Holaaa, cerita Aksara kambek nihhhh....
Jempol kalian udah siap buat vote dan komen belum?
Jempol tangan ya, jangan jempol kaki hehe
Langsung aja yuuu, semoga sukaa^^******
Terdengar sangat cepat, tetapi waktu memang terus berjalan kan? Saat ini semua murid tengah berjalan kembali ke kelasnya masing masing untuk melanjutkan pelajaran yang sempat di tunda karena jam istirahat beberapa saat lalu. Semua kembali dengan berbagai ekspresi masing masing.
Ada yang kekenyangan karena memakan hampir dari seluruh makanan yang di jual di kantin, hanya untuk murid yang tercap anak sultan. Karena jika tidak punya uang, mungkin hanya bisa makan mie instan kuah itupun pakai nasi dan sudah pasti lebih banyakan nasinya.
Ada yang seperti itu? Sebenarnya tidak sampai segitunya juga si, jajanan di kantin mereka memang mahal mahal tetapi tidak sampai jual ginjal ko.
Lanjut, hampir semua murid tengah memasang wajah masam dan jengah karena harus kembali memandangi pelajaran yang membuat mereka pusing tidak ketulungan.
Oh iya, yang buru buru ke toilet? Pasti ada. Sibuk memoles wajah dan kembali memakai perwarna bibir dari warna pink hingga warna merah yang sempat luntur karena gorengan berminyak.
Iya, mereka kalo makan gorengan di sedot ampe minyaknya keluar.
"Sumpah ya, gue jadi takut beli soto di tempat Mang Asep tau." ujar salah satu siswi dari ketiganya yang sedang berjalan pelan keluar kantin.
Yang kebetulan mereka melewati Meisya dan Freya. Mendengar itu, entah kenapa Freya jadi kesal sendiri karena ia dan si penjual bernama Mang Asep itu sudah sangat dekat, maklum Freya kan langganan sotonya.
"Iyalah, gila gue si bener bener gak mau beli lagi. Mau gratis juga gue gak mau!" bibir ketiganya semakin tipis menggibah, seperti emak emak di tukang sayur saat pagi hari.
"Eh, mulut lo gak pernah di TK-in ya? Langsung SMA? Nyogok kan? Keliatan si, otak kalian ketelen kali pas lagi makan di kantin." sentak Freya menimpali. Membuat ketiga siswi tersebut mundur beberapa langkah mendapati wajah menyeramkan Freya.
Ratu gibah ini woee, jangan macem macem lo pada.
"Ko lo belain dia si? Jelas jelas Mang Asep itu salah, dia pedagang curang!" satu gadis dari ketiganya itu mulai mengeluarkan sebuah bentakan. Walau masih dengan hati hati, takut Freya makin ngamuk lagi nantinya.
"Tau apa lo? Gak usah nyebar fitnah. Gue yakin Mang Asep itu di jebak!" lengan Freya di tarik pelan oleh Meisya, kenapa jadi ribut begini?
"Freya—"
"Ini bukan fitnah ya! Emang Mang Asep itu salah, gue curiga sama lo yang selalu bela belain tukang soto itu! Jangan jangan—"
"Jangan jangan apa? Lo mau bilang gue sekongkol? Untungnya buat gue apa? Mending lo balik lagi sana ke kantin, beli otak otak biar rada pinter dikit!" ujar Freya menghentakan lengan Meisya agar tidak memeganginya. Tubuhnya semakin maju melawan sedangkan tiga gadis itu justru semakin mundur ke belakang. Namun tetap saja mau setakut apapun ketiganya tidak akan mau kalah dari gadis cantik yang terkenal bernama Freya ini.
"Halah, mau lo belain si tukang soto itu kaya gimana pun. Gue tetep yakin kalo dia pedagang licik, jangan sampe dia balik lagi jualan di kantin ini!" benarkan, gadis itu masih tidak mau kalah juga dari Freya.
"Mulut lo itu ya! Gue tabok kejang kejang lo pada!" kesal Freya, kata kata mereka yang mengatakan Mang Asep adalah pedangang licik berhasil memancing emosinya saat ini.
"Tukang soto aja di belain banget, waras lo?"
"Tau, udah tuh tukang sotonya curang. Mending lo ke dokter sana periksa otak lo itu!" ujar gadis berbando pink tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Aksara Gunadhya, manusia berparas malaikat. Rupa wajahnya tak seindah perjalanan hidup cowok tersebut. Terlahir untuk bertanya, apa tujuan hidupnya? Kenapa Aksa harus terus bertahan? Untuk apa Tuhan menciptakannya? Di...