5

1.2K 210 80
                                    

5

jongin sampai dirumah tepat saat jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. jalanan sedikit macet dan membuat jongin harus bersabar karena tubuhnya sudah benar-benar lelah. perkuliahan yang padat dan juga pertemuannya dengan sehun yang entah disengaja atau tidak tapi jongin sekarang merasa semakin lelah.

selama diperjalanan pulang yang sedikit panjang, jongin jadi kembali memikirkan tentang sehun. keputusannya tentang hubungan mereka yang terkesan tidak bisa dipertanggung jawabkan. tentang kebingungannya akan hubungan mereka dan juga tentang putusnya hubungan keduanya.

jongin bahkan memikirkan bagaimana bisa mereka bertemu, bersama dan kini berpisah. jongin dulu selalu membanggakan dirinya sebagai kekasih seorang pria mapan dan kaya raya dan yang jelas percaya bahwa sehun mencintainya sepenuh hati.

tapi semua itu hanya ada dalam angan-angan jongin saja. ternyata sehun tidak merasakan hal yang sama, sehun hanya berpura-pura saja. jika di pikir kembali, kata-kata jongin tadi terdengan seperti jongin bersikap plin plan dan seperti mengharapkan sehun kembali padanya. jongin memukul kepalanya sendiri karena kesal.

setelah sampai di depan gerbang rumahnya jongin segera memasuki pintu gerbang rumahnya itu dan ternyata rumahnya dalam keadaan sepi tidak ada mobil sang kakak bahkan mobil ayahnya di area garasi rumah jongin. entah dimana kakak dan orang tuanya berada.

jongin segera turun tapi saat jongin turun dari mobilnya, dia dikagetkan dengan mobil lain yang ikut memasuki halaman rumahnya dan berhenti tepat di belakang mobil milik jongin. jongin menghela nafas panjang saat melihat sehun keluar dari mobil itu dengan tergesa.

"jongin" panggil sehun dengan suara pelannya.

"kenapa lagi sehun?" tanya jongin dengan nada jengah.

"tidak bisakah kita bicara? dan aku akan jelaskan semuanya padamu"

"bukankah semua sudah cukup jelas?"

"itu hanya dari sisimu saja, kamu lupa mendengarkan penjelasanku kim jongin" kata sehun dengan nada tidak sabaran.

"apalagi? kamu ingin bilang bahwa aku yang salah disini?"

"tidak, hanya dengar penjelasanku dan ambilah keputusan setelahnya"

"baiklah, ayo masuk" ucap jongin setelah menghela nafas panjang dan berjalan memasuki rumahnya.

jongin berjalan menuju ke area belakang rumah yang terdapat teras dan juga pemandangan yang cukup menyejukkan kedua matanya. karena jongin yakin jika pembicaraannya dengan sehun bukanlah pembicaraan yang akan membuatnya merasa bahagia.

jongin dan sehun duduk di sofa berbeda karena jongin lebih memilih duduk disebuah sofa single, keduanya berhadapan dan hanya saling diam hingga maid keluarga kim selesai menghidangkan teh dan juga camilan untuk menemani pembicaraan keduanya.

"jadi apa?" tanya jongin

"aku dan luhan memang saling mengenal dan cukup dekat, kamu benar kami memang pernah saling menjalin kasih dan harus berpisah karena luhan bukan menantu yang orang tua ku inginkan. lalu kita bertemu dan kamu tahu cerita selanjutnya."

"maaf karena membuatmu seolah tidak dicintai dan tidak diinginkan karena kehadiran luhan, tapi jongin aku ingin kita bersama" lanjut sehun dengan nada seriusnya.

"aku tidak mau, aku tidak ingin bersama dengan pria pembohong seperti dirimu. lagi pula siapa yang akan menjamin hidupku akan bahagia jika bersama dengan orang sepertimu" kata jongin dengan tenang.

"bukankah kamu ingin kita menikah? ayo menikah kalau begitu"

"tidak, tidak lagi. aku tidak ingin menghabiskan hidupku dalam bayang-bayang luhan. aku ingin menjadi diriku sendiri, aku tidak ingin sepanjang hidupku kamu akan terus membandingkan aku dengan luhan. aku tidak mau."

PURA-PURA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang