LARA TAK BERUJUNG
Gurat Sastra Indonesia
Kamu tau apa yang kusuka
Namun, senja kembali menjelma menjadi kaca
Ia berserakan di pelataran rumahku
yang selalu kemarau akan pulangmu.
Diriku termenung menunggu
Seakan jiwa tak berpihak padaku
Kabut itu merenggut senjaku
Hingga aku kembali termangu
Sampai mentari terlelap diujung barat
Hadirmu tak kunjung sampai padaku
Asa semakin melarat menapaki rindu yang kian sarat
Seolah buana mencampakkanku dalam lingkaran kelabu.
Oh ... dimana dirimu
Di sini aku menunggu
Bersimpu di pohong rindang
Kepastian dirimu tak, kunjung datang
Engkau datang lantas pergi
Akankah kau akan kembali?
Mengukir kembali prasasti hati
Menyibak tabir di antara dua diri
Purnama kian meredup
Letih menantimu hingga sayup
Pergimu menjadi dera
Membuat hati kian lara
Diamku tak berarti kalah
Siksamu tak berarti duka
Namun, berarti perjuangan
Hingga kini kau tak memberi kepastian
Ruang Semu, 08 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Belantara Sastra
RandomGoresan karya dari pemikiran yang tak sama. Untaian kata yang tercipta dari rasa yang lama terpendam. Aksara yang melebur jadi satu dalam rangkaian sastra penuh makna.
