Kehilangan

11 4 0
                                    

KEHILANGAN
Sambung Karya GSI 3

Petang berganti malam, dan aku masih saja enggan beranjak dari ratapan-ratapan kehilangan. Ya, aku telah kehilangan dirimu semenjak namanya hadir dalam lembaran takdir yang harus mempertemukanmu dengannya.

Namun, aku tak punya kuasa. Hanya meratap yang kusuguhkan. Meski logika tak meluruskan.

Ditemani rembulan dalam kesepian. Diam-diam ku menangis dengan rasa sakit. Bertanya-tanya pada sang Maha Kuasa mengapa hal ini harus terjadi padaku.

Kesunyian dan kegelapan malam menjadi temanku sejak lama dan kau pergi menambah hariku semakin tidak berwarna. Ingatlah, janjimu untuk tidak meninggalkanku. Kau lupa atau memang ingin meninggalkan aku yang sudah terlanjur mencintaimu dengan sangat?

Mencintaimu tulus dalam hatiku, kenapa kamu meninggalkan aku. Apa salahku?
Kau tega meninggalkan dengan temanku.

Teman yang selalu berada dalam kalbu
Membuatku seakan menorehkan luka dalam atmamu
Bisakah kau kembali dalam dunia fantasi yang tercipta di antara kita?

Bagaimana bisa kalian bermain-main di belakang? Apakah kau tidak menggunakan akal sehat kalian? Kalian tidak memikirkan keadaanku setelah semua terbongkar? Aku benci kamu, tapi aku lebih benci padamu, teman.

Sejenak aku meratapi yang telah kau perbuat. Namun, untuk apa kuratapi semua itu? Aku telah kehilangan.

Ya, aku telah kehilangan. Jadi begini ya rasanya kehilangan? Rasanya sesak, sedih, kecewa campur aduk. Tapi, kuyakin ada hikmah di balik kepergianmu.

Aku percaya bahwa di balik rasa kecewa, sakit hati, sedih akan ada sebuah kejadian yang indah. Tuhan pasti akan mendengar semua doa-doa hamba-Nya. Aku akan berusaha untuk ikhlas melupakan semua yang telah terjadi. Walau hal itu terasa berat buatku untuk melupakan masalah ini.

Yang hilang biarlah hilang. Takkan lagi kutangisi, tak juga kucari lagi. Kenangan yang pernah kita arungi, biar kusimpan hingga nanti.

Berusaha melupakanmu dan mengikhlaskan agar kau bahagia dengannya. Dunia tak menyetujui, jika aku bersamamu karena dia tau siapa yang lebih tepat untuk diriku. Tuhan juga menunjukan kau bukanlah takdirku dan menghidarkan aku dari sakit yang berlarut-larut.

Larut dari kesedihan tidak membuat aku untuk melupakan nya lebih baik aku move dan menatap masa depan, mungkin Tuhan memberikan Aku sesuatu yang lebih baik.

Karena mau bagaimanapun, hanya ragamu yang pergi, dan jarak yang memisahkan. Tapi, semua kenangan kita dahulu, tersimpan rapi dalam ruangan yang aku namakan "rindu". Akan terus aku simpan dan jaga. Sampai akhirnya kita dipertemukan kembali.

Sudahlah, tak perlu diperpanjang.
Karna pada hakikatnya, hanya aku yang merasa kehilangan.
Hanya aku yang terdampar dalam ruang hampa, tanpa kau. Bukan, kau.

Rabu, 22 Juli 2020

Belantara SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang