ー Sembilan

968 184 29
                                    

"Mau bicara sekarang sama Haryang?"

Ari bertanya membuat Herjuno langsung tersentak kaget. Sagara yang ada di sebelahnya hanya mengusap punggungnya sesekali. Pembicaraan yang sebenarnya sangat dihindari oleh Juno kini. Tentang Haryang.

Ketiganya kini tengah lesehan di teras rumah keluarga Prananda. Mengisi plastik kecil dengan gantungan kunci sebagai sovenir pernikahan yang diberikan pada tamu besok. Tepatnya pernikahan si sulung Prananda dengan wanita anggun bernama Dyah.

Pertanyaan dari Ari membuat Juno diam dan berpikir. Mampukah dia berbicara berhadapan dengan Haryang saat ini? sudahkan ia mampu menatap kedua mata sehitam jelaga itu, yang dulunya sangat ia sukai?

"Jika belum, tak perlu dipikirkan. Nanti saja" Sagara langsung menyanggah. Tak ingin ia buat Juno menangis lagi setelah sekian lama. Cukup-cukup ia lihat pundak seorang Juno bergetar pada pertama kali mereka berjumpa.

"Bukan begitu, biar nantinya tak lagi ada masalah loh Der. Apapun, jika ingin membuka lembaran baru, masa kebelakang juga harus di tutup dan diberi tanda selesai." Ujar Ari yang ingin Sagara tanggapi dengan protesan namun tertahan ketika Juno menggenggam tangannya.

Untuk pertama kali, lepas mereka berdua jujur dengan perasaan masing-masing.

"Gak apa-apa Der. Seharusnya memang benar apa yang dikatakan mbak Ari. Agar kedepannya, kamu tak lagi salah paham." Katanya sembari bangkit kemudian tersenyum, "Aku masuk dulu, mau cari Haryang."

Juno masuk meninggalkan kedua manusia tadi dengan pikiran masing-masing. Sagara sebenarnya ingin semua selesai, jadi ia bisa langsung menyembuhkan luka hati yang pastinya masih Juno rasakan. Namun ia takut jika Juno menangis lagi. Saat ini, tangis Juno adalah kelemahannya.

"Kamu gak penasaran tuh percakapan mereka?" Sagara menatap Ari di depannya dan langsung mengangguk. Tentu saja ia penasaran, kenapa lagi harus ditanyakan.

"Yuk, kita intip!" usul si gadis membuat anggukan antusias dari Sagara. Keduanya bangun dari duduknya mengikuti Juno ke dalam.

Bagaimana pun, jika nantinya Juno menangis, Sagara sudah siap sedia di sampingnya.







Nyatanya, malah sang Sagara yang menangis. Ketika melihat Juno sangat tegar mengatakan perasaannya pada Haryang. Mengatakan Juno pernah mencintai anak majikannya. Pernah tersakiti akibat kepergiannya. Pernah rasanya ingin mengakhiri hidup ketika tau bahwa rasanya tak pernah terbalas. Tapi ia bertahan karena tau, bahwa Tuhan menggantikan kesedihannya dengan yang lain.

Hingga Sagara menangis sebab perkataan terakhir dari Juno,

"Terima kasih dek, karena itu semua aku menemukan seseorang yang baik. Seseorang yang jadi obat, mau menunggu aku, hingga bertahan menunggu kepastian jawabanku. Dan itu adalah Hendery Sagara."

Jujur kini Sagara bertanya, siapa dirinya dulu hingga dapat sejatuh cinta itu pada sosok Herjuno Apriandi? Seorang malaikat yang terluka namun mampu tegar dengan semua yang sudah menimpanya.

Di sore kali ini, keduanya kembali ke tempat dimana pertama kali Sagara melihat Juno menangis. Di alun-alun kota, sembari menatap lembayung bersama. Dengan kedua tangan saling menggenggam, menyalurkan perasaan masing-masing. Sama-sama menikmati sesuatu yang indah dan di sajikan oleh alam.

Sang Lembayung. Penyatu mereka berdua.

"Kata mbak Ari, kamu tadi nangis ya Hen?" Sebuah pertanyaan membuat Hendery mencebik. Menyalahkan si gadis yang entah kenapa menjadi cepu. "Jujur loh Hen, kamu nangis?" tanya Juno lagi menginginkan jawaban.

Hendery mengangguk lesu. Siap dengar ledekan dari Juno. Namun, si Sagara tak mendengar sebuah kekeh atau candaan. Hanya senyum yang terpatri di wajah Juno dan sebuah kata lembut terucap.

"Terima kasih" jujur dari hati yang paling dalam, Juno sampaikan tulus.

"Untuk apa?"

"Mengobati luka hatiku. Kata mbak, kamu pernah bilang sama dia 'kenapa ada seseorang malaikat yang terluka akibat ulahmu?' dan mbak menangis gara-gara ucapanmu. Merasa bersalah. Tapi kamu bilang, kamu bakal nyembuhin luka ku."

Hendery mencoba mengingat, kejadian 3 tahun lalu. Saat pertama kali melihat si gadis kacau. Menyalahkan diri sendiri di depan sebuah foto. Foto Juno yang tersenyum lebar juga riang. Ari menangis saat itu.

'Seorang malikat, terluka karena aku! Dosaku besar kan Der?!'

Ya saat itu, saat Sagara tanpa sadar telah menumbuhkan rasa simpati pada Juno tentang cerita hidupnya. Hingga keduanya bertemu untuk pertama kali, Juno yang rapuh sangat ingin Sagara lindungi bagaimanapun caranya. Lama-lama, Sagara yakin, jika hatinya telah jatuh pada sosok figur seindah lembayung.

Hendery tersenyum, menoleh ke arah Juno. Menatap manik mata indahnya, memuji setiap lekuk indah di wajahnya. Kemudian mencuri sesuatu dari bibirnya. Kecupan sederhana yang membuat Juno pipinya memerah.

"Itu karena aku mencintaimu. Mencintai seorang Herjuno. Mau melangkah bersama ku dan habiskan waktu bersama selamanya?"

Juno mengangguk pelan, sembari makin menggenggam tangan Hendery semakin erat. Meletakkan kepalanya ke pundak Hendery. Menikmati sore mereka bersama.

Sesederhana ini mereka memadu kasih.

Sesederhana ini mereka memadu kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup keduanya tampak bahagia, maka aku juga akan bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cukup keduanya tampak bahagia, maka aku juga akan bahagia. Terima kasih Sagara, kamu mau menyembuhkan malaikat yang aku lukai.

ー Ari





Jadi cerita ini selesai sampai disini.
Mungkin akan ada penutup namun gak dalam waktu dekat karena kondisi.

Terima kasih semuanya sudah mau mengikuti kisah sederhana lembayung, tentang Hendery Sagara bersama Herjuno Apriandi.

Sampai Jumpa lagi di kisah henxiao lainnya.

Salam manis dari Sagara dan Juno

Lembayung || Henxiao ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang