10

15 3 0
                                    

Aku melirik ke samping Mas Rama.

Anye! Anak gembul itu tertidur ternyata.

"Shaneen bawa Anye ke kamar dulu," ucapku meminta ijin, sambil membawa Anye ke gendonganku

"Jangan coba-coba kabur, Shaneen!" tegur ibu

"Enggak bu, nanti Shaneen balik lagi," jawabku sambil berlalu membawa Anye menuju kamar

Setelah meletakkan Anye di tempat tidur, dan memastikan dia nyaman, aku bergegas menuju ke luar.

Oke, mari kita selesai semuanya hari ini!

Aku segera duduk di sebelah Mas Rama.

Oh, sepertinya Mas Rama belum mengatakan apa-apa.

"Gak ada yang mau menjelaskan?" tanya Ayah

"Jadi gini yah, bu. Mas Rama di jodohkan sama anak teman papanya," ucapku pada akhirnya

Mas Rama menoleh, menatapku setelah aku menyelesaikan ucapanku.

"Bagaimana bisa? Bukannya orangtua kamu sudah tau hubungan kalian?" tanya ayah

"Maaf yah,--

"Dia bukan ayah kamu,"

Seruan ketus itu terlontar dari mulut ibu

Mas Rama menatap ibu, tapi ibu lebih memilih menatap ke arah lain.

"Maaf om, Rama gak bisa nolak permintaan mereka. Mereka memang sudah tau hubungan saya dan Shaneen, tapi saya juga gak tau kenapa tiba-tiba mereka meminta saya untuk menikah dengan anak teman mereka,"

Iya, orangtua Mas Rama memang mengetahui hubungan kami. Tapi kenapa?

"Jadi sudah jelas, hubungan kalian berakhir, bukan?" tanya Ayah

berakhir

"Tapi om, itu bukan keinginan saya. Saya cuma mau menikah dengan anak om--

"Maksud kamu apa?! Saya gak mau kalo anak saya kamu jadikan istri kedua! Sudahlah, saya gamau tau! Hubungan kalian berakhir!"

Oke, itu ibu yang ngomong

Ayah yang duduk di samping ibu, segera menenangkan ibu.

"Rama, jujur. Saya senang ketika mendengar anak saya menemukan laki-laki baik seperti kamu, yang berani bertanggung jawab, yang mencintai putri saya dengan sepenuh hati. Tapi kamu harus tau, saya membesarka putri saya dengan penuh kasih sayang, sedari kecil saya usahakan agar dia selalu tersenyum bahagia,"

Ayah menghela nafas sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"Dan saya tidak akan membiarkan laki-laki manapun menyakiti putri saya. Saya akan lebih terluka melihat putri saya terluka. Dan saya akan lebih menangis melihat putri saya menangis. Jadi, tolong lepaskan putri saya. Biarkan dia mendapatkan kebahagiaannya dengan orang lain,"

Aku sudah menangis mendengar penuturan ayah.

Persaanku campur aduk. Antara terharu mendengar ucapan ayah, dan bagaimana kelanjutan hubunganku dan Mas Rama.

Eh?

Padahal kan, udah jelas hubungan kita berakhir.

"Tapi om, saya mencintai Shaneen, saya hanya--

"Saya sudah berbicara baik-baik, Rama. Jangan sampai saya memakai cara kekerasan,"

Suara ayah terdengar lebih mengerikan. Seolah menjelaskan bagaimana kecewanya dia pada Mas Rama.

"Kamu bisa pergi dari sini!" usir ibu pada Mas Rama

Aku yang duduk di sebeleh Mas Rama hanya menunduk mendengarkan ucapan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShaneenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang