4. sakit

838 118 2
                                    

Itachi melihat semuanya dan dia tak bisa percaya meski semua itu tersaji di depannya. Dia melihat bagaimana Sasori tak pernah melepaskan pandangan sedikitpun pada Sakura bahkan sejak awal mereka masuk aula resepsi. Itachi juga mengamati bagaimana kilau hazzle Sasori yang biasa terlihat jenaka dan lembut itu berubah menjadi tatapan memuja dan kerinduan mendalam saat mendapati Sakura tersenyum. Bagaimana tatapan itu berkilat tajam saat Menma mengajaknya berdansa. Dan Itachi tak suka semua itu.

Tapi, Itachi tak bisa mengabaikan Shion yang datang bersama Sasuke saat itu. Itachi merasa marah, tapi bukan pada Shion yang menggandeng mesra lengan adiknya. Tapi pada tatapan Sasuke yang tak bisa lepas dari Sakura saat wanita itu bercakap dengan Naruto.

Ada rasa marah yang tak Itachi pahami saat semua mata orang yang disayanginya terpaku pada wanita merah muda itu. Iya, Sakura memang tampil bak putri malam ini. Sikap polos dan malu-malunya yang membuat wajahnya kian memerah manis itu tak bisa Itachi pungkiri. Istrinya sangat menawan melebihi wanita pirang yang ada dalam pelukannya itu. Dan dia tidak tahu harus merasa beruntung atau bagaimana.

Katakan saja Itachi brengsek. Dia terus memandang ke arah Sakura padahal dia memeluk pinggang seorang wanita yang dia yakini sangat dia cintai. Hanya saja, Itachi tak bisa mengalihkan matanya. Dia bahkan tak rela saat Menma melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Sakura. Harusnya hanya dia yang berhak menempatkan tangannya disitu.

Sakura begitu mungil. Dan untuk kali pertama Itachi sadar bahwa Sakura sangat melengkapinya. Seolah Kami-sama hanya menciptakan Sakura untuk bersamanya. Tapi mengapa dia bisa di dekapan pria lain?

"Jadi kau benar-benar memperkenalkan Sakura pada semua orang, Itachi-kun?" Itachi mengalihkan fokus pandangannya pada Shion. Dia tak menjawab apa-apa.

"Apakah aku masih punya kesempatan untuk memilikimu?" Shion mendongak dan meminta kepastian pada Itachi.

"Sasuke mencintaimu Shion, kau tahu itu" katanya datar.

"Tapi aku mencintaimu. Kau juga mencintaiku. Jadi kenapa kita tak bisa bersama?" Shion tak sanggup untuk tak menahan air matanya saat mengatakan ini.

"Kau tahu kau bisa menceraikan Sakura saat ini juga. Lupakan Sasuke, aku hanya mencintaimu! apa kau tak bisa mengerti?" Itachi mendesah pasrah. Dia menatap dalam mata violet Shion dan hanya menemukan kesakitan yang mendalam. Kenapa wanita ini harus mengatakan itu saat dirinya sudah bersama Sakura? Itachi memejamkan mata dan melepas pegangannya pada Shion. Dia butuh alkohol sekarang juga.

"Dengar, jika aku tak bisa memilikimu, Tidak seorangpun bisa termasuk Sakura. Kau akan menjadi milikku Itachi-kun" Itachi tak memperdulikannya dan tetap melangkah mengambil segelas martini.

Onyxnya kembali melirik pada Sasori yang menatap intens Sakura yang tubuhnya bergetar. Wanita itu menangis dan ada kemarahan tak kasat mata yang menyambangi Itachi begitu Sakura keluar dan berlari tertatih. Gelas itu pecah dan Itachi menulikan pendengarannya saat Sasuke memanggilnya.

Sasuke tak bisa menahan diri untuk tak mengejar kakaknya yang seperti orang kesetanan mengejar wanita merah muda yang berlari cepat didepannya. Hujan mengguyur lebat kota Konoha itu tak digagasnya saat Sasuke berulang kali menyeru nama kakaknya.

Sasuke mengalihkan pandangan pada wanita merah muda yang berlari kencang di depan sana. Apa yang terjadi pada dirinya saat ini membuat Sasuke ingin tertawa. Dulu dia menyia-nyiakan wanita itu dan kini ia mengejarnya? Sasuke bahkan tak melepaskan pandangan pada Sakura dan pemuda berambut merah yang dia tahu sebagai sahabat Itachi. Dan Sasuke tahu ada sesuatu diantara mereka.

CKITT!!!

Itachi dan Sasuke berdiri mematung saat sebuah mobil berwarna merah hampir saja menabrak Sakura. Sakura mengatur nafas dengan sepatu yang sudah terjatuh dari lengannya. Wanita itu memeluk bahunya yang kedinginan akibat hujan yang terus mengguyurnya. 

Just StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang