Minggu ini seharusnya giliran Mas Aji datang ke tempatku, tapi hingga lewat masa kunjungan pun, dia tidak menampakkan tanda-tanda kedatangan. Ingin sekali rasanya mencari tahu dengan menelepon Mel, namun kutahan. Aku tidak mau menciderai persaudaraan dengan Mel hanya karena masalah seperti ini. Hanya? Ini bukan tentang alasan mengapa Mas Aji tidak datang menemuiku, tetapi sebagai orang yang memahami apa itu poligami, seharusnya dia juga mengerti, jika apa yang ia lakukan ini sama dengan sudah bersikap tidak adil. Itu sangat berdosa, dan bisa menjadi sebuah kezaliman.
Kupandangi ponsel yang berada di genggaman. Merasakan denyut sakit hati yang menusuk-nusuk relung. Perih dan pedih. Sakit sekali. Hukuman yang kuterima ini jauh lebih menyakitkan, dibanding dengan harus menyaksikan senyum pria yang sangat kucintai itu saat buah hatinya lahir ke dunia. Aku melihat semua itu dengan kedua netra ini. Hunjam, semua terasa menghunjam dan mencabik-cabik ketidaksempurnaanku sebagai perempuan.
Kumainkan ponsel itu. Semakin dipandangi, semakin terasa menyakitkan. Aku berharap Mas Aji memberi kabar, namun itu semua nol besar. Bahkan harapanku sia-sia, tatkala akhir-akhir ini sikap dinginnya terhadapku semakin membabi buta.
Petir menggelegar. Angin bertiup kencang, masuk melalui jendela kamar yang tiba-tiba terbuka. Kelambu melambai-lambai. Beberapa daun kering memasuki ruangan dan jatuh ke lantai. Tak biasanya cuaca seekstrim ini. Figura besar yang membingkai foto pernikahanku dengan Mas Aji pun ikut terjatuh. Benturan keramik dengan bingkai kaca itu menimbulkan bunyi cukup keras. Pintu seketika diketuk dari luar. Suara Si Mbok memanggilku. Disusul tangis Kanara.
***
Selengkapnya, silakan baca di KBM App dengan nama akun Tita Damayanti dan judul cerita yang sama. Di atas adalah cuplikan bab baru Ranupatma Kamia yang tayang beberapa hari lalu. Akan seperti apa konflik utama dan endingnya? Subscribe dan terus dukung. Karena akan ada giveaway khusus untuk yang selalu setia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua Suamiku
General FictionPelangi terlukis usai hujan mengguyur. Indah dikelilingi sisa mendung dan angin sejuk. Pantulannya yang melengkung pesonakan langit tunduk rupawan. Cinta tak pernah salah. Ia hanya butuh sedikit petuah.