iya jadi, tapi paa jangan tanya atau bilang macem2 yaa kasian Daniel"ucap Widya.

"Tergantung"ucap papa singkat.

"Paa ayolah aku mohon"ucap Widya memelas.

"Kenapa sih kka tuh harus sama Daniel?? Emang nya gak ada cowok lain yg suka sama kka gitu selain dia??"tanya papa.

"Memang nya kenapa kalo Daniel paa??dia orang baik kok"ucap Widya.

"Kak walaupun orang baik kalau dia tidak sepadan dengan kita yaa sulit nanti teman2 papa juga rekan kerja papa bilang apa coba seorang pengusaha besar punya menantu rendahan, kan bisa malu kak"ucap papa.

"Jadi papa lebih mentingin harga diri derajat keluarga di banding kebahagian anak papa sendiri iya??papa jahat"ucap Widya.

"Paa rasa malu dan omongan orang itu hanya sebentar nanti nya akan berlalu jadi tidak perlu di khawatirkan"ucap Ivy.

"Adek diam aja"ucap papa menatap tajam Ivy.

"Terserah"ucap Ivy menyuap makanan nya dengan kasar.

"Dengar yaa harga diri keluarga kita memang sangat penting, emang mah kalian direndahkan dan di hina orang2 luar??"tanya papa.

"Paa mereka malah kagum kalo pengusaha besar seperti papa mau Nerima seseorang apa ada nya bukan karna derajat keluarga nya"ucap Widya.

"Kak itu hanya omongan orang rendah berbeda dengan omongan orang dengan derajat tinggi, adek juga kalo bisa jauhi Daniel jangan suka berteman dengan orang seperti dia"ucap papa.

"Itu hak aku dong paa, emang papa bisa jagain aku seterus nya kalo aku gak temanan sama Daniel??"tanya Ivy yg membuat papa terdiam.

"Gak bisa kan, yaudah gak usah larang2 aku"ucap Ivy datar.

"Tapi kka tetap yaa papa gak suka sama hubungan kalian"ucap papa yg beranjak dari kursi.

"Paa aku mohon paa"ucap Widya menangis bersimpuh memohon pada papa.

"Ngapain kmu kek gitu??BANGUN!!!"bentak papa.

"Paa jangan bentak kka"ucap mama.

"Biarin maa aku gapapa kalau ini yg bisa buat papa berubah pikiran"ucap Widya.

"Jangan kka pikir kka kek gitu papa mau mendengarkan kka yaa, kka aja gak mau dengerin papa gimana papa mau mendengar kan kka"ucap papa.

"Beritau papa kalo Daniel sudah Dateng"sambung papa lalu masuk kamar.

RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang