"Gini banget hidup gue. Kebanyakan tentang gue selalu ternistakan. Gue salah apa?"
-Gabriela Kelsa Ara"Aku punya mama dan papaku. Kalau pacar, males ah. Enakan juga sendiri."
-Claretta Angela HafikaAku memikirkan sesuatu, kira-kira apa yang dapat aku lakukan agar tidak diam saja menunggu di sini? Jangan jawab membersihkan sekolah, aku tidak sekuker itu.
Aku pun memutuskan ke kantin. Baru aku beranjak dan melangkah, namun bel sudah terdengar. Cobaan apa lagi ini.
Terlihat para anggota OSIS memasuki kelasku. Terlihat satu, dua, tiga, empat, lima. Yap, dua orang OSIS memasuki kelasku. Jangan tanya mengapa aku menghitung sampai lima, hanya ingin saja.
"Selamat pagi Adik-adik. Perkenalkan nama Kakak adalah Garen Argani Bakti. Kakak sebagai ketua OSIS di sekolah ini dan di sebelah Kakak ...."
Kakak yang berada di sebelah Ka Garen tiba-tiba memotong, "Halo Semua! Perkenalkan ya, aku Claretta Angela Hafika sebagai wakil ketua OSIS. Kehadiran kami di sini untuk–"
"Untuk menemani kalian semasa MOS ini. Sekarang, semuanya dipersilahkan memperkenalkan diri bergantian." Ka Garen memotong ucapan Ka Claretta. Ka Claretta menatap sinis Ka Garen, sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan tatapan dinginnya.
Hening. Tak ada satupun yang berani bicara atau memperkenalkan diri, termasuk aku. "Tidak ada yang mau maju duluan? Claretta, pilih acak untuk jadi yang pertama."
Ka Claretta mengangguk. Menatap satu-satu dari kami para siswa di kelas ini. Tatapannya berhenti di salah satu cowok dengan pakaian lusuh dan wajah tertunduk. "Ya, yang saya tunjuk itu di sebelah kanan. Kamu maju, silahkan jadi yang pertama memperkenalkan diri," tunjuknya ke arahku.
Apa-apaan ini? Dari tadi Ka Claretta jelas-jelas menatap cowok itu, mengapa jadi aku yang maju? Bahkan, tempat aku berada lumayan jauh dari cowok itu. Aishh ... geramnya aku.
Dengan terpaksa dan tidak niat, aku maju ke depan. "Ini dia yang menjadi pertama, silahkan," sambut Ka Claretta terkikik-kikik.
Aku maju dan mundur satu langkah, entah karena apa aku melakukannya. "Perkenalkan, nama saya Gabriela Kelsa Ara."
"Kok cuma segitu aja? Sebutin juga dong lulusan mana dan biodata kamu lebih lengkap. Siapa tau ada yang mau lebih dekat sama kamu 'kan," kelakar Ka Claretta.
Aku menarik napas panjang, bersiap mengucapkan satu paragraf tanpa koma. "Halo! Perkenalkan saya Gabriela Kelsa Ara dari lulusan SMP Cahaya Bangsa saya lahir hari Rabu sepuluh November 2004 di rumah sakit terdekat dari rumah saya hobi saya menyanyi menghalu menonton mv bias dan banyak lagi." Aku menghela napas, lelah sekali berbicara tanpa jeda.
Semua terdiam, termasuk Ka Claretta yang cengo melihatku. Apa yang salah?
Lima detik kemudian Ka Garen bertepuk tangan. "Ayo dong sapa teman barunya. Apa ada yang mau nanya juga?"
"Hai Gab."
"Wah, KPop nih."
"Manggilnya apa nih? Ela aja, ya. Biar beda."
"Nomor whatsappnya berapa nih?"
"Username instagramnya bagi dong."
"Udah punya anuan belum?"
Aku menatap si penanya penuh tanya. A ... anuan? Anua? Anu? Apa itu?
"Maksud dia, pacar. Mungkin." Ka Claretta tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta atau Cita
Teen FictionGabriela Kelsa Ara, itulah namaku. Hanya sahabat terdekatku yang memanggil aku dengan sebutan Ara. Ini kisahku yang rumit dan penuh liku. Putus asa dan bangkit sudah menjadi bagian dalam tubuhku. "Ma--mama?" Apapun yang terjadi, aku tetap mensyukuri...