ー Dua

1.3K 231 20
                                    

Banyak perasaan yang membuncah ketika waktu itu, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, pintu depan kediaman Prananda terbuka lebar. Menampilkan wajah-wajah yang Juno kenali sebagai keluarga besar Prananda. Mug teh punya ndoro Irene hampir ia jatuhkan dari nampan. Ketika melihat, akhirnya Haryang kembali.

Ada rasa membuncah, ingin memeluk yang dulunya pernah jadi semestanya. Ingin protes, tiga tahun itu lama. Tapi apa daya, semestanya itu sudah di genggam oleh orang lain. Tangannya dan jalinan takdir sudah milik sepenuhnya, hak utuh Arkian Kunantara. Menggenggam erat tangan Haryang seolah enggan lepas.

Membuatnya menangis, mengaku pada mbak Ari jika itu tangis pelepas rindu. Padahal tangis tentang patah hati yang tak kunjung usai.

"Jun, kenalin temen mbak. Editor buku kesayangan mbak. Namanya Hendery, kamu bisa panggil dia Dery."

Dihari yang sama, Seorang Sagara hadir di hadapannya. Memperkenalkan diri dengan manis. Berkata narsis, jika tidak karenanya, Ari tidak bisa merevisi novel-novelnya.

"Semoga kita bisa dekat ya!"

Ucapan lugas dan percaya diri, cukup di buktikan dengan aksi. Meski hanya lewat dan sesekali menyapa, 'Hai Juno!' bagi Sagara, mereka punya titel persahabatan.








Jogja tidak pernah berubah. Meski tiga tahun lamanya, alun-alun masih sama. Masih sama saat dengan jelasnya Haryang mematahkan hatinya untuk kesekian kali. Juno duduk manis dengan kamera yang di pangku. Diikuti sang Sagara setelah memarkirkan vespa milik mbak Ari.

Setelahnya, menyodorkan sebotol teh dalam kemasan.

"Ngajak keluar cuma ngasih nu greentea?" Kelakar Juno.

Membuat Hendery terkekeh gemas.

"Kalo aku ngasih cincin tunangan kan bahaya" canda Hendery membuat keduanya tertawa.

Setelahnya diam. Sama-sama menikmati lembayung yang memayungi Jogja.

"Aku suka liat kamu tertawa" setelahnya, kalimat itu keluar dari Sagara. Membuat Juno hanya bisa tersenyum kecil.

"Makasih udah mengejek"

"Hey, aku muji kamu ya Herjuno Apriandi!"

Protesan itu, buat mereka tertawa. Senja kali ini, tampak lebih indah daripada biasanya. Dari pada senja lewat jendela kamar milik Juno.

"Hah, aku mau makan es krim"

"Gak boleh"

"Heh, kenapa?"

"Bukannya lagi pilek?"

Juno merengut lucu, kemudian bergaya imut dihadapan Hendery. Buat Hendery menjawili hidung mancung miliknya. Gemas.

"Ayok deh!" ajaknya kemudian. Juno teriak kegirangan. Baginya, perlahan. Perasaan Juno terhadap Haryang memudar. Ketika hanya bercanda kecil bersama Sagara.

"Traktir?"

"Oke. Tapi besok kamu harus senyum lagi ya?"

"Beres!"

"Beres!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini waktu lagi nunggu eskrim bareng Apriandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini waktu lagi nunggu eskrim bareng Apriandi. Sibuk banget benerin kamera astaga!

ー Hendery Sagara

Lembayung || Henxiao ✅✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang