Chapter 7

5.3K 202 2
                                    

Besok pagi nya Lily dibuat bingung karena ada sebuah paper bag tepat diluar kamarnya. Ia tak berani membuka paper bag itu karena berpikir mungkin ini adalah milik pelayan lain maka dari itu Lily tak membuka nya bahkan ia tak berpikir ini untuk nya sebab tahu tak mungkin ada seseorang yang memberikan paper bag ini untuk nya.

Terlebih tak mungkin orang luar memberikan nya untuk nya karna penjagaan dirumah ini sangat ketat dan sebarangan bisa keluar dan masuk rumah ini.

"Apa ku tanyakan saja kepada Bibi Monica." gumam Lily mengambil paper bag yang entah apa isinya itu tuk mencari Bibi Moncia mungkin saja dia tahu ini milik siapa.

"Benarkah ini ada di luar kamar mu?" tanya Moncia sekali lagi karna ia heran tak pernah ada paper bag yang tiba tiba tak dikenal terlebih ia melihat paper bag itu terkesan mewah.

"Entahlah Bi, aku juga bingung ini berasal dari mana. Saat aku bangun tidur,ini sudah berapa disana." jujur Lily kepada Monica dan Monica hanya mengangguk mengerti lalu mengambil paper bag itu.

"Bibi saja yang simpan. Bibi akan tanyakan kepada pelayan lainnya mungkin saja ini milik salah satu pelayan disini." ucap Monica membuat Lily mengerti dan berlalu pergi untuk mengerjakan pekerjaan.

Lily mulai mengambil alih yaitu mencuci piring sembari Lily bersenandung tak menyadari seseorang sedang memperhatikan dirinya. Sebuah deheman berhasil membuat pekerjaan Lily terganggu dan melirik kebelakang sampai kedua mata nya terbelakak melihat siapa yang sedang menatap.

Itu Tuan Arsen dengan intimidasi nya!

"Tu-an.." cicit Lily melihat sorot mata tajam pria itu yang selalu berhasil membuatnya tak berkutik. Arsen melirik piring kotor lalu kembali menatap Lily yang menunduk takut?

"Aku sudah menggantinya dengan yang lebih bagus, jadi. Tak perlu menanyakan ponsel jelekmu itu." Arsen berkata dengan keangkuhan yang selalu ia tunjukan kepada semua orang termasuk kepadanya.

Lily mendongak menatap heran perkataan tuan nya yang sulit ia mengerti. Menganti? Ponsel? Otak kecilnya itu tak mampu mencerna semua perkataan pria itu.

"Hmm, maksud tuan apa?" cicit Lily takut-takut menatap tuannya itu. Entah kenapa ia selalu takut saat berhadapan langsung dengan Arsen tetapi saat ia menatap diam-diam tuannya itu hatinya bergetar merasakan perasaan aneh ini yang tiba tiba masuk kedalam hatinya.

"Kau, apakah kau telah membuka hadiahnya?" tanya Arsen tajam saat Lily tak mengerti maksud dari perkataanya.

Lily mengelengkan kepalanya membuat Arsen murka sampai Bibi Monica tiba tiba datang menghampiri tuannya itu bersama Lily.

"Apakah ini yang tuan maksud?" Monica memperlihatkan paper bag yang ia bawa di tangan ya. Kekesalan Arsen semakin nyata karena bukan Lily yang mengambilnya.

"Jadi kau mengambil itu Monica." desis Arsen berkata dengan tajam membuat Lily gemetar lalu mencoba mendekati bibi Monica dan ingin menjelaskan semuanya kepada Arsen yang sangat murka.

"Bu-kan. A-ku kira itu bukan untukku dan milik pelayan lain jadi aku..." sebelum Lily melanjutkan ucapan ya Arsen sudah murka lalu mengambil paper bag itu dengan kasar dari tangan Monica.

"Cukup! Tutup mulutmu. Aku tak ingin mendengarkan lagi! " bentak Arsen kepada Lily berhasil membuat air matanya jatuh.

"Apa yang kalian lihat! Cepat bekerja!" teriak Arsen kepada pelayan yang melihat kejadian barusan. Freya dan Gebby terkejut mendengar teriakan tuannya itu. Mereka berpikir Lily sudah berbuat kesalahan besar sampai membuat tuan Arsen begitu murka.

Arsen pergi seketika tidak memperpeduli air mata yang wanita itu karena kemarahan nya sudah meledak saat tahu barang pemberian nya malah di berikan kepada orang lain.

"Ak-u ti-dak tahu bahwa itu untuk ku, bibi." isak tangis Lily kepada Monica yang saat ini hanya bisa menarik nafas lalu mengelus punggung keponakan nya itu.

"Bibi tahu. Sudah, jangan menangis." balas Monica lalu menyuruh Lily beristirahat untuk meredakan tangisannya itu. Entah kenapa perasaan Monica cemas saat tahu tuan nya itu membelikan sesuatu untuk Lily sebab tak biasanya tuan nya memberikan hadiah kepada para pelayan nya.

Semoga saja bukan hal buruk..

***

Dikamar nya Arsen membanting paper bag yang berisi ponsel mahal tak peduli kalau ponsel itu rusak karena bantinganya yang cukup keras. Saat ini ia hanya ingin melupakan kekesalannya karena tahu Lily memberikan hadiahnya kepada Monica.

"Sialan! Memang nya kau siapa heh. Berani-beraninya menolak pemberianku." desis Arsen dengan nada menghina. Dirinya tak mau mendengarkan penjelasan pelayan rendah itu karena ia sudah terlanjur murka dan marah melihat paper bag itu berada ditangan orang lain.

Sendari tadi Sarah hanya terdiam saat keluar dari kamar mandi. Dirinya langsung keluar saat mendengar bantingan yang cukup keras. Sarah segera mendorong kursi roda nya dan melihat aura gelap menyelimuti suaminya itu.

"Sayang..." panggil Sarah lembut kepada suaminya itu. Arsen langsung menoleh dan menemukan istrinya yang datang dari arah kamar mandi. Arsen mendekati istrinya itu dan berjongkok dihadapan Sarah..

"Maaf, membuatmu terganggu karena bantinganku." sesal Arsen kepada istrinya itu. Sarah membelai wajah suaminya dan mengecup bibir tebal Arsen.

"Tak apa sayang. Aku tahu kau sedang marah. Katakan kepadaku apakah ada yang membuatmu marah? Masalah pekerjaan?" tanya Sarah karena tak biasanya Arsen begitu marah sampai membanting sesuatu. Sarah melirik dan mencari cari barang yang dilempar suaminya.

"Itu..." Sarah menunjuk ponsel yang masih terbungkus rapi karena bantingan Arsen membuat ponsel itu keluar dari paper bagnya.

"Lupakan saja. Aku tak ingin membahas nya, karena itu akan membuatku kembali marah." Arsen berkata dengan nada kesal membuat Sarah terdiam karena jawaban Arsen yang ambigu.

Sebenarnya Sarah sangat penasaran kenapa suaminya itu bisa begitu sangat marah? Ada apa dengan suaminya di pagi hari ini?

Baiklah aku akan bertanya kepada bibi Monica saja..

"Lebih baik kita..." ucapan Arsen terhenti lalu mulai mencumbu Sarah yang sudah wangi sehabis mandi dan membawa tubuh istrinya itu menuju ranjang mereka.

Sarah hanya bisa pasrah dengan apa yang Arsen lalukan saat ini. Sarah masih bersyukur karena Arsen begitu menyayangi nya dan tak meninggalkan saat ia dalam kondisi seperti ini.

Arsen melupakan emosi yang ada dengan mencumbu Sarah di pagi hari ini dan tak mungkin juga ia membawa salah satu pelayannya saat ini karena Arsen benar benar tidak dalam suasana hati yang baik. Lebih baik ia bercumbu bersama Sarah membawa ketenangan untuknya meski hanya bercumbu saja tak apa.

Entah kenapa gadis kecil itu berhasil mempengaruhi ku...

*****

Hai aku kembali!
Ada yang kangen mereka ga?
Aku keba written block jadi susah up tapi aku udah bertapa dan nemu alur yang pas.


Arsen labil tidak? Kadang baik kadang galak kay abege lagi di phpin ya gak sih?

Vote komen dan follow supaya aku makin semangat guys.

Jangan lupa baca Wanita kedua ya

Blurb

Novel Hurt Story.

Xavier Savierro pria dengan sejuta rasa sakit yang ia rasakan saat ini, masih terbelenggu dengan wanita masalalunya dan mengabaikan wanita yang sudah menjadi istrinya karena masih memikirkan wanita masalalunya. Apakah Xavier akan memilih wanita masa lalunya yang pergi meninggalkan nya tanpa sebab, atau kepada istrinya yang selalu bersabar menunggu membalas cintanya?

Kalian disana bertemu Bianca sam Xavier guys.

02.09.2020.
18.47 wib.

Trapped by The Devil 21+ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang