Lily terbangun dari tidurnya dengan tubuh yang cukup segar. Meraba dahinya terdapat handuk kecil mengompresnya. Apakah Bibi Monica datang untuk mengompresnya? Lily heran karena saat ia tidur ia tidak mengompres dahinya. Lily tak ingin terus menerus di dalam kamar terlalu lama karena sudah cukup kemarin ia merepotkan banyak orang maka hari ini ia tak mau merepotkan semua orang dan membuat mereka cemas lalu ia bergegas ke kamar mandi dan berpakaian.
"Apa kau sudah baikan?" tanya Jessika melihat kedatangan Lily membuatnya tersenyum lalu menganggukkan kepalanya tanda membenarkan pertanyaan Jessika.
Sedangkan Freya benar-benar tak suka kepada Lily. Entah kenapa saat melihat Lily ia benci dan tak suka keberadaan wanita itu. Freya tahu bahwa Lily sepupunya tetapi ia benar benar tak suka Lily berada disekitar rumah ini.
"Kita buat rencana agar Lily diusir dari sini. Kau setuju?" bisik Gebby sangat pelan karena takut didengar oleh orang lain bahkan mereka juga takut kepada tembok yang seakan menguping pembicaraan mereka.
"Aku sangat setuju, kita buat rencana nanti" bisik Freya menatap dengan raut tak suka kepada Lily yang saat ini tersenyum seraya menyapu."meski dia sepupuku."
Arsen dan Sarah keluar dari kamar mereka dengan pakaian yang cukup rapi karena mereka ingin berkeliling sebentar tuk sekitar desa mereka ini, sudah lama mereka tak jalan jalan berdua. Kedua mata Sarah melihat Lily sedang sibuk bekerja dan menanyakan keadaan wanita itu.
"Kau sudah membaik?" tanya Sarah penuh perhatian membuat Lily merasa berdosa karena mulai menaruh hati kepada suami nyonya nya itu.
"Saya sudah baikan Nyonya. Terima kasih sudah memperhatikan saya. Maafkan kemarin merepotkan." balas Lily menunduk tak mau memperlihatkan wajah sedihnya karena ia cukup tahu diri siapa dirinya ini.
Hanya pelayan rendahan..
"Lain kali jangan sakit. Merepotkan semua orang." sinis Arsen menatap sekilas Lily yang semakin menunduk menahan air mata nya.
"Maafkan saya Tuan. Lain kali saya tidak akan sakit lagi agar tidak merepotkan semua orang" sesal Lily dengan nada pelannya. Hatinya sangat sesak saat Arsen mengatakan itu sambil mengibaskan sebelah tangannya menandakan Lily segera pergi. Tahu maksud tuan nya Lily langsung kembali berkutat dengan pekerjaannya.
Arsen mendorong kursi roda istrinya untuk sarapan pagi sebelum mereka berkeliling di desa. Hari semakin siang Arsen dan Sarah kembali pulang setelah berkeliling melihat sawah dan perkebunan teh milik Arsen. Sarah cukup senang karena sudah lama tak keluar dari rumah, kalaupun ingin keluar itu harus sepengetahuan Arsen dan bersama orang orang kepercayaan suaminya. Meski lelah Sarah dan Arsen tersenyum seraya berjalan menuju rumah besar milik mereka sampai perjalanan mereka terhenti melihat sesuatu di area rumahnya.
"Motor siapa itu?" tanya Sarah heran saat memasuki area rumah mereka melihat motor yang cukup usang dihalaman rumahnya. Arsen pun ikut heran karena di rumah mereka tak ada satupun orang yang mempunyai kendaraan terlebih ia membatasi orang orang yang masuk kearah r rumahnya.
"Kita lihat, siapa yang memiliki motor itu." suara Arsen berubah menjadi kesal karena berani-beraninya ada yang memasuki area rumahnya tanpa sepengetahuan nya. Sarah menarik nafasnya mendengar nada suara suaminya yang menahan kemarahan dan Sarah tahu sebentar lagi amarah suaminya akan meledak. Kemudian mereka berdua memasuki rumah dan berteriak memanggil Monica yang bertanggung jawab penuh atas rumah ini.
"Motor siapa di depan sana Monica? Kenapa kau memberikan dia masuk ke rumahku!" hardik Arsen membuat Monica memucat. Sarah segera memegang tangan suaminya mencoba meredakan kemarahan nya.
"Itu motor teman nya Lily, Tuan. Maafkan saya karena memperbolehkan nya masuk." Monica semakin menunduk saat mengatakan itu. Itu semua salahnya harusnya ia tak memberikan orang itu masuk tanpa sepengatahuan tuan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped by The Devil 21+ (Complete)
ChickLitWARNING❗Novel Adult Romance 🔞 Arsenino Navaro, pria kaya yang menjadi idola di desanya, hanya mencintai satu wanita: Sarah, istri cantiknya. Namun, kehidupan mereka terguncang saat Lily Stone, pelayan baru yang polos dan lugu, mulai bekerja di ruma...