9. Yang sebenarnya

118 17 2
                                    

"Perpisahan adalah awal hari-hari penuh rindu."

Nayeon menyadari bahwa jika ia menangis itu tidak akan merubah apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayeon menyadari bahwa jika ia menangis itu tidak akan merubah apapun. Ia mengusap air matanya kasar dan membulatkan keputusannya.

"Aku akan menentukan jalan hidupku sendiri. Tidak ada yang boleh menghentikan." Ucapnya.

Nayeon bangkit dari kesedihannya dan mengambil buku diary-nya. Pertama-tama yang dilakukannya terhadap buku itu adalah menuliskan judul. Ia menuliskan judul itu dengan tulisan indahnya 'Pangeran Atmosfer'.

Nayeon tersenyum saat mengingat Taehyung yang menggombalinya dulu.

"Seharusnya aku mengatakan IYA, Tae." Ucapnya menyesal. Ia tersenyum palsu.

Lanjut, Nayeon menuliskan apa yang ingin dia tulis. Dia juga menempelkan foto Taehyung yang telah disiapkan di buku itu. Dia mengenang masa-masa Taehyung yang selalu mendekatinya. Nayeon mengelus foto Taehyung, ia sangat rindu Taehyung yang selalu didekatnya dan menyatakan cintanya.

"Dia semakin tampan. Aku menyesal menolakmu,Tae." Ucapnya sambil mengelus foto Taehyung.

Setelah menuliskan kalimat terakhir untuk bukunya, ia beranjak dari duduknya dan mengambil ponsel yang berada di kasur. Ia meletakkan ponselnya di meja dan memposisikan ponselnya untuk memotret dirinya. Ia membuka aplikasi foto dan memasang timer. Nayeon duduk kembali dengan memasang gaya sedang menulis dan wajahnya sedikit tersenyum.

 Nayeon duduk kembali dengan memasang gaya sedang menulis dan wajahnya sedikit tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Di malam yang dingin itu Nayeon menggunakan Hoodie dan celana putihnya. Ia nekat pergi keluar rumah malam-malam untuk memberikan buku yang telah ditulisnya tadi kepada Taehyung. Nayeon hanya berjalan kaki dan hanya sendirian.

Sesampainya di rumah Taehyung, Nayeon berdiam diri di depan pintu rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah Taehyung, Nayeon berdiam diri di depan pintu rumahnya. Ia menatap sedih pintu itu.

"Aku percaya rumahmu akan berubah kelak, Tae. Selamat tinggal! Jaga dirimu dan lupakan aku." Nayeon meneteskan air matanya. Ia meletakkan sebuah buku di depan pintu rumah Taehyung. Lalu, Nayeon meninggalkan rumah itu.

Setelah mengantar buku itu, Nayeon tak pulang ia memutuskan untuk pergi ke sungai Han. Sesampainya disana ia duduk di tepian sungai.

"Semoga saja keputusan ku ini adalah yang terbaik." Nayeon berdiri dari duduknya. Tiba-tiba telponnya berdering menandakan telepon masuk.

Byur...

Nayeon terkejut. Ponsel yang dipegang Nayeon tadi dilempar oleh seseorang.

"Apa yang kau lakukan?" Marah Nayeon.

"Pergi dari kehidupan Kim Taehyung, Nayeon. Cukup buat dia menderita karena ancaman Appamu!" Seseorang yang melemparkan hp Nayeon tadi balik marah ke Nayeon.

"Apa maksudmu, Jisoo?" Nada Nayeon melemah.

"Selama ini dia selalu diancam. Aku yang selalu disampingnya dan kau seenak jidatmu menghina orang tuanya." Ucap Jisoo sambil mendorong Nayeon dengan jari telunjuknya.

"Tidak, kau sa-" ucap Nayeon menjelaskan.

"Jangan berpura-pura baik di depanku. Aku terlanjur marah sekarang, Nay. Maafkan aku, sepertinya kamu harus meninggalkan Taehyung selamanya." Perkataan Nayeon terpotong oleh Jisoo. Ia sedang sangat marah dan tak dapat mengendalikan dirinya. Ia mengarahkan balok kayu besar yang ada di tangan kanannya ke arah kepala Nayeon. Ia memukulkannya cukup kencang.

Brakk...

Nayeon jatuh dan tak sadarkan diri. Jisoo melihat sekitar dan meninggalkan Nayeon yang tak sadarkan diri.

Setelah jauh dari tempat Nayeon berada. Jisoo memberhentikan langkahnya dan terdiam. Tiba-tiba dirinya menjadi takut. Jisoo terduduk di trotoar jalan itu dan menangis. Entah kenapa rasa takut tiba-tiba muncul dalam dirinya.

"Apa yang telah kulakukan? Bagaimana jika Nayeon mati? Bagaimana jika Taehyung membenciku?" Jisoo panik tak karuan. Ia mengacak rambutnya marah.

To be continue

Untuk menunjukkan kalian suka dengan Fanfiction ini tolong berikan dukungan kepada saya berupa vote dan comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk menunjukkan kalian suka dengan Fanfiction ini tolong berikan dukungan kepada saya berupa vote dan comment.
Terima kasih juga bagi para readers yang telah membaca fanfiction ini.
Saya selaku authors mohon maaf apabila ada kesalahan kata atau kalimat pada cerita dan kekecewaan para pembaca terhadap fanfiction saya.

01 September 2020

E A R T H or K O R E A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang