4. Bawa Pergi

11 7 0
                                    

Queen tengah menikmati rolled sandwich sebagai sarapannya hari ini. Rasanya sangat enak, tetapi pandangan dari Arthur sedikit membuatnya kurang nyaman. Dia pun merasa gugup, mungkin saja ada sesuatu yang aneh menempel di wajahnya. Setelah meraba seluruh wajah, Queen masih mendapatkan tatapan itu.

"Ada apa, Arthur?"

Ternyata Arthur tidak sadar bahwa dia telah memandangi kekasihnya lebih dari lima menit. Dia pun menjadi salah tingkah. "Ti-tidak ada apa-apa. Aku hanya melamun," ujarnya dengan tersenyum dipaksakan.

"Melamunkan apa?" tanya Queen sembari menopang dagunya di meja.

Bola mata Arthur melirik ke kanan kiri sembari mencari jawaban yang tepat. "A-Aku memikirkan restoranku," bohongnya.

Queen menangkap gelagat aneh dari Arthur. "Ada masalah di restoranmu?"

"Bukan masalah besar," ucap Arthur cepat.

Queen pun tidak lagi bertanya. Dia sangat mengenal kekasihnya. Akan ada saatnya Arthur menceritakan masalah yang terjadi. Pikirnya Arthur tidak mau membebaninya untuk saat ini.

"Aku akan pergi ke restoran," ucap Arthur dan mencium kening kekasihnya.

Hari pun sudah siang dan sampai saat itu Queen hanya mengabiskan waktu di depan televisi. Tayangan film komedi sedang disiarkan tetapi perempuan itu tidak tertawa ataupun tersenyum. Pandangannya kosong menatap layar besar itu.

Tiba-tiba Rose menghampirinya dan berpamitan untuk pergi berbelanja. Merasa bosan di rumah, Queen memutuskan untuk ikut. Awalnya Rose menahan Queen untuk ikut serta karena takut terjadi apa-apa. Tetapi tidak ada yang bisa mengalahkan keras kepalanya Queen sehingga Rose pun tak bisa berbuat banyak selain mengizinkan pergi.

"Malam ini mau masak apa?" tanya Queen sembari mengekor di belakang Rose.

"Bagaimana dengan beef steak cheese?" tanya Rose sembari memasukkan keju ke dalam keranjangnya.

Queen mengangguk. "Aku ingin membuat puding."

Kini Rose yang mengikuti Queen mengambil bahan-bahan untuk membuat puding. Dia mengambil empat bungkus agar-agar, cokelat bubuk, whipped cream, dan dua kaleng susu kental manis.

"Kau masih suka membuat kue?" tanya Rose. Dulunya Arthur sering memuji kue yang dibuat oleh Queen. Akhir-akhir ini dia tidak mendengar lagi tentang Queen ataupun kue-kuenya. Dia kira perempuan itu memiliki hobi baru.

"Tentu. Aku merasa bahagia di saat orang lain mencicipi kue yang kubuat sendiri. Aku berencana membuat toko kue nantinya."

Rose tersenyum melihat Queen yang kembali bersemangat seperti biasanya. "Kau akan kaya karena memiliki toko kue dan bekerja sebagai akuntan."

Queen tertawa mendengarnya. Berbicara dengan Rose sangat menyenangkan. Sama seperti saat bersama ibunya dulu. Setelah dari pemakaman Margaret, Queen memutuskan untuk bangkit dari keterpurukan. Sedih memanglah wajar, tapi dia harus menjadi perempuan yang kuat seperti yang ayahnya selalu katakan padanya.

"Queen, bukankah itu Arthur?" ujar Rose sembari memicing menatap dua orang yang sedang memilih daging.

Queen mengikuti arah pandang Rose. Dia sangat mengenali punggung kekasihnya. Baju yang dikenakan oleh lelaki itu juga sama dengan yang dipakai Arthur saat berpamitan pergi tadi pagi. Satu hal yang menjadi pertanyaan, siapa yang sedang bersama Arthur?

Segera Queen menghampiri sang kekasih dan perasaannya mulai tidak tenang saat Artur memandanginya dengan raut terkejut dan cemas. Dia pun memandangi perempuan yang menggandeng lengan Arthur.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang