1. phone call

256 20 0
                                    


Sinar matahari memasuki celah celah tirai yang menutupi kamar Fasya membuat perempuan itu perlahan membuka matanya. Silau, itulah yang dirasakan Fasya ketika dia membuka mata.

Drrt.... Drrttt.... Drrttt....

Baru juga terbangun, sudah ada panggilan masuk ke smartphone yang selalu Fasya letakkan di nakas samping tempat tidurnya. Fasya meraih smartphonenya, menekan begitu saja ikon berwarna hijau tanpa melihat siapa yang telah meneleponnya pagi pagi begini.

"hallo," ucapnya dengan suara khas bangun tidur.

"idih baru bangun tidur ya princess?"

Suara itu, Fasya tertegun mendengar suara dari seberang teleponnya. Perempuan itu terdiam masih belum tau harus bereaksi seperti apa. Sungguh dia amat merindukan suara itu, suara yang sudah berbulan bulan lamanya tidak terdengar lagi. Fasya rasanya ingin menangis saat ini juga, ah tapi hari masih pagi Fasya tidak ingin merusak harinya.

"hallo princess?" suara itu lagi, kali ini membuyarkan Fasya.

"eh iya, ko chenle?" suara Fasya terdengar begitu ragu.

"hahaha yes it's me chenle, hari ini aku ada di kota kamu loh kita ketemuan yuk sama temen temen yang lain juga."

Fasya mengusap wajahnya yang kusut, dia bahkan belum beranjak dari atas kasur apalagi sekedar membasuh wajah. Dan panggilan tiba tiba serta ajakan Chenle membuatnya bertambah kusut.

"hari ini aku sama yang lain mau jalan jalan ke zoo gitu sih, gatau tuh ko hendery ngide aja, aku telpon kamu soalnya aku inget dari dulu kamu pengen banget ke zoo selalu ngajakin aku, tapi kitanya nggak sempet sempet. Aku mau tepatin janji aku."

'buat apa?' pikir Fasya dalam hatinya.

Fasya kini bingung apakah dia harus menerima ajakan Chenle atau justru menolaknya. Fasya sebenarnya enggan berhubungan lagi dengan Chenle, kejadian setahun lalu sudah cukup membuatnya ingin memutus hubungan apapun yang mereka punya. Namun tentu saja Fasya tidak sanggup melakukan itu, jujur bahkan hingga sekarang Fasya masih sangat merindukan sosok Chenle.

Brakk...

Tiba tiba pintu kamar Fasya dibanting lumayan kencang, menampilkan sosok Yuta, kakak laki-lakinya yang sudah berpenampilan rapi dengan pakaian cassualnya.

"sya gue mau pergi," kata Yuta, sudah menjadi kebiasaan untuk Yuta dia akan berpamitan kepada adiknya setiap kali dia akan pergi.

"bentar ya ko," bisik Fasya pada smartphonenya kemudian menekan ikon mute.

"mau kemana?" tanya Fasya, penampilan mereka begitu kontras saat ini namun percaya lah itu sudah biasa terjadi.

"ada acara sih ke zoo sama anak anak." jawab Yuta.

Fasya tau siapa anak anak yang Yuta maksud, itu pasti anak anak komunitas pecinta binatang dimana Yuta adalah salah satu anggotanya.

"tadinya mau ngajakin lu, tapi nggak jadi ah ntar lu malah pacaran hahaha." canda Yuta.

Fasya tersenyum kecil, dia baru ingat kalau Jeno, teman atau bisa dibilang saat ini adalah 'mas crush' nya Fasya karena akhir akhir ini mereka memang dekat dan menunjukkan gelagat lebih dari teman, sudah memberitahu Fasya bahwa hari ini akan ada acara. Tapi Jeno sendiri sempat mengatakan bahwa dia akan pergi bersama dengan Siyeon, orang yang selalu dijodoh jodohkan oleh anak anak komunitas dengannya.

"sana gih berangkat, gue juga ada acara sendiri." ucap Fasya.

"idih gegayaan sama siapa lu, jenonya kan ada di acara sama gue wahh bahaya nih anak."

"sama siapa kek gak masalah, orang jeno bukan pacar gue." ucap Fasya.

"idi dih, berantem ya lu sama jeno?"

"gak, udah ah sana pergi lu gue mau siap siap."

Fasya beranjak dari ranjangnya mendorong Yuta untuk keluar dari kamarnya kemudian perempuan itu menutup serta mengunci pintu kamarnya. Bodo amat Yuta mau pergi sekarang atau kapan Fasya tidak peduli.

"hallooo princess?!"

Fasya kaget, dia baru tersadar kalau sejak tadi teleponnya masih tersambung dengan Chenle. Fasya pun buru buru meraih smartphonenya,

"halo koko maaf ya tadi ada bang yuta tuh rese biasa." ucap Fasya, dia sudah jauh lebih tenang saat ini bahkan sudah biasa saja kembali seperti Fasya yang semula.

"haha iya gapapa kebiasaan emang abang kamu, jadi gimana ikut gak nih?"

Fasya sebenarnya hendak menolak mengingat mereka akan pergi ke zoo sementara Yuta juga barusan bilang kalau dia ada acaranya juga di zoo. Ah Fasya tidak ingin bertemu Jeno dengan Siyeon, itu mengganggu dirinya jujur saja. Apalagi hubungan Fasya dengan Jeno memang makin dekat akhir akhir ini, meskipun tidak ada yang mengetahui hal itu kecuali Yuta, kakaknya sendiri. Tapi melewatkan bertemu dengan Chenle yang bahkan Fasya tidak tau lagi apakah suatu hari dia masih dapat menemui laki laki itu atau tidak, Fasya tidak ingin melewatkannya.

"boleh deh ko, daripada aku gabut juga di rumah sendirian." ucap Fasya pada akhirnya.

"haha oke, aku jemput jam sepuluh gimana?"

Fasya melirik jam yang tertempel di dindingnya, sekarang masih pukul setengah sembilan pagi masih ada waktu satu setengah jam untuk Fasya bisa bersiap siap sebelum Chenle datang.

"oke deh, kalo gitu aku siap siap sekarang."

"sip sip, sampai ketemu nanti ya sya jangan lupa dandan yang cantik."

"haha oke ko, emangnya kapan coba aku nggak pernah cantik kan cantik terus dih."

"iya juga sih, my princess mah cantik mulu makanya aku cinta haha."

Fasya terdiam begitu saja mendengar ucapan terakhir yang diucapkan oleh Chenle. Fasya sendiri sadar itu sudah menjadi kebiasaan bahkan setelah berbulan bulan mereka lost contact tentu saja waktu tiga tahun bukanlah singkat untuk kebersamaan mereka. Waktu satu tahun bahkan belum cukup untuk menghilangkan kebiasaan kebiasaan itu, atau mungkin juga perasaan perasaan yang ada di hati keduanya.

"ko aku boleh minta satu permintaan ke koko nggak?" tanya Fasya tiba tiba.

Chenle yang berada di ujung sana terdiam, bingung dan bertanya tanya apa yang diingkan oleh Fasya tapi akhirnya dia mengiyakan.

"boleh, mau minta apaan emang?"

"um nanti kita pakai cincin kita yuk." ucap Fasya.

Tangan Fasya bergerak menarik laci tempatnya menyimpan perhiasan perhiasan miliknya. Menarik satu kotak berwarna biru dari sana kemudian meletakkannya di atas meja rias.

"boleh, pakai aja aku juga bakal pakai."

"oke ko, kalau gitu aku mandi dan siap siap dulu ya hehe."

"oke deh kalau gitu, bye bye princess."

"bye ko,"

Sambungan terputus menyisakan Fasya yang menatap getir kotak biru di atas meja riasnya.

🐬🐬🐬

Last Goodbye -Chenle-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang