Welcome back.... Happy reading...
.
.
.Marmer putih bersih seolah menjadi pemandangan mengagumkan tersendiri bagi wanita itu. Seakan tak ada lagi hal menarik yang bisa membuat emeraldnya terpukau. 30 menit, hanya menunduk dengan pandangan kosong tanpa peduli bagaimana suasana dingin disekitarnya.
"Jadi, ada yang ingin kau jelaskan, Haruno?" dengan suara berat yang menggema, wanita merah muda itu langsung mengangkat kepalanya. Masih mempertahankan raut datar meski hati berteriak untuk marah dan memaki pada seluruh pasang mata beriris sama. Hitam. Dia tidak bersalah. Dia adalah korban. Jadi mengapa dia yang dihakimi?
Sakura bahkan tak peduli bagaimana tatapan intimidasi yang seakan ingin melubangi kepalanya. Karena jika bisa, dia ingin tatapan itu benar-benar bisa membunuhnya saat ini juga. Meninggalkan nama yang tak terkenang serta harga diri yang sudah musnah.
"Aku baru tahu wanita yang kukira terhormat sepertimu bisa melakukan tindakan senonoh seperti ini. Apa kau tak bisa mencari cara lain untuk mengobati adikmu yang sekarat itu? Tidur dengan sembarang lelaki. Cih" dan sindiran dari lelaki pujaan hatinya itu membuat tubuhnya kaku seketika. Pikirannya kosong bahkan tak mampu menahan air mata. Terlambat, air suci itu sudah tumpah.
Uchiha Sasuke tak lagi bisa mengenali dirinya sendiri. Seorang Uchiha yang harusnya bisa mengendalikan emosi dan menjaga ketenangan di semua situasi, lebur saat menghadapi wanita itu. Dia benar-benar muak.
Oh, bagaimana mungkin kau bisa tidak menganggapnya jijik setelah apa yang kau lihat pagi tadi. Calon istrimu, yang dalam waktu satu minggu akan mendampingi hidupmu ditemukan tidur dan telanjang bersama pria lain? Oh bukan pria lain kalau kasusnya adalah kakak kandungmu sendiri.
Jadi, bukankah Sasuke sewajarnya merasa menjadi pihak yang terkhianati? Tidak. Bukan itu. Sasuke bahkan tidak pernah mencintai wanita merah muda itu. Sakura hanya sebuah pelampiasan atas kekecewaan Sasuke pada wanita lain yang dia cintai. Katakanlah dia kejam. Tapi Sasuke hanya ingin mencari wanita yang bisa mencintainya tanpa dia harus membalas. Sakura adalah wanita yang cocok untuk itu.
Dan Sasuke merasa marah karena harusnya hanya dialah yang boleh menyakiti wanita merah muda itu. Bukan orang lain, terutama kakaknya.
"Maafkan aku,,," lirih Sakura. Oh astaga... Dia bahkan tidak ingat apa yang terjadi semalam. Yang dia ingat, dia hanya pergi mendampingi Sasuke di pesta ulangtahun kolega lelaki itu. Dia hanya tahu bahwa tiba-tiba Sasuke pergi meninggalkannya karena "dia". Ya, dia yang dicintai Sasuke. Sakura tidak bodoh untuk untuk menyadari dia hanya bertepuk sebelah tangan.
Dan Sakura sudah cukup menertawakan dirinya sendiri saat menyetujui lamaran bungsu Uchiha itu. Mau bagaimana lagi, bukankah cinta memang bisa membuat semua orang berpikir irrasional. Tapi Sakura tak peduli. Meskipun dia tahu dia akan menjalani kehidupan pernikahan yang mungkin akan dia sesali suatu saat nanti.
Tapi, tidur dengan lelaki lain bukan menjadi rencananya. Dalam 24 tahun hidupnya bahkan sentuhan paling intim dari seorang lelaki adalah ciuman. Sasuke adalah orang yang pertama kali mengambil ciuman pertamanya. Sampai sekarang dia masih merasa ngeri saat melihat banyaknya darah di sprei putih tadi pagi. Oh, jangan tanyakan itu darah apa!
Dan tatapan onyx lain yang entah kenapa terasa lebih dingin dari milik Sasuke mampu membuat dirinya membeku seketika. Onyx itu sangat tajam seakan menguliti tubuh telanjang Sakura yang sudah terdapat bekas-bekas tanda kissmark. Sakura hanya bisa menelan ludah gugup begitu mengetahui siapa lelaki yang tidur semalam dengannya.
Belum selesai keterkejutan Sakura, entah bagaimana bisa Sasuke masuk ke kamar hotel bersama dengan wanita berambut coklat pendek. Sakura tidak tahu siapa wanita itu karena beberapa detik kemudian dia sudah keluar dan berlari dengan air mata di pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Stay
RomanceDesclaimer: Naruto dan kawan-kawan adalah milik Masashi Kishimoto Pair: Haruno Sakura×Uchiha Itachi× Uchiha Sasuke and others Rate: M The picture not my own... "jangan bertanya apapun, Sakura. Hanya tetaplah tinggal dan bersamaku" ungkap Itachi dat...