PART 5

61 45 9
                                    

Rafhael,Tania,Aaron dan Sandra berjalan bebarengan menuju pintu masuk bioskop setelah mereka tidak sengaja bertemu di area parkir secara bersamaan, tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulut mereka, diam membisu, membiarkan langkah menuntun waktu pada tempat yang akan dituju, seperti ada perasaan yang mengganjal pada diri mereka, sulit terungkap, dengan rasa malu yang mendekap.
Seketika suara panggilan seseorang membuyarkan lamunan mereka.

“Wuih...wuih, ketua osis dan sang atlet lagi kencan ternyata.”

Sontak mereka berempat langsung menoleh mencari asal sumber suara yang sepertinya sudah sedikit familiar di telinga mereka, tapi siapa?

“Rey?” tebak Aaron.
“Ngapain lo disini?”

Rey sedang berdiri di tepi jalan trotoar di luar area dan kawasan bioskop, dekat dengan pintu gerbang masuk. Mereka berempat masih bisa melihat Rey beberapa meter dari tempat mereka berdiri.

“Pinter juga ya kalian ‘ 3 serangkai’ pilih cewek buat kencan, cantik lho.” gumam Rey setengah mengejek.
“Mulut lo jangan asal bicara ya kalo nggak tau apa-apa.” kali ini Sandra langsung menyambar, ia sudah tidak bisa menahan lagi, melihat tingkah Rey saat di sekolah saja membuatnya gregetan, ditambah lagi sekarang dengan perkataanya yang tanpa disaring dulu itu membuatnya tidak bisa menahan omelanya lagi.

Rey lagi-lagi dengan gayanya menghisap rokok dengan santai menghembuskanya melalui lubang mulut yang dikecilkan sehingga menimbulkan efek lama untuk asap yang keluar style yang biasa dilakukan Rey, tanpa menghiraukan omelan dan muka Sandra memerah menatapnya tak suka.

“Sayang sekali kalau kalian tidak lagi berkencan, padahal bioskop tempat yang paling pas untuk kalian beraksi.”
“Rey! Tutup mu...” Rafhael menahan Sandra agar tidak tersulut emosinya.
“Udah jangan diladenin percuma.”

Rafhael tidak bisa menindak Rey, karena ini zona liar batas luar sekolah, Rafhael tidak bisa berbuat apa-apa dengan status jabatanya ia tidak punya pilihan lain selain bersabar dan menahan emosinya.

“Asal lo tau Rey, dugaanmu salah tentang kami, itu tidak seperti yang lo pikirkan, gue harap lo bisa bersikap sedikit lebih sopan bukan hanya di lingkungan sekolah tapi juga di luar sekolah, itu adalah aspek yang sangat penting untuk kehidupan bersosial.” ceramah Rafhael.

“Iya iyaa pak haji oke.”

Rey sedikit meledek Rafhael, ia kesal di dalam maupun di luar sekolah menurutnya Rafhael tetap saja bersikap sok bijak, kuping rasanya udah penuh dengan ceramah-ceramah Rafhael saat di sekolah karena seringnya Rey membuat ulah.

“Yaudah ayo masuk guys, keburu telat nih.” sergah Aaron.
“Woy!” tiba-tiba Rey berteriak, membuat mereka kompak menoleh.
“Hati-hati ya.” ucap Rey.
“Hati-hati?” batin Tania, tapi ia tidak menanggapi pernyataan yang tak masuk akal itu.
“Apaan sih lo.” Sandra benar-benar dibuat gemes.

Rey tak menaggapi tetap dengan aktivitasnya, ada sedikit senyuman tipis yang tercetak di bibirnya, ia sedari-tadi ditemani perempuan hot berusia matang kira-kira 24 tahunan dengan kacamata hitam, celana kulit ketat sepasang dengan jaket mini yang sama hitam pekatnya berpadu dengan tanktop maroon sebagai dalamanya, tak lupa polesan lipstik merah tebal yang lumayan menggoda, ia tidak angkat bicara dan hanya menyimak pembicaraan saja sambil merokok dengan santainya. Bagi mereka sudah tidak kaget lagi Rey bakal bergaul dengan jenis orang seperti itu, malah Sandra berpersepsi bahwa cewek yang bersama Rey itu adalah gigolonya sendiri.

Suasana bioskop semakin malam kian ramai saja, pengunjung datang bergelombang-gelombang, ronde demi ronde. Wajar saja malam menjelang minggu ialah waktu favoritnya orang Jakarta, tempat semacam bioskop seperti ini menjadi opsi yang paling tepat untuk menghibur penatnya otak.
Bioskop itu sendiri berfasilitas 4 Studio,Store,Kafe dan toilet sebagai pelengkap. Total ada 4 film berbeda yang ditayangkan setiap studio, Tania dan Rafhael berada di studio 3 terpisah dengan sahabatnya Sandra dan Aaron yang menempati studio 1.

“Tunggu sebentar ya.” Rafhael beranjak keluar studio dan mengisyaratkan Tania untuk menjaga tempat duduknya, film itu sendiri akan tayang 10 menit lagi, Tania dengan tidak sabar menunggu film kesayanganya itu. Tak lama kemudian Rafhael datang dengan membawa popcorn dan 2 cup coffe latte.
  
“Kok cuma bawa satu wadah popcorn?” batin Tania.

Yah, itu memang disengaja dan akal-akalanya Rafhael untuk membeli satu popcorn saja supaya bisa dibilang makan satu wadah untuk berdua, biar sedikit lebih romantis gitu.

“Terima kasih kak.” Tania tersenyum manis.

“Baling-baling bambu.”
Waaah dengan ini kita bisa terbang Doraemon.”
“Tetap jaga keseimbangan saat terbang nanti yah.”
“Suneo,Jayen,Shizuka ini pakai pakai punya kalian kita terbang sekarang juga.”

Penonton sangat menikmati film yang disajikan, sementara Rafhael sibuk memperhatikan Tania dengan raut bahagia yang terukir diwajahnya, ada sedikit unek-unek yang menggerogoti diri Rafhael saat ini.

“Andai saja ini film Roman atau Horror, Aarrrgh aku benci pikiranku.” itulah sekilas yang tercetak dipikiran Rafhael, merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat banyak pada Tania dengan film jenis kartun seperti ini, ia tidak tahu diseberang sana sahabatnya sedang nonton film apa sama Sandra, mungkin mereka sangat menikmatinya apalagi yang bergenre Romansa.
Sorot lampu proyektor sepertinya sedikit terganggu, hidup dan menyala silih berganti membuat penonton sedikit kecewa dibuatnya.
“Deep.” gelap gulita, kini proyektor mati sepenuhnya membuat beberapa orang panik dan tentunya Tania yang sudah menggandeng tangan Rafhael tanpa ada aba-aba.

“Kak, ini kenapa?”
”Tenang, mungkin ada sedikit trouble dibagian pencahayaan, bagian teknisi segera memperbaikinya.” Rafhael mengelus lembut kedua tangan Tania mencoba menenangkan, menimbulkan perasaan hangat dan  nyaman.

Proyektor kembali menyala tapi sedikit aneh, ada sesuatu yang tidak beres disana, yang muncul bukanlah film lanjutan yang dipertontonkan, akan tetapi huruf X besar model ‘Old english text MT’ yang terpampang jelas di layar dan tentu saja membuat sebagian penonton kebingungan.

“Selamat malam senang bertemu dengan kalian, jika ingin selamat tetap tenang ditempat jangan ada yang bergerak ataupun melawan.” kini suara terdengar mewakili wujud huruf X yang terpampang, suara yang disamarkan mirip sebuah aksi pembajakan.



   Terimakasih sudah membaca😊

Tinggalkan Vote dan Komen jika kalian suka.
Saran dan kritik kalian sangat diperlukan.
Diusahkan 1 Minggu 1 Part.

Thanks, see you next time🙃

RevillianhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang