Juno berhenti tepat di depan pintunya. Membuat Sagara yang mengikutinya di belakang melihat sosok Herjuno bingung. Lelaki dengan alis tebal itu tak bergerak, membuat si Sagara mengintip apa yang membuat Juno berhenti di depan pintunya.
Sebuah kotak. Sagara tebak, dalamnya sepasang sepatu. Ia juga menebak siapa sang pemberi.
"Dari Haryang ya?" tanya Hendery membuat Juno sedikit berjengit akibat kaget.
"Ya, sepertinya" jawab Juno.
"Kenapa gak diambil?"
Juno hanya diam. Lalu mengambil kotak berbungkus kertas kado. Menimbang, apa yang harus ia lakukan dengan kado ini. Tertera jelas siapa sang pengirim. Seseorang yang ingin segera dilupakan oleh Herjuno Apriandi.
"Jun ayo masuk! kakiku pegal nih!" Hendery protes membuat lamunan Juno buyar. Membuat Juno membuka pintu kamarnya membiarkan Hendery masuk lebih dulu. Kemudian Juno menyusul setelah meletakkan kotak berisi kado dari Haryang di nakas dekat pintu miliknya. Menyusul sang Sagara yang kini telah nyaman tergeletak di kasur milik Juno.
Juno menatap lantai, memdapati banyaknya bawaan dari sang Sagara. Mulai dari kotak berisi kue, bungkus plastik yang entah apa dalamnya. Kemudian matanya kembali menatap si Hendery Sagara yang nampak nyaman tergeletak sembari memainkan ponselnya.
"Bawaanmu kok banyak? jangan bilang..." Hendery menatap sosok Juno yang sibuk tersenyum jahil. Membuat Hendery tertawa.
"Kebetulan aku mau jumpai mbakmu yang udah seminggu gak pulang ke apartemen karena betah di Salatiga. Terus mbakmu bilang, kamu ultah. Yaudah deh, sogokan biar aku di izinin nginep." Jelasnya membuat Juno hanya mengangguk saja. Kemudian sada akan satu hal.
"Sedekat apa kita sampai aku mau izinin kamu nginep disini?!" protesnya membuat Hendery memasang wajah memelas.
"Kita kan temenan. Konco akrab." Katanya di akhiri senyum memohon.
Juno hanya memutar bola matanya malas. Lalu duduk di lantai membongkar seluruh barang bawaan si Sagara. Ada kue ulang tahun dan sebuah kotak yang tidak terlalu kecil. Tapi isinya lumayan agak berat.
"Ini apa?" tanyanya pada Hendery yang sedari tadi hanya menatapi dirinya melakukan apapun.
Si Sagara hanya menyuruhnya untuk membuka kotak. Lalu mendapati sebuah kotak musik kecil dari kayu yang begitu cantik. Ada ukiran namanya di sana. Yakin, ini sudah sang Sagara pesan lama.
"Cantik gak?" tanya Hendery dengan penasaran dan Juno mengangguk lalu tersenyum kemudian.
"Cantik. Makasih."
Katanya. Setelah itu menatap kue ulang tahun sederhana itu. Diam-diam tersenyum, hari ini setelah tiga tahun lamanya, seseorang menemaninya dalam rangka merayakan hari kelahirannya meski sederhana.
Sang Sagara turun dari kasur. Duduk berhadapan dengan Herjuno. Perlahan menepuk kedua tangannya dan mulai bernyanyi. Lagu sederhana, sesederhana sosok Juno dimata Sagara. Happy birthday.
"Happy b'day Juno... happy b'day Juno... happy b'day... happy b'day... happy b'day Juno!!!"
Juno terkekeh. Mungkin, Juno dapat menandai hari ini sebagai hari terbaik baginya.
"Kamu tau, sesederhana ini aku ingin membantumu tertawa, ingin membantumu bahagia. Pokoknya setelah ini, jangan menangis lagi ya Jun..." Ucapnya yang membuat Juno hanya tersenyum.
"Cari aku kalo kamu sedih. Aku bakalan buat kamu ketawa Jun." Tambahnya lagi.
Malam ini, ditemani kue ulang tahun diantara keduanya mereka menghabiskan malam bersama sembari bercerita hingga jatuh tertidur ketika fajar telah tampak.
"Selamat ulang tahun, Juno..."
Selamat ulang tahun kesayangan Sagara.
Semoga bahagiamu tersegerakan karenaku
heheheheー Hendery Sagara
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung || Henxiao ✅✅
Fanficー 🌙 Lokal ! AU [Another story from Arkian & Haryang] "Ketika kita kehilangan, sebenarnya Tuhan cuma sedang mengantikannya dengan sesuatu yang lain" ー The Sweet Sin. bxb; lokal; henxiao;